Timnas Voli

Timnas Voli Andalkan Spiker Muda Indonesia Untuk Curi Perhatian di SEA Games

Timnas Voli Andalkan Spiker Muda Indonesia Untuk Curi Perhatian di SEA Games
Timnas Voli Andalkan Spiker Muda Indonesia Untuk Curi Perhatian di SEA Games

JAKARTA - Kehilangan sosok Farhan Halim dari skuad Timnas voli putra Indonesia membawa dinamika baru dalam persiapan menuju SEA Games 2025. 

Situasi ini memunculkan peluang bagi sejumlah spiker lain untuk tampil menonjol dan mengisi peran yang ditinggalkan oleh sang pemain andalan. 

Keputusan pelatih Jeff Jiang Jie untuk tidak memasukkan Farhan ke dalam skuad berawal dari kendala waktu bergabung dengan tim yang tak sesuai dengan kebutuhan program pemusatan latihan. 

Klubnya, VC Nagano Tridents, tidak memberikan izin bagi Farhan untuk bergabung lebih awal, membuat persiapan menuju turnamen tidak dapat berjalan sesuai rencana.

Adapun kondisi berbeda dialami Doni Haryono yang juga tidak masuk skuad. Cedera yang belum pulih sepenuhnya membuatnya belum dapat berkontribusi secara optimal dalam persiapan tim. 

Perubahan komposisi pemain ini membuat Jiang Jie harus memutar otak dalam mencari formasi ideal, terutama di posisi spiker yang memainkan peran penting dalam sistem permainan. 

Dengan jadwal liga Jepang yang cukup padat, alasan ketidakhadiran Farhan dianggap wajar, sehingga pelatih harus fokus mencari alternatif terbaik tanpa mengambil risiko terhadap persiapan tim.

Dengan absennya dua nama berpengalaman tersebut, perhatian publik pun tertuju kepada deretan spiker muda yang berpotensi mengambil alih sorotan di ajang SEA Games nanti. 

Mereka tidak hanya menjadi pelengkap, tetapi juga kandidat utama yang bisa memainkan peran signifikan, terutama jika mampu menunjukkan performa konsisten dalam latihan dan pertandingan. 

Situasi ini memberikan kesempatan bagi pemain-pemain muda untuk tampil maksimal dan menegaskan bahwa regenerasi di tubuh Timnas voli putra Indonesia berjalan ke arah positif.

Boy Arnez Arabi dan Kapasitas sebagai Pengganti Utama

Salah satu nama yang mencuri perhatian adalah Boy Arnez Arabi, sosok muda yang dikenal publik dengan julukan “Boy Sukhoi.” Ia diharapkan menjadi senjata penting ketika Rivan Nurmulki atau Fahry Septian Putratama mengalami kebuntuan. 

Kemampuannya telah mendapatkan pengakuan luas setelah meraih penghargaan MVP SEA V-League 2025 dan MVP Livoli Divisi Utama 2025, menjadikannya salah satu talenta paling bersinar di kawasan Asia Tenggara.

Kedekatan Boy dengan pelatih Jeff Jiang Jie juga menjadi nilai tambah. Jiang Jie pernah bekerja sama dengannya ketika menangani Jakarta Lavani, dan sejak saat itu sang pelatih selalu mempercayai Boy dalam berbagai situasi pertandingan. 

Dengan kemampuan spike yang kuat serta ketenangan dalam menghadapi tekanan, Boy memiliki potensi besar untuk menjadi pengganti ideal bagi Farhan. Kehadirannya di lapangan akan menjadi faktor penting dalam memastikan variasi serangan tetap terjaga sepanjang turnamen.

Menarik dinantikan bagaimana peran Boy dalam komposisi akhir tim. Meski masih muda, pengalamannya di sejumlah ajang bergengsi memberi modal kuat untuk tampil percaya diri di panggung SEA Games. 

Jika diberi kesempatan, ia memiliki peluang besar untuk menunjukkan kapasitas sebagai salah satu spiker terbaik generasi baru Indonesia.

Agil Angga Anggara dan Tantangan Peran Lebih Besar

Selain Boy, nama lain yang diharapkan bersinar adalah Agil Angga Anggara. Meski sudah cukup lama menjadi bagian dari skuad Timnas, perannya kini menjadi lebih krusial setelah posisi spiker mengalami kekosongan. 

Ia diprediksi akan tampil lebih menonjol di SEA Games 2025 berpasangan dengan Rivan Nurmulki, sesuai ulasan media Vietnam yang menyebutkan bahwa pengalaman keduanya di klub Vietnam memberikan kontribusi penting dalam pengembangan permainan.

“Rivan bermain untuk Tan Cang The Cong, Agil berada di skuad Da Nang, sehingga membantu kedua tim Vietnam mendapatkan lebih banyak pengalaman internasional sebelum musim SEA Games,” ujar TheThao247. 

Ucapan tersebut menunjukkan bahwa Agil memiliki modal kuat dari sisi pengalaman serta pemahaman ritme pertandingan tingkat tinggi.

Keberadaan Agil yang telah mengenal atmosfer Timnas dalam waktu lama memberi stabilitas pada sistem permainan. 

Dengan situasi skuad yang berubah, ia berpeluang mengemban peran lebih besar dan menunjukkan kualitas sebenarnya. Kemampuannya sebagai spiker yang konsisten sangat diharapkan mampu menjaga produktivitas serangan dalam situasi sulit sekalipun.

Jordan Michael Susanto dan Potensi yang Mulai Bersinar

Nama Jordan Michael Susanto menjadi sosok menarik lainnya dalam daftar kandidat spiker yang berpotensi mencuri perhatian. 

Meskipun belum terlalu familiar bagi sebagian publik ketika dikaitkan dengan Timnas, rekam jejaknya di Proliga dan Livoli Divisi Utama menunjukkan kualitasnya. Postur 191 cm dan spike keras membuatnya menjadi salah satu opsi terbaik di posisi Outside Hitter apabila dibutuhkan oleh pelatih.

Jordan saat ini memperkuat Jakarta Lavani, tetapi karier profesionalnya dimulai di luar negeri bersama Hatta Club Dubai di Uni Emirat Arab. Pengalaman internasional tersebut memberi nilai tambah dalam menghadapi atmosfer kompetisi tingkat tinggi. 

Jika ia dimasukkan ke skuad akhir SEA Games 2025, maka ini menjadi kesempatan pertamanya tampil dengan Timnas senior, momen yang dapat membuka jalan bagi kariernya di masa depan.

Dengan kemampuan teknis yang solid, Jordan berpeluang menjadi kejutan positif dalam komposisi tim. Spikenya yang menukik dan ketahanan fisik yang baik memberikan variasi berbeda di sektor serangan. 

Jika mendapatkan kepercayaan dari pelatih, Jordan bisa menjadi bagian penting dari perjalanan Timnas voli putra Indonesia di Thailand nanti.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index