Citilink

Citilink Dapat Suntikan Modal Besar Dari Danantara Untuk Operasional

Citilink Dapat Suntikan Modal Besar Dari Danantara Untuk Operasional
Citilink Dapat Suntikan Modal Besar Dari Danantara Untuk Operasional

JAKARTA - Citilink Indonesia menerima suntikan modal signifikan dari Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara), mencapai Rp 14,9 triliun atau 63 persen dari total modal Rp 23,6 triliun. 

Sementara itu, Garuda Indonesia memperoleh Rp 8,7 triliun atau 37 persen dari total modal.

Wakil Direktur Garuda Indonesia, Thomas Oentoro, menyebutkan bahwa alokasi dana untuk Citilink difokuskan pada modal kerja, termasuk pembayaran biaya perawatan dan perbaikan pesawat. Sebanyak 16 persen dari dana tersebut dialokasikan untuk membayar utang pembelian bahan bakar pesawat ke PT Pertamina (Persero).

Thomas menjelaskan bahwa alokasi lebih besar ke Citilink dipicu oleh beberapa faktor, salah satunya adalah meningkatnya grounded aircraft yang memengaruhi tingkat serviceability. Selain itu, Citilink juga mengalami penurunan kondisi operasional, sehingga memerlukan modal tambahan untuk menjaga kelancaran aktivitasnya.

Penyesuaian Rencana Penggunaan Dana

Penyesuaian modal dari Danantara ini disebabkan perubahan total suntikan modal dari awalnya Rp 29,8 triliun menjadi Rp 23,6 triliun melalui skema private placement. Dengan penyesuaian ini, rencana penggunaan dana juga ikut direvisi, yang kini tidak lagi mencakup ekspansi armada.

Thomas menegaskan bahwa sisa dana sebesar Rp 8,7 triliun untuk Garuda Indonesia akan digunakan untuk modal kerja, termasuk biaya perawatan dan perbaikan pesawat. Langkah ini diambil untuk menjaga operasional Garuda tetap berjalan meski menghadapi tantangan keuangan.

Dengan adanya penyesuaian ini, perusahaan memastikan bahwa alokasi modal tetap efisien dan tepat sasaran. Hal ini juga merupakan bagian dari strategi Garuda dan Citilink dalam menjaga kelangsungan bisnis dan memastikan kesiapan operasional jangka pendek.

Kinerja Keuangan dan Tantangan Garuda Indonesia

Garuda Indonesia menghadapi tekanan keuangan yang cukup signifikan. Hingga kuartal III 2025, perseroan membukukan rugi sebesar US$ 180,7 juta atau sekitar Rp 3 triliun, meningkat dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai US$ 129,6 juta.

Pendapatan usaha Garuda Indonesia tercatat sebesar US$ 2,3 miliar atau Rp 38,3 triliun, turun dari Rp 41,6 triliun pada periode sebelumnya. Kontribusi pendapatan utama berasal dari penerbangan berjadwal sebesar US$ 1,8 miliar, diikuti penerbangan tidak berjadwal (charter) US$ 299,5 juta, dan pendapatan lainnya US$ 245,8 juta.

Beban usaha perseroan tercatat sebesar US$ 2,2 miliar, sedikit menurun dari periode sebelumnya. Hingga akhir kuartal III 2025, total aset Garuda mencapai US$ 6,7 miliar, sedangkan ekuitas tercatat minus US$ 1,5 miliar dengan liabilitas US$ 8,2 miliar. 

Kondisi ini menegaskan pentingnya suntikan modal untuk menjaga kelancaran operasional dan mencegah risiko delisting dari Bursa Efek Indonesia.

Strategi Modal dan Kesiapan Operasional

Penyertaan modal dari Danantara tidak hanya memberikan dana segar, tetapi juga menjadi langkah strategis untuk menjaga stabilitas operasional kedua maskapai. 

Citilink dapat menggunakan dana tersebut untuk membayar kewajibannya, termasuk biaya bahan bakar, sementara Garuda Indonesia fokus pada perawatan pesawat yang vital bagi kelancaran penerbangan.

Thomas menekankan bahwa penyesuaian alokasi dana ini memastikan perusahaan dapat menghadapi tantangan operasional dan menjaga kualitas layanan penumpang. Dengan modal tambahan, Citilink dan Garuda Indonesia diharapkan tetap mampu memberikan layanan aman dan andal.

Langkah ini juga menjadi bagian dari strategi jangka menengah untuk memperkuat posisi kedua maskapai dalam industri penerbangan nasional. 

Penambahan modal memungkinkan manajemen mengatur prioritas pembiayaan operasional, menutup kewajiban, dan menyiapkan kondisi agar kinerja perusahaan membaik di kuartal mendatang.

Dengan strategi terencana dan fokus pada efisiensi operasional, Garuda Indonesia dan Citilink memiliki landasan yang lebih kuat untuk menjaga layanan penerbangan tetap optimal. 

Suntikan modal dari Danantara menjadi dorongan signifikan bagi kedua maskapai, sehingga tetap siap menghadapi dinamika industri dan mempertahankan pelayanan terbaik kepada penumpang.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index