Negara Termiskin di Asia: Fakta, Penyebab, dan Upaya Mengatasinya

Negara Termiskin di Asia: Fakta, Penyebab, dan Upaya Mengatasinya
negara termiskin di asia

Jakarta - Negara termiskin di Asia menghadapi tantangan ekonomi yang sangat berat meskipun benua ini dikenal dengan pertumbuhan yang pesat. 

Beberapa wilayah masih bergulat dengan kemiskinan ekstrem, konflik berkepanjangan, dan minimnya akses terhadap infrastruktur dasar.

Tulisan ini akan mengulas secara detail kondisi ekonomi negara-negara tersebut, faktor penyebab kemiskinan, serta langkah-langkah yang bisa diambil untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. 

Dari gambaran ini, kita bisa lebih memahami kesenjangan ekonomi yang masih terjadi di Asia dan upaya apa saja yang diperlukan untuk mendorong perubahan.

Fenomena ini menegaskan kembali tantangan yang dihadapi negara termiskin di Asia dalam upaya memperbaiki taraf hidup warganya.

Daftar 10 Negara Termiskin di Asia

Berikut adalah daftar sepuluh negara termiskin di Asia dengan PDB per kapita terendah beserta tingkat kemiskinannya (data 2024, konversi USD ke Rupiah dengan asumsi 1 USD = Rp 15.000):

No

Negara

PDB per Kapita (USD)

PDB per Kapita (Rupiah)

Tingkat Kemiskinan

1Afghanistan500Rp 7.500.00055%
2Yaman700Rp 10.500.00045%
3Tajikistan1.100Rp 16.500.00030%
4Myanmar1.200Rp 18.000.00025%
5Nepal1.300Rp 19.500.00022%
6Kirgizstan1.400Rp 21.000.00020%
7Kamboja1.600Rp 24.000.00018%
8Pakistan1.600Rp 24.000.00024%
9Bangladesh2.600Rp 39.000.00015%
10Laos2.700Rp 40.500.00018%

Sumber: World Bank, IMF (2024)

Berdasarkan data sebelumnya, terlihat bahwa Afghanistan dan Yaman memiliki pendapatan per kapita terendah di benua Asia, di mana sebagian besar penduduknya hidup dengan penghasilan di bawah Rp 10,5 juta per tahun.

1. Afghanistan
Negara ini mencatat pendapatan per kapita sekitar Rp 7,5 juta per tahun, dengan hampir 55% penduduk berada di bawah garis kemiskinan. 

Kondisi ini dipengaruhi oleh konflik yang berkepanjangan, ketidakstabilan politik, dan minimnya fasilitas infrastruktur. 

Aktivitas ekonomi utama masih bergantung pada pertanian tradisional dan bantuan dari pihak internasional.

2. Yaman
Pendapatan per kapita di Yaman mencapai sekitar Rp 10,5 juta per tahun dengan tingkat kemiskinan sekitar 45%. 

Krisis kemanusiaan dan perang saudara berkepanjangan membuat ekonomi negara ini sangat tertekan, sehingga banyak warga bergantung pada bantuan pangan dan barang impor.

3. Tajikistan
PDB per kapita Tajikistan sekitar Rp 16,5 juta, dengan 30% penduduk hidup dalam kemiskinan. 

Ekonomi negara ini banyak bergantung pada remitansi dari warga yang bekerja di luar negeri, terutama di Rusia, sementara sektor domestik masih terbatas pada pertanian dan industri ringan.

4. Myanmar
Negara ini memiliki pendapatan per kapita sekitar Rp 18 juta dan tingkat kemiskinan 25%. Myanmar memiliki potensi di sektor pertanian, gas alam, dan pariwisata, tetapi perkembangan ekonominya terhambat oleh konflik internal dan krisis politik.

5. Nepal
Dengan PDB per kapita Rp 19,5 juta dan tingkat kemiskinan 22%, Nepal mengandalkan pariwisata, pertanian, serta remitansi dari pekerja migran. 

Wilayah pegunungan dan keterbatasan infrastruktur menjadi kendala utama dalam pertumbuhan ekonomi.

6. Kirgizstan
Pendapatan per kapita Kirgizstan sekitar Rp 21 juta, dengan 20% penduduk miskin. Ekonominya bertumpu pada pertanian, peternakan, dan tambang emas. 

Posisi geografis yang strategis di Asia Tengah memberikan potensi sebagai jalur perdagangan, tetapi investasi masih relatif rendah.

7. Kamboja
Kamboja memiliki pendapatan per kapita sekitar Rp 24 juta dengan tingkat kemiskinan 18%. 

Sektor pariwisata, tekstil, dan pertanian menjadi pendorong utama ekonomi, meski ketergantungan pada beberapa sektor membuat negara ini rentan terhadap guncangan ekonomi global.

