JAKARTA - BMKG mengungkapkan sejumlah wilayah di Indonesia bagian barat telah memasuki puncak musim hujan.
Fenomena ini terjadi mulai November hingga Desember, dan sebagian besar masyarakat merasakan intensitas hujan meningkat dibanding awal musim.
Deputi Bidang Klimatologi BMKG, Ardhasena Sopaheluwakan, menjelaskan bahwa musim hujan kali ini cukup normal secara keseluruhan, meski ada sebagian wilayah yang curah hujannya di atas normal.
“Sebagian besar wilayah Indonesia curah hujan, sifat hujannya adalah normal secara mayoritas dengan diwarnai di beberapa daerah 27% itu di atas normal,” ujar Ardhasena.
Wilayah yang lebih awal mengalami puncak hujan ini meliputi Sumatera, Banten, Jawa Barat, dan sebagian Jawa Tengah, dengan intensitas yang bervariasi sesuai kondisi lokal.
Wilayah Selatan dan Timur Siap Hadapi Hujan Puncak
Sementara itu, wilayah Indonesia bagian selatan dan timur diperkirakan baru akan memasuki puncak musim hujan pada Januari hingga Februari. Kondisi ini tidak serentak dengan wilayah barat, sehingga masyarakat di daerah selatan dan timur harus bersiap menghadapi hujan lebat lebih akhir.
BMKG mencatat hujan dengan intensitas tinggi beberapa hari terakhir, seperti di Tanah Merah, Papua Selatan (92,2 mm/hari), Palembang, Sumatera Selatan (65,2 mm/hari), dan Tanjung Harapan, Kalimantan Timur (60 mm/hari).
Selain itu, wilayah Nunukan, Kalimantan Utara (70,2 mm/hari), Bandaneira, Maluku (62,9 mm/hari), Makassar, Sulawesi Selatan (61,4 mm/hari), Mimika, Papua (58,2 mm/hari), dan Tolitoli, Sulawesi Tengah (56,3 mm/hari) juga mencatat curah hujan tinggi.
Faktor penyebab hujan lebat ini bervariasi, mulai dari skala global, regional, hingga lokal, sehingga masyarakat disarankan tetap waspada dan memantau informasi BMKG secara rutin.
Persentase Wilayah Indonesia yang Terpengaruh Musim Hujan
BMKG mencatat sebanyak 47,6% wilayah Indonesia telah masuk musim hujan pada periode September hingga November. Sumatera dan Kalimantan menjadi wilayah yang merasakan hujan lebih awal dibanding daerah lain.
Sebagian besar wilayah mengalami musim hujan normal, namun 27% Zona Musim (ZOM) mengalami hujan lebih basah dari biasanya. Zona ini meliputi sebagian kecil Sumatera, sebagian besar Banten, sebagian Jawa Barat, sebagian Jawa Tengah, sebagian Jawa Timur, sebagian Bali, sebagian Nusa Tenggara Timur, sebagian Sulawesi, sebagian Maluku, Papua Barat bagian timur, dan sebagian Papua.
Sementara itu, 7,1% ZOM atau 51 zona mengalami hujan sesuai prediksi normal, dan 8% ZOM atau 56 zona mengalami musim hujan lebih mundur dari biasanya.
Pemetaan ini membantu pemerintah dan masyarakat merencanakan antisipasi banjir, tanah longsor, dan dampak hujan lainnya dengan lebih tepat.
Waspada dan Persiapan Menghadapi Puncak Hujan
Kondisi musim hujan yang berbeda di setiap wilayah menuntut kesiapsiagaan dari masyarakat dan pihak terkait. Di wilayah barat, masyarakat diimbau menjaga drainase, mempersiapkan perlengkapan hujan, serta tetap memantau perkembangan cuaca.
Sementara wilayah selatan dan timur, meski belum memasuki puncak, juga disarankan mempersiapkan diri lebih awal agar menghadapi hujan lebat tidak tergesa-gesa. BMKG menekankan pentingnya memahami pola hujan setiap wilayah, karena faktor global, regional, dan lokal memengaruhi intensitas curah hujan.
Dengan informasi yang akurat dan kesiapsiagaan yang baik, dampak negatif dari musim hujan bisa diminimalisasi. Masyarakat diminta memantau peringatan dini BMKG agar tetap aman dan nyaman menjalani aktivitas sehari-hari selama musim hujan berlangsung.