JAKARTA - Menteri Transmigrasi Republik Indonesia, Iftitah Sulaiman Suryanagara, meninjau langsung lokasi pembangunan Kampus Patriot di Sigi Kota, Kabupaten Sigi, Provinsi Sulawesi Tengah.
Kunjungan ini menegaskan komitmen pemerintah untuk menghadirkan model pendidikan yang dekat dengan praktik nyata di masyarakat.
“Hari ini kami bersama pemerintah provinsi dan kabupaten meninjau lokasi rencana pembangunan kampus patriot di kawasan transmigrasi Oloboju,” ujar Iftitah.
Kampus Patriot akan menampung para penerima beasiswa S2 patriot dari tujuh universitas terkemuka di Indonesia, yakni UI, UNDIP, UGM, IPB, ITS, ITB, dan UNPAD. Mereka tidak akan menempuh pendidikan di kampus utama, melainkan langsung berada di kawasan transmigrasi untuk belajar sambil berinteraksi dengan masyarakat.
Pemerintah daerah telah menyiapkan lahan seluas lima hektare sebagai lokasi Kampus Patriot. Penempatan kampus di Sigi dipilih untuk mendorong keterhubungan antara dunia akademik dan lapangan, sehingga mahasiswa dapat mengaplikasikan ilmu yang mereka pelajari dalam konteks nyata.
Mendekatkan Pendidikan dengan Dunia Nyata
Menurut Menteri Transmigrasi, tujuan utama Kampus Patriot adalah memastikan mahasiswa mampu menghasilkan solusi yang relevan bagi masyarakat.
“Misalnya nanti diputuskan kampus ini di Kabupaten Sigi sebagai kampus patriot untuk wilayah tengah, maka mahasiswa sehari-hari akan berada di Sigi dengan tujuan melekatkan dunia kampus dengan dunia nyata di lapangan. Jadi ketika berbicara soal pengentasan kemiskinan, mahasiswa tidak lagi belajar di ruangan simulator, tetapi sudah berada di lapangan,” jelasnya.
Model pendidikan ini menekankan aksi nyata. Mahasiswa diharapkan dapat memberikan rekomendasi berbasis pengalaman lapangan yang berdampak pada pembangunan ekonomi lokal. Fungsi Kampus Patriot bukan sekadar pendidikan formal, tetapi juga sebagai akselerator pertumbuhan ekonomi inklusif dan berkelanjutan.
Dengan keterlibatan mahasiswa, peningkatan produktivitas dan investasi di daerah dapat membuka lapangan kerja baru.
Para patriot akan membantu masyarakat melalui pendampingan dan pemberdayaan sehingga tenaga kerja lokal siap menghadapi peluang kerja yang muncul. Tujuannya adalah memastikan masyarakat setempat tetap menjadi tuan rumah pembangunan di daerah mereka sendiri.
Model Kampus Modular dan Fleksibel
Iftitah menegaskan bahwa model Kampus Patriot tidak bersifat permanen, melainkan menggunakan konsep modular box yang bisa dibongkar pasang. Hal ini memungkinkan kampus berpindah sesuai kebutuhan wilayah yang membutuhkan pendampingan lebih intensif.
“Nantinya jika masyarakat sekitar kampus patriot sudah mandiri, maka kampus bisa berpindah ke daerah lain yang lebih membutuhkan,” kata Menteri Transmigrasi.
Konsep ini menekankan fleksibilitas dan responsivitas terhadap kondisi lokal, sekaligus menumbuhkan inovasi dalam penyelenggaraan pendidikan yang terintegrasi dengan pembangunan sosial-ekonomi.
Selain fleksibilitas lokasi, Kampus Patriot juga mengedepankan kolaborasi lintas sektor. Mahasiswa tidak hanya belajar dari dosen, tetapi juga dari pengalaman masyarakat dan tantangan nyata yang ada di lapangan.
Metode pembelajaran ini diharapkan menghasilkan lulusan yang siap mengimplementasikan solusi praktis dan inovatif di berbagai bidang, mulai dari ekonomi, pertanian, hingga pengembangan komunitas.
Proyeksi Anggaran dan Target Patriot
Pemerintah telah mengalokasikan proyeksi anggaran pembangunan dan beasiswa Kampus Patriot sebesar Rp500 miliar. Anggaran ini mencakup pembangunan fasilitas modular serta dukungan untuk 1.000 mahasiswa patriot.
Rencana pembangunan dijadwalkan mulai awal tahun 2026, menandai langkah konkret pemerintah dalam memadukan pendidikan tinggi dengan pembangunan daerah.
Dengan Kampus Patriot, Indonesia menghadirkan model pendidikan yang berpihak pada pemberdayaan masyarakat, pengembangan kapasitas lokal, dan inovasi berbasis komunitas.
Para mahasiswa diharapkan menjadi agen perubahan yang mampu menjembatani dunia akademik dan dunia nyata, memastikan bahwa pertumbuhan ekonomi yang tercipta dapat dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat.
Kampus Patriot Sigi merupakan contoh nyata bagaimana pendidikan tinggi dapat difokuskan pada aksi nyata dan keberlanjutan sosial.
Keberadaan kampus ini menjadi pionir dalam mengintegrasikan pembelajaran, pemberdayaan masyarakat, dan pembangunan ekonomi secara seimbang, sekaligus mencetak generasi yang siap menghadapi tantangan pembangunan di era modern.