8. Pakistan
Pendapatan per kapita Pakistan sekitar Rp 24 juta, dengan 24% penduduk hidup miskin. 

Negara ini memiliki industri tekstil yang besar, pertanian, dan potensi di sektor teknologi, namun korupsi, inflasi tinggi, dan krisis energi menjadi tantangan serius bagi pertumbuhan ekonomi.

9. Bangladesh
Bangladesh mencatat pendapatan per kapita sekitar Rp 39 juta dan tingkat kemiskinan 15%. 

Negara ini merupakan salah satu produsen tekstil terbesar di dunia dengan pertumbuhan ekonomi yang relatif stabil, meski menghadapi tantangan kepadatan penduduk dan kerentanan terhadap bencana alam.

10. Laos
Laos memiliki pendapatan per kapita Rp 40,5 juta dengan 18% penduduk miskin. Perekonomian negara ini bertumpu pada tenaga air, pertambangan, dan pariwisata alam, namun keterbatasan akses transportasi serta pasar global membatasi perkembangan ekonomi.

Faktor Penyebab Kemiskinan di Negara-Negara Asia

Beberapa faktor utama menyebabkan tingkat kemiskinan di negara-negara Asia cukup tinggi.

1. Konflik dan Perang yang Berkepanjangan
Negara-negara seperti Afghanistan dan Yaman menghadapi keruntuhan ekonomi akibat perang internal dan campur tangan asing. 

Infrastruktur rusak, jumlah pengungsi meningkat, dan investor asing enggan masuk.

2. Ketergantungan Tinggi pada Pertanian Tradisional
Negara miskin seperti Nepal dan Kamboja masih sangat bergantung pada pertanian dengan produktivitas rendah. 

Hal ini membatasi peningkatan pendapatan masyarakat secara signifikan.

3. Korupsi dan Manajemen Pemerintahan yang Lemah
Myanmar dan Pakistan menunjukkan bahwa korupsi yang meluas menghambat pembangunan. 

Dana bantuan sering disalahgunakan, sehingga program pengentasan kemiskinan tidak berjalan efektif.

4. Akses Terbatas pada Pendidikan dan Layanan Kesehatan
Di Bangladesh dan Laos, banyak anak terpaksa berhenti sekolah untuk membantu keluarga. Keterbatasan fasilitas kesehatan juga memperburuk kondisi ekonomi masyarakat.

5. Sanksi Ekonomi dari Pihak Internasional
Negara tertentu, seperti Korea Utara, mengalami kemiskinan parah akibat isolasi ekonomi dan sanksi dari organisasi internasional, yang membatasi aktivitas perdagangan dan investasi.

Dampak Kemiskinan pada Masyarakat di Asia

Kemiskinan tidak hanya terkait dengan rendahnya pendapatan, tetapi juga berdampak luas pada berbagai aspek kehidupan.

1. Keterbatasan Akses Pendidikan
Anak-anak di Afghanistan dan Yaman sering terpaksa meninggalkan sekolah akibat konflik atau untuk membantu keluarga. 

Di Nepal, banyak sekolah mengalami kekurangan guru dan fasilitas dasar, sehingga proses belajar menjadi terhambat.

2. Masalah Kesehatan yang Serius
Di Yaman, penyakit seperti kolera dan malnutrisi menyebar luas karena akses terhadap air bersih dan layanan kesehatan terbatas. 

Di Kamboja, sejumlah keluarga tidak mampu menanggung biaya pengobatan dasar, sehingga kesehatan masyarakat terancam.

3. Migrasi dan Eksploitasi Tenaga Kerja
Banyak warga Myanmar dan Bangladesh bekerja sebagai tenaga migran dengan upah rendah di negara-negara seperti Malaysia atau Timur Tengah. 

Selain itu, praktik pekerja anak masih terjadi di beberapa negara yang menghadapi kemiskinan tinggi.

Upaya Mengatasi Kemiskinan di Asia

Ada beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk menanggulangi kemiskinan di Asia:

1. Bantuan Internasional dan Program Pengembangan
PBB serta lembaga kemanusiaan memberikan pasokan pangan dan layanan medis di Yaman dan Afghanistan. 

Program keuangan mikro, seperti yang diterapkan di Bangladesh, mendorong usaha kecil dan menengah untuk tumbuh.

2. Peningkatan Akses Pendidikan dan Kesehatan
Pembangunan sekolah serta pelatihan guru di Nepal dan Kamboja membantu kualitas pendidikan. 

