BMKG

BMKG Imbau Warga Siaga Hadapi Cuaca Ekstrem di Seluruh Wilayah Nasional

BMKG Imbau Warga Siaga Hadapi Cuaca Ekstrem di Seluruh Wilayah Nasional
BMKG Imbau Warga Siaga Hadapi Cuaca Ekstrem di Seluruh Wilayah Nasional

JAKARTA - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperkirakan sejumlah wilayah di Indonesia akan mengalami cuaca ekstrem berupa hujan dengan intensitas sedang hingga lebat, disertai angin kencang dan kilat. 

Direktur Meteorologi Publik BMKG, Andri Ramdhani, menyebut hujan lebat dengan curah antara 50–100 mm per hari sempat terjadi dalam beberapa hari terakhir, dan potensi perkembangan awan hujan diperkirakan tetap tinggi dalam sepekan ke depan.

“Selama satu minggu ke depan, potensi perkembangan awan hujan di berbagai wilayah Indonesia masih signifikan,” ujar Andri. 

Periode prediksi menunjukkan cuaca secara umum berawan hingga hujan ringan, namun peningkatan curah hujan dengan intensitas sedang tetap perlu diwaspadai, terutama di wilayah Riau, Kepulauan Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Jakarta, Bali, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, dan Kalimantan Utara.

Wilayah Lain Juga Berpotensi Hujan Ekstrem

Selain wilayah di Sumatera, Kalimantan, dan Bali, daerah lain yang juga berpotensi mengalami hujan lebat meliputi Kalimantan Selatan, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, serta sebagian wilayah Papua seperti Papua Barat Daya, Papua Barat.

Papua Tengah, dan Papua Selatan. Fenomena ini dipicu oleh perpaduan kondisi atmosfer global, regional, dan lokal yang mendorong pertumbuhan awan konvektif di Indonesia.

Andri menjelaskan bahwa pembentukan awan hujan meningkat dari Samudra Hindia dengan indikator Dipole Mode Index (DMI) minus 1,57. Sementara kondisi El Nino-Southern Oscillation (ENSO) berada dalam kategori netral, dengan nilai indeks Nino 3,4 minus 0,42 dan indeks Southern Oscillation Index (SOI) plus 13,9. 

Kedua indikator tersebut menunjukkan aliran massa udara signifikan masuk ke wilayah Indonesia dari Samudra Hindia dan Samudra Pasifik, sehingga proses pembentukan awan hujan menjadi lebih intensif.

Fenomena Atmosfer dan Monsun Dorong Curah Hujan

Pembentukan awan hujan juga didukung oleh penguatan Monsun Asia dan dominasi angin zonal baratan. Gelombang Rossby ekuator diprediksi aktif di Samudra Hindia barat hingga wilayah Sumatera bagian utara, Aceh, Bengkulu, Laut Natuna, Laut China Selatan, Selat Malaka, Selat Karimata.

Kalimantan Barat bagian utara, Laut Andaman, Teluk Thailand, Laut Sulu, dan Kalimantan Utara. Aktivitas gelombang ini mendorong pertumbuhan awan hujan di wilayah tersebut.

Sementara itu, gelombang Kelvin yang bergerak ke arah timur diprediksi aktif di Samudra Hindia Barat Bengkulu, Yogyakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, NTB, NTT, Laut Flores, Laut Bali, Laut Timor, Laut Sawu, dan Laut Banda, yang juga berpotensi meningkatkan awan hujan. 

Fenomena ini diperkuat oleh bibit siklon tropis 97S di Samudra Hindia selatan Laut Timor, sirkulasi siklonik di Samudra Hindia barat Lampung, dan sirkulasi siklonik di Laut Cina Selatan, yang membentuk area perlambatan angin di sebagian besar wilayah Indonesia.

Imbauan Waspada dan Pantau Peringatan Dini

Dengan kondisi kelembapan udara yang tinggi dan labilitas lokal yang relatif kuat, BMKG menekankan pentingnya kewaspadaan masyarakat terhadap potensi cuaca ekstrem. Warga diimbau selalu memperhatikan peringatan dini cuaca dan gelombang laut tinggi, terutama bagi wilayah pesisir dan daerah rawan banjir.

Informasi prakiraan cuaca serta peringatan dini dapat diakses melalui kanal resmi BMKG. Masyarakat juga disarankan menyiapkan langkah mitigasi, seperti memastikan saluran air bersih, menjaga kendaraan dan properti dari angin kencang, serta menghindari kegiatan di laut saat cuaca buruk. 

Langkah ini diharapkan mampu meminimalkan risiko dan menjaga keselamatan masyarakat di tengah cuaca yang tidak menentu.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index