OVO

Pemanfaatan QRIS OVO Finansial Dorong Proses Penilaian Kredit Lebih Akurat

Pemanfaatan QRIS OVO Finansial Dorong Proses Penilaian Kredit Lebih Akurat
Pemanfaatan QRIS OVO Finansial Dorong Proses Penilaian Kredit Lebih Akurat

JAKARTA - OVO Finansial semakin memperkuat proses credit scoring dengan memanfaatkan data transaksi digital. 

Perusahaan fintech peer-to-peer lending ini menggunakan data historis transaksi Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) sebagai indikator tambahan dalam menilai kelayakan kredit.

Direktur Utama OVO Finansial, Riady Nata, menyatakan integrasi data QRIS ke dalam sistem penilaian kredit memberikan wawasan mengenai perilaku transaksi dan pola pembayaran pengguna. Pendekatan ini memungkinkan perusahaan menilai risiko dengan lebih akurat dan menyalurkan pendanaan secara tepat sasaran.

Selain QRIS, OVO Finansial juga memanfaatkan berbagai data alternatif lain, seperti riwayat aktivitas pengguna di platform OVO dan Grab, serta data dari biro kredit. 

Riady menekankan bahwa strategi ini dilakukan dengan prinsip kehati-hatian untuk memastikan kemampuan pembayaran kembali calon peminjam dapat dinilai secara bertanggung jawab.

Berdasarkan data internal, kendala utama dalam pembayaran pinjaman biasanya disebabkan ketidakstabilan pendapatan, terutama pada kelompok usia 30–40 tahun. OVO Finansial terus memperkuat sistem mitigasi risiko agar layanan tetap optimal, tercermin dari Tingkat Keberhasilan Bayar (TKB90) yang mencapai 96,38%.

AI dan Data Digital Jadi Basis Penilaian Kredit Alternatif

Sejalan dengan inisiatif OVO Finansial, Bank Indonesia mendorong pemanfaatan data digital seperti QRIS untuk penilaian kelayakan kredit. Deputi Gubernur BI, Juda Agung, menekankan peran teknologi artificial intelligence (AI) dalam mengolah jejak digital transaksi keuangan sebagai basis alternative credit scoring.

Menurut Juda, jejak digital yang tercipta dari penggunaan sistem pembayaran digital dapat memberikan gambaran lengkap tentang aktivitas keuangan, mulai dari besaran pemasukan, pengeluaran, hingga jumlah pelanggan pelaku UMKM. 

Data tersebut diolah AI untuk menghasilkan penilaian kredit yang lebih adil dan luas cakupannya, termasuk untuk masyarakat yang sebelumnya sulit mengakses layanan keuangan formal.

Teknologi AI memungkinkan pelaku UMKM yang rutin menggunakan QRIS dapat memanfaatkan data digital mereka sebagai dasar memperoleh pinjaman, baik dari bank maupun fintech lending. 

Dengan demikian, jejak transaksi sehari-hari dapat diterjemahkan menjadi akses keuangan yang lebih luas, membuka peluang bagi usaha mikro dan kecil untuk berkembang.

Langkah ini sejalan dengan transformasi digital sistem pembayaran nasional serta dorongan BI untuk memperluas inklusi keuangan. Pendekatan berbasis data dan AI dipandang mampu menciptakan ekosistem kredit yang lebih inklusif sekaligus meminimalkan risiko gagal bayar.

Integrasi Data untuk Mendukung UMKM dan Peminjam Digital

OVO Finansial menekankan bahwa penggunaan data digital bukan hanya meningkatkan akurasi kredit, tetapi juga mendorong pertumbuhan UMKM. 

Dengan memanfaatkan data QRIS dan aktivitas digital, perusahaan dapat mengidentifikasi peminjam yang potensial serta menyesuaikan produk pembiayaan sesuai kebutuhan mereka.

Riady menegaskan bahwa data historis QRIS membantu mengidentifikasi pola transaksi yang stabil, sehingga pendanaan dapat diberikan secara tepat waktu. Hal ini penting bagi peminjam dengan pendapatan fluktuatif agar tetap memiliki akses ke modal yang dibutuhkan untuk usaha mereka.

Selain KUR untuk pekerja migran atau nasabah lain, OVO Finansial mengembangkan layanan kredit untuk UMKM melalui mekanisme digital. Penggunaan data QRIS juga memungkinkan perusahaan melakukan evaluasi secara berkala, sehingga strategi mitigasi risiko dapat terus diperbarui sesuai kondisi pasar dan perilaku peminjam.

Pendekatan ini menekankan sinergi antara literasi keuangan, data digital, dan inovasi teknologi. Peminjam yang menggunakan QRIS dapat lebih mudah memperoleh pendanaan tanpa harus melalui prosedur konvensional yang panjang, sambil tetap mematuhi prinsip kehati-hatian dan regulasi yang berlaku.

Masa Depan Credit Scoring Berbasis Digital

Pemanfaatan data digital untuk penilaian kredit diprediksi akan menjadi standar baru di industri fintech. Juda Agung menekankan bahwa AI memiliki peran strategis dalam mengubah jejak digital menjadi akses keuangan nyata bagi masyarakat, termasuk segmen yang selama ini terpinggirkan dari layanan perbankan.

OVO Finansial menunjukkan bagaimana integrasi data QRIS, aktivitas digital, dan informasi dari biro kredit dapat membentuk ekosistem kredit yang lebih inklusif. Penerapan teknologi ini memungkinkan perusahaan memberikan layanan yang lebih responsif terhadap kebutuhan peminjam, sekaligus menurunkan risiko kredit bermasalah.

Dengan meningkatnya literasi keuangan dan kesadaran masyarakat akan penggunaan data digital, perusahaan fintech dapat memperluas akses keuangan sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi lokal. 

Inisiatif ini juga sejalan dengan kebijakan nasional dalam mendukung UMKM, memperluas inklusi keuangan, dan memaksimalkan manfaat teknologi digital bagi seluruh lapisan masyarakat.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index