JAKARTA - Upaya pemulihan Garuda Indonesia kembali mencuri perhatian setelah BPI Danantara memberikan penjelasan mengenai penyesuaian komitmen investasi yang sebelumnya telah direncanakan untuk perusahaan.
Dalam proses evaluasi yang dilakukan secara menyeluruh, pihak Danantara menyimpulkan bahwa kebutuhan riil Garuda saat ini tidak sebesar rancangan awal, sehingga nilai penyertaan modal disesuaikan dengan kapasitas dan kondisi terkini.
Penjelasan ini disampaikan oleh COO BPI Danantara, Dony Oskaria, yang menegaskan bahwa pihaknya tidak menitikberatkan pada besar kecilnya angka, tetapi pada efektivitas pendanaan bagi proses turnaround yang sedang dijalankan perusahaan.
Dony memaparkan bahwa evaluasi yang dilakukan mencakup analisis terhadap kebutuhan Garuda dalam masa konsolidasi dan restrukturisasi. Dalam proses tersebut, perusahaan menilai konsumsi modal yang diperlukan tidak sebesar ekspektasi awal, sehingga penyesuaian nilai menjadi langkah yang dianggap paling relevan.
Penegasan ini menunjukkan bahwa setiap keputusan bersifat terukur, dilakukan berdasarkan analisis mendalam, dan tidak dibuat semata karena perubahan kebijakan sepihak.
Dengan demikian, pihak Danantara ingin memastikan bahwa dana yang disalurkan tepat sasaran serta memberikan manfaat maksimal bagi pemulihan operasional.
Lebih jauh, Dony menyampaikan bahwa keputusan tersebut diambil berdasarkan rangkaian data dan proyeksi internal yang menunjukkan kondisi terbaru Garuda. Pendekatan kehati-hatian ini dilakukan untuk memastikan bahwa setiap tahap pendanaan mengikuti pola pemulihan yang realistis.
Bagi Danantara, esensi dari proses investasi bukan hanya mengenai ekspansi, tetapi memastikan perusahaan dalam kondisi stabil sebelum memasuki fase pengembangan lebih lanjut.
Karena itu, mereka menilai bahwa suntikan modal dengan nilai yang telah disesuaikan justru lebih optimal untuk mendukung keberlanjutan operasional.
Mekanisme Pendanaan dan Alokasi Modal Kerja
Garuda Indonesia mendapatkan persetujuan untuk melaksanakan penambahan modal melalui PMTHMETD dengan nilai total Rp23,67 triliun. Pendanaan ini akan disalurkan oleh PT Danantara Asset Management melalui setoran tunai sebesar Rp17,02 triliun dan konversi utang pemegang saham senilai Rp6,65 triliun.
Skema tersebut dirancang untuk memberikan kelonggaran finansial bagi Garuda sekaligus memperbaiki struktur permodalan yang selama ini menjadi perhatian dalam proses penyehatan.
Dari total dana tersebut, sebagian besar dialokasikan untuk mendukung modal kerja yang menjadi elemen fundamental dalam menjaga operasional perusahaan tetap berjalan.
Sekitar Rp8,7 triliun digunakan sebagai modal kerja inti Garuda Indonesia, termasuk kebutuhan perawatan armada dan aktivitas pemeliharaan pesawat yang merupakan pilar utama dalam menjaga kinerja layanan. Alokasi ini diprioritaskan agar perusahaan dapat mempertahankan standar operasional sambil melanjutkan proses pemulihan.
Di sisi lain, proporsi lebih besar dari total pendanaan dialokasikan untuk Citilink Indonesia, anak usaha Garuda yang beroperasi di segmen penerbangan berbiaya hemat.
Sebanyak Rp14,9 triliun digunakan untuk menopang jalannya operasional Citilink, di mana Rp11,2 triliun difokuskan pada modal kerja, sementara Rp3,7 triliun diarahkan untuk menyelesaikan kewajiban pembelian avtur kepada Pertamina.
Penyelesaian kewajiban terkait avtur merupakan bagian penting dari penataan ulang struktur biaya agar operasional Citilink dapat berjalan lebih efisien.
