JAKARTA - Pembahasan mengenai penguatan ekosistem halal nasional kembali menjadi sorotan setelah Kepala Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH) Ahmad Haikal Hasan menekankan bahwa Indonesia memiliki peluang besar untuk tampil sebagai pemain utama dalam rantai pasok halal dunia.
Ia menegaskan, jika pembangunan ekosistem halal dilakukan secara menyeluruh dan berkelanjutan, posisi Indonesia tidak hanya akan berhenti sebagai pasar, tetapi dapat berkembang menjadi penggerak penting dalam perdagangan halal global.
Ia menjelaskan bahwa nilai halal kini telah berevolusi jauh dari sekadar pemenuhan aturan normatif atau aspek religius.
Menurutnya, halal telah diakui sebagai standar yang memengaruhi pilihan konsumsi masyarakat dunia, serta menjadi referensi bagi arah perdagangan internasional yang semakin menuntut jaminan kualitas dan keamanan produk.
Haikal menuturkan bahwa pemahaman global terhadap halal kini menjadikannya sebagai kekuatan ekonomi yang dapat menggerakkan berbagai sektor industri. Halal, dalam pandangannya, bukan lagi hanya atribut agama, tetapi telah dipahami sebagai simbol kualitas, kesehatan, dan keamanan.
Oleh sebab itu, ia menilai bahwa pengembangan ekosistem halal bukan sekadar pemenuhan regulasi, melainkan sebuah langkah strategis untuk meningkatkan daya saing produk nasional di pasar global.
Perkembangan Industri Halal dan Peluangnya
Dalam penjelasannya, Haikal memaparkan bahwa industri halal global terus menunjukkan perkembangan signifikan dan mencatat pertumbuhan positif dari tahun ke tahun.
Fenomena ini tidak hanya dirasakan pada sektor makanan yang selama ini menjadi fokus utama, tetapi juga merambah ke bidang fesyen, kosmetik, farmasi, logistik, hingga pariwisata.
Tren global ini, menurut Haikal, sejalan dengan meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap gaya hidup halal atau halal lifestyle. Pola konsumsi masyarakat yang semakin selektif terhadap kualitas dan keamanan produk memicu permintaan yang lebih besar terhadap produk halal.
Hal ini membuka peluang luas bagi pelaku usaha nasional, termasuk usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), untuk memperluas pasar mereka.
Di sisi lain, pertumbuhan ekosistem halal juga menciptakan ruang kolaborasi lintas sektor. Pemerintah dinilai perlu bekerja bersama dunia usaha, lembaga pendidikan, dan pusat riset untuk memastikan seluruh aspek pengembangan ekosistem halal berjalan secara terintegrasi.
Haikal menyampaikan bahwa kolaborasi seperti inilah yang nantinya akan menentukan kemampuan Indonesia dalam memimpin perkembangan ekonomi halal di tingkat global.
Peran Dunia Usaha dalam Perluasan Ekosistem Halal
Haikal dalam keterangannya juga memberikan perhatian khusus terhadap peran dunia usaha, terutama Kamar Dagang dan Industri (Kadin). Ia menilai bahwa kemitraan antara pemerintah dan pelaku usaha merupakan komponen strategis dalam memperluas ekosistem halal serta mempercepat sertifikasi produk, khususnya bagi UMKM.
Ia menekankan pentingnya meningkatkan kualitas produk nasional agar mampu bersaing di pasar global yang standar mutunya semakin tinggi.
Haikal menyebut bahwa peran Kadin sangat penting dalam memberikan pendampingan kepada pelaku usaha, mendorong transformasi industri, dan mempercepat proses adaptasi terhadap kebutuhan pasar halal internasional.
Di tengah dinamika ekonomi global, ia meyakini bahwa pelibatan dunia usaha dalam pengembangan ekosistem halal akan memperkuat daya saing nasional.
Dunia usaha disebut memiliki kapasitas untuk meningkatkan inovasi, memperluas jaringan perdagangan, serta membuka peluang kolaborasi internasional yang dapat mempercepat langkah Indonesia menuju pusat halal dunia.
Pentingnya Transparansi dan Perlindungan Konsumen
Dalam kesempatan yang sama, Haikal menegaskan bahwa salah satu pilar penting dalam pengembangan ekosistem halal adalah transparansi informasi bagi konsumen.
Menurutnya, produk yang telah memperoleh sertifikat halal wajib mencantumkan label halal secara jelas, sementara produk yang tidak halal wajib menampilkan informasi bahwa produk tersebut tidak halal.
Ia menilai bahwa kepastian informasi semacam ini memberikan perlindungan bagi masyarakat, sekaligus menjadi faktor penting dalam menjaga kepercayaan konsumen terhadap produk-produk yang beredar di pasaran.
Selain itu, transparansi informasi juga dinilai mampu melindungi pelaku usaha yang telah mematuhi aturan sertifikasi halal.
Haikal menambahkan bahwa pertumbuhan ekonomi halal hanya dapat tercapai apabila kepastian, kepercayaan, dan perlindungan konsumen berjalan beriringan.
Ia optimistis bahwa dengan komitmen bersama lintas sektor, Indonesia mampu mewujudkan visi menjadi pusat halal dunia sekaligus menjadikan halal sebagai salah satu pendorong utama pembangunan ekonomi nasional yang inklusif dan berkelanjutan.