JAKARTA - Harga minyak dunia menunjukkan pergerakan stabil pada perdagangan terbaru.
Investor saat ini tengah menyeimbangkan kekhawatiran mengenai kemungkinan kelebihan pasokan global dengan potensi gangguan pasokan akibat sanksi yang diberlakukan pada perusahaan energi Rusia.
Brent crude naik tipis ke US$63,01 per barel, sementara West Texas Intermediate (WTI) meningkat menjadi US$58,69 per barel. Kondisi ini menegaskan adanya dukungan kuat di level harga sekitar US$60 per barel, terutama jika terjadi gangguan jangka pendek pada aliran ekspor minyak dari Rusia.
Pimpinan Tim Sektor Energi sebuah bank internasional menyebutkan, sentimen pasar tetap positif meski risiko geopolitik meningkat, sehingga harga minyak cenderung stabil meskipun ada potensi tekanan dari suplai global yang melimpah.
Dampak Sanksi Terhadap Pasokan Energi
Amerika Serikat menerapkan sanksi baru terhadap perusahaan minyak Rusia, Lukoil, dengan tujuan mendorong Rusia kembali ke meja perundingan terkait konflik yang sedang berlangsung.
Sanksi tersebut melarang seluruh transaksi dengan perusahaan energi tersebut mulai November mendatang. Langkah ini direspons pasar dengan kewaspadaan tinggi karena potensi gangguan ekspor dari Rusia bisa memengaruhi pasokan minyak global dalam jangka pendek.
Meski begitu, dukungan harga di atas US$60 per barel diperkirakan tetap terjaga karena kekhawatiran pasar akan gangguan pasokan cukup signifikan untuk menyeimbangkan tekanan dari potensi oversupply.
Data Stok dan Produksi Minyak
Laporan terbaru menunjukkan stok minyak mentah meningkat lebih tinggi dari perkiraan, sementara stok bensin dan distilat turun lebih sedikit dari ekspektasi.
Persediaan minyak mentah global naik signifikan, menunjukkan bahwa produksi dunia masih cukup tinggi. Sementara itu, produksi minyak di Amerika Serikat diprediksi mencetak rekor baru tahun ini, menambah tekanan pada harga di pasar internasional.
Badan energi memproyeksikan inventori global akan terus bertambah hingga beberapa tahun ke depan karena pertumbuhan produksi lebih cepat dibandingkan pertumbuhan permintaan bahan bakar.
Hal ini menimbulkan dinamika pasar yang kompleks, di mana investor harus mempertimbangkan antara risiko oversupply jangka panjang dan gangguan pasokan jangka pendek dari sanksi geopolitik.
Proyeksi Pasokan Global ke Depan
OPEC memperkirakan bahwa suplai minyak dunia pada tahun-tahun mendatang akan sedikit melebihi permintaan, seiring peningkatan produksi dari kelompok OPEC+.
Selain itu, International Energy Agency (IEA) menaikkan proyeksi pertumbuhan pasokan global untuk tahun ini dan tahun depan, yang memperkuat indikasi surplus yang lebih besar.
Meski ada potensi tekanan penurunan harga akibat kelebihan pasokan, sentimen pasar tetap positif karena gangguan geopolitik memberikan keseimbangan sementara.
Investor kini memantau pergerakan stok dan kebijakan energi global, termasuk respons negara produsen utama, untuk menilai arah harga minyak jangka menengah hingga panjang.
Dengan kondisi ini, pasar minyak dunia berada dalam fase stabil namun waspada. Risiko dari sanksi dan gangguan ekspor di satu sisi, serta potensi kelebihan pasokan di sisi lain, menciptakan lingkungan pasar yang hati-hati namun tetap optimis.
Harga minyak yang bergerak di kisaran US$60–63 per barel mencerminkan keseimbangan sentimen global antara permintaan yang stabil, pertumbuhan produksi, dan risiko geopolitik yang terus berkembang.
Investor dan pelaku pasar diperkirakan akan terus memantau dinamika pasokan dan permintaan secara cermat untuk menentukan strategi investasi dan perdagangan di sektor energi.