Program vaksinasi dan penyediaan air bersih di Pakistan dan Laos meningkatkan kesehatan masyarakat.

3. Penguatan Infrastruktur dan Industri Lokal
Pembangunan jalan dan jaringan listrik di pedesaan Myanmar mendukung pertumbuhan ekonomi. 

Sektor pariwisata berkelanjutan di Nepal dan Kamboja juga menjadi sumber pendapatan baru bagi masyarakat lokal.

4. Pemberantasan Korupsi dan Reformasi Pemerintahan
Transparansi dalam pengelolaan anggaran di Bangladesh dan Pakistan serta partisipasi masyarakat dalam pengawasan kebijakan pemerintah membantu menciptakan tata kelola yang lebih baik.

Prospek Masa Depan: Apakah Negara-Negara Ini Bisa Bangkit dari Kemiskinan?
Beberapa negara menunjukkan kemajuan signifikan. Bangladesh mampu menurunkan tingkat kemiskinan dari 44% pada 1991 menjadi 15% pada 2024, berkat sektor garmen dan remitansi dari tenaga kerja migran. 

Vietnam, meski tidak termasuk negara termiskin, berhasil melakukan transformasi ekonomi dari masa perang menjadi negara industri. 

Namun, Afghanistan dan Yaman masih membutuhkan solusi jangka panjang, terutama terkait perdamaian dan stabilitas politik.

Negara di Asia yang Berhasil Keluar dari Kemiskinan

Beberapa negara di Asia yang dulunya tergolong miskin berhasil melakukan transformasi ekonomi sehingga keluar dari kategori negara termiskin:

Negara

Kondisi Dahulu

Strategi Perubahan

Hasil Saat Ini

VietnamPDB per kapita sekitar $200 pada 1980-an, ekonomi hancur pasca perangMelakukan reformasi ekonomi (Doi Moi), mendorong industrialisasi, menarik investasi asingPDB per kapita kini sekitar $4.300 (Rp 64,5 juta), tingkat kemiskinan menurun drastis
TiongkokLebih dari 80% penduduk hidup miskin pada 1970-anMelaksanakan reformasi pasar, industrialisasi, dan membuka perdagangan globalMenjadi ekonomi terbesar kedua di dunia
Korea SelatanPDB per kapita sekitar $150 pada 1960-anInvestasi besar di pendidikan dan sektor teknologiPDB per kapita kini sekitar $34.000 (Rp 510 juta), masuk kategori negara maju
MalaysiaEkonomi masih sangat bergantung pada pertanian pada 1970-anDiversifikasi ekonomi ke sektor industri, minyak, dan pariwisataPDB per kapita kini sekitar $13.000 (Rp 195 juta)

Transformasi ini menunjukkan bahwa melalui reformasi ekonomi, investasi strategis, dan pembangunan sektor industri, negara-negara tersebut berhasil meningkatkan standar hidup masyarakatnya dan keluar dari kondisi kemiskinan yang parah.

Peta Sebaran Kemiskinan di Asia Berdasarkan Kawasan

Kemiskinan di Asia menunjukkan variasi yang signifikan antar kawasan. Beberapa wilayah mencatat tingkat kemiskinan jauh lebih tinggi dibanding wilayah lain:

Kawasan

Negara dengan Tingkat Kemiskinan Tertinggi

Rata-rata PDB per Kapita

Tantangan Utama

Asia SelatanAfghanistan, Pakistan, Nepal, Bangladesh± Rp 30 jutaPopulasi padat, ketergantungan pada sektor pertanian, akses pendidikan yang rendah
Asia Barat (Timur Tengah)Yaman, Suriah± Rp 67,5 jutaKonflik berkepanjangan, sanksi ekonomi, ketergantungan pada migas
Asia TenggaraMyanmar, Kamboja, Laos± Rp 45 jutaKetimpangan pendapatan, infrastruktur yang belum merata
Asia TengahTajikistan, Kirgizstan± Rp 60 jutaTerbatasnya sektor industri, ketergantungan pada remitansi dari luar negeri
Asia TimurTidak ada negara dengan kemiskinan ekstrem± Rp 225 jutaTantangan utama lebih pada ketimpangan antar wilayah daripada kemiskinan absolut

Data ini menunjukkan bahwa penyebab kemiskinan berbeda-beda tergantung kondisi sosial, ekonomi, dan politik di tiap kawasan, sehingga strategi pengentasan kemiskinan juga harus disesuaikan dengan karakteristik wilayah masing-masing.

Sebagai penutup, meskipun beberapa negara masih menghadapi tantangan besar, memahami kondisi dan penyebabnya penting untuk mengurangi angka kemiskinan di negara termiskin di Asia.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index