JAKARTA - Prestasi membanggakan kembali diraih atlet muda Indonesia, Keisa Sihotang, asal Kabupaten Dairi, Sumatera Utara, yang memecahkan rekor nasional di nomor lari halang rintang 2.000 meter U-18.
Momen bersejarah ini terjadi pada Kejuaraan Atletik Asia Tenggara U-18 dan U-20 ke-17 yang digelar di Stadion Madya Atletik Sumatera Utara, Deli Serdang.
Keisa menorehkan waktu impresif 7 menit 24,28 detik, sekaligus mengalahkan rekor sebelumnya yang dipegang Adinda Ayuningtyas dari Yogyakarta, yakni 7 menit 24,40 detik.
Catatan waktu tipis ini menegaskan ketatnya persaingan sekaligus kualitas tinggi atlet muda Indonesia saat ini. “Sangat senang dengan hasilnya, apalagi kita juga juara umum, itu sudah melewati target awal, saya sangat bangga dengan hasilnya,” ungkap Keisa.
Kemenangan ini tidak hanya membawa medali emas bagi Keisa, tetapi juga memicu euforia di kalangan penonton dan kontingen Indonesia. Penampilan gemilangnya di lintasan lari mencuri perhatian banyak pihak, sekaligus menjadi simbol kebangkitan atlet-atlet muda Sumatera Utara.
Kontribusi Atlet Sumut bagi Prestasi Indonesia
Selain Keisa, atlet-atlet Sumatera Utara lainnya juga menyumbangkan medali bagi kontingen Merah Putih. Jakabiran Harahap meraih medali perak di nomor lari 1.500 meter, sedangkan Sultan Hasibuan menyabet perak di nomor lari halang rintang 3.000 meter U-18.
Tidak ketinggalan, Jendri Pakpahan berhasil membawa pulang medali perunggu di nomor lari halang rintang 3.000 meter U-20.
Keseluruhan kontingen Indonesia tampil dominan dan keluar sebagai juara umum pada kelompok umur ini. Indonesia mengumpulkan total 14 medali emas, 15 perak, dan 16 perunggu, unggul atas pesaing terdekat, Vietnam, yang meraih 13 emas, 12 perak, dan 16 perunggu. Filipina berada di posisi ketiga dengan 11 emas, 4 perak, dan 1 perunggu.
Dominasi Indonesia di kejuaraan ini menunjukkan bahwa atlet-atlet muda Tanah Air memiliki potensi besar untuk bersaing di kancah internasional. Keberhasilan ini sekaligus membuktikan bahwa pembinaan atletik di berbagai provinsi berjalan dengan baik, terutama di Sumatera Utara.
Optimisme Tinggi untuk Masa Depan Atletik Indonesia
Ketua PB PASI Sumut, David Luther Lubis, memberikan apresiasi tinggi terhadap prestasi atlet muda ini. Ia menyebut pencapaian Keisa dan kawan-kawan merupakan bukti nyata dari pembinaan yang maksimal, fasilitas yang memadai, serta dukungan dari tim pelatih dan pemerintah daerah.
“Kami sangat bangga salah satu atlet binaan SPOBDA Sumut berhasil meraih medali emas, perak, dan perunggu, sekaligus memecahkan rekor nasional,” ungkap David.
Menurutnya, kompetisi ini menjadi cerminan masa depan atletik Indonesia untuk dua hingga tiga tahun ke depan, sekaligus memunculkan optimisme tinggi bagi generasi muda untuk menekuni olahraga atletik.
Keberhasilan ini diharapkan memicu semangat atlet-atlet muda di seluruh negeri untuk terus berlatih keras dan berprestasi di ajang internasional. Regenerasi atlet nasional dinilai berjalan positif dengan munculnya talenta-talenta baru yang mampu menjaga prestise Indonesia di dunia olahraga.
Dukungan dan Strategi untuk Memajukan Atletik
Selain mengapresiasi prestasi individu, PB PASI Sumut menekankan pentingnya kolaborasi tim dan strategi pengembangan atletik secara berkelanjutan. Fasilitas latihan yang memadai, program pembinaan berjenjang, dan kompetisi rutin menjadi faktor penting agar atlet muda dapat mencapai potensi maksimal.
Keisa Sihotang menjadi contoh nyata bagaimana pembinaan, kerja keras, dan motivasi tinggi mampu menghasilkan prestasi yang membanggakan.
Kontingen Sumatera Utara bertekad terus mempertahankan posisi sebagai lumbung medali Indonesia di ajang internasional, sekaligus menyiapkan atlet muda untuk menghadapi Kejuaraan Asia, Olimpiade Junior, maupun event internasional lainnya.
Kesuksesan Keisa dan tim atletik Indonesia membuktikan bahwa regenerasi olahraga nasional berjalan positif. Dukungan masyarakat, pemerintah, dan stakeholder terkait diharapkan semakin mendorong atlet muda untuk terus berprestasi dan mengharumkan nama bangsa di kancah internasional.