Penambahan modal ini dilakukan melalui penerbitan saham Seri D sebanyak lebih dari 315 miliar lembar dengan harga pelaksanaan Rp75 per saham. Dengan penerbitan tersebut, Garuda berharap dapat memperkuat kapasitas pendanaan yang mendukung keberlanjutan operasional perusahaan secara strategis.
Perusahaan memandang bahwa skema penerbitan saham merupakan langkah efektif untuk meminimalkan beban utang tambahan sambil tetap menjaga kelayakan struktur keuangan.
Revisi Komitmen Investasi dan Penyesuaian Strategi Penggunaan Dana
Penyesuaian nilai investasi dari Danantara berdampak pada perubahan rencana penyertaan modal Garuda Indonesia. Dalam dokumen terbaru, nilai komitmen yang sebelumnya mencapai US$1,8 miliar direvisi menjadi US$1,4 miliar.
Penurunan nilai ini merupakan hasil evaluasi internal yang dilakukan untuk menyesuaikan kembali kebutuhan perusahaan dengan kemampuan pendanaan yang tersedia. Perubahan tersebut memengaruhi rencana penggunaan dana serta jumlah saham baru yang awalnya direncanakan untuk diterbitkan.
Pada rencana awal, perusahaan berencana menerbitkan lebih dari 407 miliar saham baru sebagai bagian dari mekanisme penambahan modal. Namun, setelah dilakukan revisi, jumlah tersebut dipangkas menjadi sekitar 315 miliar saham agar sesuai dengan nilai komitmen investasi terbaru.
Penyesuaian ini dilakukan untuk menjaga proporsionalitas dan memastikan bahwa struktur permodalan tidak mengalami tekanan yang tidak diperlukan. Dengan langkah ini, perusahaan dapat menjaga komposisi kepemilikan sekaligus menyeimbangkan kebutuhan pendanaan dengan kondisi keuangan.
Manajemen menjelaskan bahwa perubahan nilai investasi turut memengaruhi rencana strategis penggunaan dana. Salah satu penyesuaian utama adalah penghapusan rencana penambahan armada yang sebelumnya masuk dalam daftar penggunaan dana.
Penghapusan ini dilakukan untuk menyelaraskan strategi perusahaan dengan nilai investasi terbaru, sehingga fokus dapat diarahkan pada penguatan operasional dan proses pemulihan jangka panjang. Dengan demikian, perusahaan berharap dapat menjalankan strategi yang lebih realistis dan berkelanjutan.
Penekanan pada Pemulihan Operasional dan Konsistensi Langkah Pemulihan
Penyesuaian yang dilakukan Danantara bukan bertujuan untuk memperlambat rencana perkembangan perusahaan, melainkan untuk memastikan bahwa proses pemulihan Garuda Indonesia berjalan secara terukur dan konsisten.
Fokus utama saat ini adalah memperkuat pondasi operasional sebelum memasuki fase ekspansi lebih lanjut. Pendanaan yang telah disesuaikan diarahkan untuk menyokong proses turnaround yang menjadi prioritas utama perusahaan dalam jangka menengah.
Manajemen Garuda Indonesia menegaskan bahwa seluruh keputusan telah diselaraskan dengan kebutuhan terbaru perusahaan, baik dalam konteks alokasi dana maupun dalam rencana operasional keseluruhan.
Dengan revisi dana dan perubahan alokasi, perusahaan berupaya menjaga disiplin finansial agar tidak terbebani oleh rencana yang tidak sesuai dengan kondisi aktual. Langkah ini diharapkan dapat meningkatkan efisiensi penggunaan dana dan mendukung terciptanya kinerja yang lebih sehat.
Melalui strategi yang lebih fokus pada pemulihan, Garuda Indonesia diharapkan mampu memperkuat posisinya dalam jangka panjang. Perusahaan menilai bahwa konsistensi dalam menjalankan strategi pemulihan merupakan kunci menuju stabilisasi operasional secara menyeluruh.
Dengan dukungan pendanaan yang telah disesuaikan, proses pemulihan diyakini dapat berjalan lebih efektif dan menghasilkan fondasi kuat bagi pertumbuhan berkelanjutan di masa depan.