JAKARTA - Tunggal putri Indonesia, Putri Kusuma Wardani, harus menunda ambisinya merebut podium juara di BWF Super 500 setelah dikalahkan unggulan pertama asal Korea Selatan, An Se Young.
Kekalahan ini menjadi yang keempat kalinya bagi Putri KW menghadapi lawannya yang konsisten di ajang internasional.
Pada laga final, Putri KW kalah dua gim langsung dengan skor 17-21 dan 14-21. Meski begitu, ia tetap optimistis untuk kesempatan berikutnya.
Putri KW menjelaskan, “Alhamdulillah masih bisa diberi kesempatan untuk naik podium, tapi saya penasaran karena sudah tiga kali jadi runner up di Super 500. Tidak mudah, tapi saya ingin jadi juara di kesempatan berikutnya.”
Ia pun menyoroti strategi lawan yang mempercepat permainan usai interval, sehingga membuatnya kehilangan beberapa poin penting. Menurut Putri KW, menghadapi An Se Young membutuhkan fokus tinggi karena permainan lawan konsisten dan ketahanannya sangat baik.
All Indonesian Finals di Ganda Putri dan Putra
Indonesia meraih dua gelar juara di Australian Open 2025 melalui kategori ganda putri dan ganda putra, yang keduanya menghadirkan final sesama wakil Indonesia.
Di ganda putri, Rachel Allessya Rose dan Febi Setianingrum berhasil mengalahkan Febriana Dwipuji Kusuma/Meilysa Trias Puspitasari dalam laga sengit. Skor akhir pertandingan menunjukkan ketatnya persaingan, yaitu 18-21, 21-19, dan 23-21.
Sementara itu, di ganda putra, Raymond Indra dan Nikolaus Joaquin menumbangkan seniornya, Fajar Alfian/Muhammad Shohibul Fikri, melalui rubber game dengan skor 22-20, 10-21, dan 21-18.
Kemenangan ini menegaskan kualitas atlet muda Indonesia sekaligus memperlihatkan kedalaman persaingan dalam ganda putra maupun putri di level internasional.
Hasil tersebut menunjukkan dominasi Indonesia dalam beberapa sektor turnamen dan memberikan motivasi bagi atlet lain untuk terus berkembang. Kesuksesan di kategori ganda ini juga menjadi bukti bahwa pembinaan atlet muda berjalan efektif.
Persaingan Sengit di Final Tunggal Lainnya
Selain kemenangan Indonesia di sektor ganda, pertandingan final di kategori lain menunjukkan persaingan ketat antarnegara. Tunggal putra mempertemukan Yushi Tanaka dari Jepang dan Lakshya Sen dari India, yang dimenangkan Lakshya Sen dengan skor 15-21, 11-21.
Di sektor ganda campuran, pasangan Indonesia Jafar Hidayatullah dan Felisha Alberta Nathaniel Pasaribu kalah dari Chen Tang Jie/Toh Ee Wei dari Malaysia dengan skor 16-21, 11-21. Pertandingan ini menunjukkan kualitas tinggi atlet Asia dalam menghadapi turnamen internasional, sekaligus memperlihatkan potensi pengembangan strategi dan mental pemain Indonesia.
Keberhasilan maupun kekalahan di beberapa kategori menekankan pentingnya persiapan matang, adaptasi strategi, dan pengelolaan mental dalam menghadapi pertandingan internasional. Indonesia tetap mencatatkan prestasi signifikan meski menghadapi lawan kuat dari berbagai negara.
Harapan dan Strategi ke Depan
Keberhasilan Rachel/Febi di ganda putri dan Raymond/Joaquin di ganda putra menjadi motivasi besar bagi atlet muda lainnya, termasuk Putri KW, untuk terus meningkatkan kualitas permainan. Pelatihan intensif, strategi taktik, dan penguatan mental menjadi kunci utama agar atlet Indonesia mampu bersaing di level dunia.
Kekalahan Putri KW dari An Se Young justru menjadi pelajaran berharga. Ia menegaskan pentingnya fokus di setiap poin dan adaptasi terhadap kecepatan lawan. Sementara itu, keberhasilan ganda putra dan putri membuktikan bahwa Indonesia memiliki regenerasi atlet yang siap mengambil alih tongkat estafet prestasi bulu tangkis.
Secara keseluruhan, hasil Australian Open 2025 memperlihatkan kombinasi antara keberhasilan dan evaluasi penting untuk atlet Indonesia.
Dukungan dari pelatih, pemerintah, dan masyarakat akan menjadi faktor penentu bagi kontinuitas prestasi Indonesia di kancah internasional, sekaligus menegaskan posisi negara sebagai salah satu kekuatan bulu tangkis dunia.