JAKARTA - Perkembangan penerimaan pajak daerah kembali menjadi perhatian setelah laporan terbaru menunjukkan capaian yang terus bergerak naik di Kabupaten Kutai Barat dan Mahakam Ulu.
Penyampaian resmi dari Unit Pelaksana Teknis Daerah Pelayanan Pajak dan Retribusi Daerah menggambarkan bagaimana target penerimaan telah ditetapkan melalui mekanisme anggaran perubahan, sekaligus menegaskan pentingnya kinerja lapangan dalam mendukung pendapatan daerah.
Kepala UPTD PPRD Samsat Kutai Barat, Mulia Pardosi, menjelaskan bahwa target dalam APBD-P mencakup Pajak Kendaraan Bermotor, Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor, Pajak Air Permukaan, serta Pajak Alat Berat.
Total target pajak daerah yang mencapai lebih dari Rp61 miliar menjadi dasar kerja tim pelaksana, sekaligus acuan dalam melihat sejauh mana penerimaan dapat mendekati target pada akhir tahun.
Pardosi menilai bahwa perkembangan penerimaan saat ini memberikan gambaran yang cukup positif, terutama karena sebagian besar komponen pajak menunjukkan arah yang mendukung penyelesaian target.
Ia menyampaikan bahwa dinamika penerimaan ini juga menjadi indikator stabilitas ekonomi daerah, yang selama beberapa bulan terakhir masih menunjukkan aktivitas cukup kuat pada masyarakat.
Realisasi Pajak Kutai Barat Menguat
Dalam laporannya, Pardosi mengungkapkan bahwa realisasi hingga penilaian pertama telah mencapai lebih dari Rp52 miliar. Nilai ini setara dengan 85,41 persen dari total target, mencerminkan kontribusi pajak daerah yang berasal dari empat sumber utama.
Pada kategori Pajak Kendaraan Bermotor, realisasi telah mencapai lebih dari Rp24 miliar, dengan persentase di atas 82 persen. Kontribusi ini turut diperkuat oleh penerimaan dari Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor yang mencapai lebih dari Rp27 miliar dan berada pada kisaran 88 persen dari target.
Penerimaan dari Pajak Air Permukaan juga menunjukkan perkembangan stabil dengan capaian lebih dari Rp759 juta, sementara Pajak Alat Berat mencatat realisasi di atas Rp1,9 miliar.
Pardosi menyampaikan bahwa pencapaian ini memberikan dasar yang cukup kuat bagi peningkatan selanjutnya. Ia menuturkan, “Total realisasi pajak daerah hingga Oktober mencapai 85,41 persen atau Rp52,86 miliar,” sebagai gambaran umum perkembangan penerimaan.
Memasuki periode penilaian berikutnya, capaian penerimaan kembali meningkat. Nilainya telah mencapai Rp55,63 miliar atau 89,89 persen dari target. Kenaikan terjadi pada hampir seluruh komponen, terutama PKB dan BBNKB yang mencatat capaian persentase di atas 87 dan 92 persen.
Penerimaan dari Pajak Air Permukaan juga bergerak naik menjadi lebih dari Rp788 juta, sementara Pajak Alat Berat menunjukkan tambahan capaian walaupun masih jauh dari target.
Pardosi menegaskan bahwa peningkatan tersebut memberikan optimisme menuju penyelesaian target pada akhir tahun.
Kontribusi Pajak Mahakam Ulu
Selain Kutai Barat, Pardosi juga menjelaskan progres penerimaan dari Kabupaten Mahakam Ulu yang hanya mengelola dua jenis pajak utama, yaitu PKB dan BBNKB.
Target yang ditetapkan mencapai lebih dari Rp5 miliar, dengan PKB berada pada posisi Rp940 juta dan BBNKB pada kisaran Rp4,182 miliar. Realisasi tahap awal menunjukkan pencapaian yang telah menembus angka 73,27 persen dari target.
Pada komponen PKB, realisasi telah mencapai lebih dari Rp600 juta, sedangkan BBNKB mencatat capaian lebih dari Rp3,1 miliar.
Selisih antara realisasi dan target masih terlihat, namun perkembangan tersebut dianggap sebagai pijakan penting dalam mengukur potensi pemenuhan target hingga akhir tahun.
Memasuki periode berikutnya, penyerapan pajak kembali meningkat menjadi 77,22 persen atau setara lebih dari Rp3,95 miliar. Penerimaan PKB naik menjadi lebih dari Rp642 juta, sementara BBNKB menunjukkan capaian lebih dari Rp3,3 miliar.
Dalam laporannya, Pardosi mengatakan bahwa perkembangan tersebut menunjukkan komitmen pelayanan pajak yang terus diperkuat di wilayah Mahakam Ulu, sekaligus memastikan bahwa target dapat dikejar melalui peningkatan pelayanan dan sosialisasi.
Pardosi kemudian menutup penyampaiannya dengan menyebutkan, “Total realisasi pajak daerah Mahakam Ulu mencapai 77,22 persen,” sebagai gambaran final perkembangan penerimaan daerah.
Optimisme Menuju Akhir Tahun Anggaran
Rangkaian capaian baik di Kutai Barat maupun Mahakam Ulu memperlihatkan bahwa arah penerimaan menunjukkan tren positif.
Pergerakan dari periode ke periode menegaskan bahwa strategi intensifikasi dan ekstensifikasi pajak telah berfungsi dengan baik, terutama melalui peningkatan kepatuhan wajib pajak.
Selain itu, aktivitas ekonomi masyarakat yang stabil turut membantu mempercepat pencapaian. Melihat perkembangan tersebut, peluang untuk menyelesaikan target penerimaan hingga akhir tahun semakin terbuka.
Evaluasi berkelanjutan terus dilakukan untuk memastikan strategi penagihan, peningkatan pelayanan, serta penguatan koordinasi dapat berlangsung secara tepat sasaran.
Dengan dukungan masyarakat dan konsistensi pelaksanaan kebijakan, capaian pajak daerah diharapkan dapat memberikan kontribusi penting bagi pembangunan dan memperkuat fondasi ekonomi lokal.