JAKARTA - Menteri Dalam Negeri, Tito Karnavian, menyampaikan perkembangan terkini inflasi daerah kepada Presiden Prabowo Subianto dalam rapat terbatas di Istana Kepresidenan, Jakarta.
Laporan ini menyoroti kondisi inflasi nasional yang berada pada level terjaga, berkat stabilitas harga pangan dan koordinasi intensif antara pemerintah pusat dan daerah.
Tito menegaskan bahwa dirinya secara rutin diberi tanggung jawab untuk memantau inflasi di wilayah-wilayah Indonesia. Dalam pertemuan tersebut, Mendagri melaporkan angka inflasi yang cukup terkendali, dengan kontribusi sektor pangan menjadi salah satu faktor kunci yang mendukung kestabilan tersebut.
Koordinasi antara pusat dan pemerintah daerah dinilai berjalan baik, sehingga pemerintah mampu mengantisipasi potensi kenaikan harga yang dapat mengganggu daya beli masyarakat. Laporan ini menjadi indikator bahwa pengelolaan inflasi daerah dilakukan dengan cermat dan terstruktur.
Angka Inflasi yang Terkendali
Berdasarkan data yang disampaikan Tito, inflasi nasional tercatat sebesar 2,86 persen secara year on year, sementara perhitungan year to date mencapai 2,1 persen. Angka ini menunjukkan bahwa laju inflasi tetap berada dalam batas yang aman dan tidak mengkhawatirkan.
Sektor pangan, justru, tercatat memberikan kontribusi deflasi, membantu menahan laju inflasi di berbagai daerah. Stabilitas harga pangan menjadi faktor penopang utama karena kebutuhan pokok yang terjangkau memberikan perlindungan bagi daya beli masyarakat, terutama menjelang libur akhir tahun.
Selain itu, pemantauan harga dilakukan secara berkala untuk mengantisipasi gejolak akibat fluktuasi pasokan atau distribusi. Strategi ini memastikan bahwa masyarakat tetap dapat mengakses kebutuhan pokok dengan harga yang wajar, sekaligus menjaga kestabilan ekonomi daerah.
Peran Pemerintah Daerah dalam Menjaga Stabilitas
Tito menekankan pentingnya peran pemerintah daerah dalam mendukung upaya pengendalian inflasi. Koordinasi antara pemerintah pusat dan daerah menjadi kunci untuk memastikan harga-harga kebutuhan pokok tetap stabil, sekaligus menekan potensi lonjakan inflasi yang bisa memengaruhi masyarakat.
Pemantauan dilakukan mulai dari pengelolaan stok pangan hingga distribusi ke pasar lokal. Langkah ini memungkinkan pemerintah daerah merespons perubahan harga dengan cepat dan tepat, sehingga potensi gejolak harga dapat diminimalisir.
Selain itu, integrasi data dan komunikasi yang baik antara pusat dan daerah membuat kebijakan pengendalian inflasi lebih efektif. Dengan sistem pemantauan yang terstruktur, pemerintah dapat mengambil tindakan preventif sebelum harga naik terlalu tinggi.
Prospek Inflasi dan Fokus Kebijakan Pangan
Dengan inflasi daerah yang tetap terkendali, pemerintah optimistis mampu menjaga stabilitas harga hingga akhir tahun. Sektor pangan menjadi fokus utama, tidak hanya sebagai penopang deflasi tetapi juga sebagai instrumen untuk memastikan kesejahteraan masyarakat tetap terjaga.
Stabilitas harga pangan berperan penting dalam mendukung konsumsi domestik dan menjaga daya beli masyarakat. Pemerintah juga mendorong ketersediaan pasokan melalui distribusi yang merata, sehingga daerah-daerah yang rawan mengalami kenaikan harga tetap mendapatkan stok cukup.
Keberhasilan pengendalian inflasi ini menjadi modal penting bagi pemerintah untuk menghadapi tantangan ekonomi mendatang. Dengan strategi yang terukur, koordinasi intensif, dan pengawasan harga yang ketat, inflasi daerah diyakini akan tetap berada pada level terkendali, memberi manfaat langsung bagi seluruh masyarakat.