Timnas U-22

Indra Sjafri Ambil Keputusan Berani, Bangun Timnas U-22 Kokoh Tanpa Pemain Diaspora

Indra Sjafri Ambil Keputusan Berani, Bangun Timnas U-22 Kokoh Tanpa Pemain Diaspora
Indra Sjafri Ambil Keputusan Berani, Bangun Timnas U-22 Kokoh Tanpa Pemain Diaspora

JAKARTA - Timnas Indonesia U-22 baru saja menuntaskan laga uji coba melawan Mali U-22 dengan skor 0-3. 

Dari pertandingan ini, pelatih Indra Sjafri mendapat gambaran lebih jelas mengenai pemain yang layak menjadi andalan di SEA Games 2025. 

Mantan arsitek Bali United itu menilai, sekitar 80 persen pemain yang diturunkan sebagai starter saat menghadapi Mali memiliki kualitas yang pantas dipercaya membela Merah Putih di ajang besar tersebut.

Dari sebelas pemain starter, dua di antaranya merupakan pemain diaspora abroad, yaitu kapten tim Ivar Jenner dan Mauro Zijlstra. Sementara Dion Markx hanya duduk di bangku cadangan. 

Indra Sjafri menyadari kualitas pemain ini, khususnya Ivar Jenner yang tampil impresif, namun ia mulai memikirkan opsi lain agar tim tetap kompetitif meski tanpa pemain luar negeri.

Menurut pengamat sepak bola, Efendi Aziz, performa diaspora abroad memang memberi warna positif bagi tim. Namun, untuk menghadapi SEA Games yang tidak masuk kalender resmi FIFA, strategi tanpa mengandalkan pemain luar negeri perlu mulai diuji. 

Hal ini penting agar Timnas U-22 memiliki rencana cadangan apabila pemain diaspora tidak bisa tampil karena keterbatasan izin dari klub masing-masing.

Antisipasi Tanpa Pemain Diaspora

Efendi Aziz menekankan bahwa Indra Sjafri sebaiknya berani menurunkan tim tanpa pemain naturalisasi abroad pada laga kedua melawan Mali U-22. Hal ini menjadi bagian dari antisipasi menghadapi SEA Games 2025. Meski risiko kekalahan lebih besar, langkah ini akan memberikan pelatih kesempatan menyusun plan B yang matang.

Selain itu, uji coba tanpa pemain diaspora memungkinkan pelatih melihat potensi pemain lokal yang mungkin belum maksimal tampil di laga pertama. Dengan cara ini, strategi Timnas U-22 menjadi lebih fleksibel dan tidak sepenuhnya bergantung pada pemain yang berada di luar negeri. 

Fokus pada pengembangan pemain lokal sekaligus mempersiapkan tim cadangan akan meningkatkan kedalaman skuad menjelang SEA Games.

Pengamatan ini penting karena partai SEA Games mungkin tidak diizinkan oleh klub untuk dilepas. Jika tim hanya mengandalkan pemain diaspora, risiko kehilangan sosok kunci dalam skuad akan lebih tinggi. Indra Sjafri diharapkan bisa menyeimbangkan antara pengalaman diaspora dan semangat pemain lokal.

Fokus Pada Pemain Lokal dan Strategi SEA Games

Selain mengantisipasi keterbatasan pemain diaspora, Indra Sjafri juga perlu menyiapkan strategi berbasis kekuatan lokal. 

Menurut Efendi Aziz, pelatih sebaiknya tidak terlalu mengandalkan pemain luar negeri seperti Marselino Ferdinan, Tim Geypens, dan Andrian Wibowo. Kemungkinan mereka bisa bergabung di SEA Games 2025 relatif kecil, sehingga waktu yang ada harus dimanfaatkan untuk merancang skema tim yang mandiri dan solid.

Rencana ini mencakup pembentukan kombinasi pemain muda berbakat dengan pengalaman terbatas, serta mengasah chemistry antar pemain yang ada. 

Dengan pendekatan ini, tim akan lebih siap menghadapi pertandingan sengit di SEA Games, sekaligus mengurangi ketergantungan pada pemain yang berada di luar negeri. Plan B ini menjadi kunci agar Timnas Indonesia U-22 tetap kompetitif dan bisa meraih hasil maksimal.

Selain itu, laga uji coba melawan Mali menjadi kesempatan untuk melihat karakter pemain dalam kondisi tekanan tinggi. Pemain lokal yang tampil solid meski menghadapi lawan tangguh akan menjadi modal penting bagi pelatih saat meracik skuat SEA Games. 

Ini juga memberi kesempatan bagi pemain muda untuk menunjukkan kemampuan bertahan, menyerang, serta beradaptasi dengan berbagai formasi yang diterapkan Indra Sjafri.

Pengamat dan Harapan Timnas U-22

Efendi Aziz menegaskan bahwa Indra Sjafri harus memanfaatkan laga-laga uji coba sebagai laboratorium bagi strategi SEA Games. Eksperimen tanpa pemain diaspora memberi pelatih gambaran realistis mengenai potensi tim inti yang sepenuhnya berasal dari pemain domestik. 

Selain itu, hal ini juga memacu pemain lokal untuk meningkatkan kemampuan, karena mereka tahu peluang tampil di ajang besar bergantung pada performa mereka.

Dengan pendekatan ini, Timnas U-22 akan lebih siap menghadapi dinamika pertandingan di SEA Games. Pelatih bisa menyesuaikan formasi, menilai kesesuaian peran setiap pemain, dan menyiapkan cadangan yang kompetitif. Tujuannya adalah agar tim tetap solid, baik dengan maupun tanpa kehadiran pemain diaspora.

Efendi Aziz menambahkan, sikap realistis ini akan memberi keuntungan jangka panjang bagi sepak bola Indonesia. Memaksimalkan potensi pemain lokal, merancang plan B, dan menjaga semangat juang tim menjadi faktor penting dalam persiapan SEA Games. 

Dengan perencanaan matang, Timnas Indonesia U-22 berpeluang tampil maksimal, sekaligus menyiapkan regenerasi pemain muda berbakat untuk masa depan.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index