Kemdiktisaintek

Sinergi Kemdiktisaintek BRIN Perkuat Ekosistem Inovasi Material Nasional

Sinergi Kemdiktisaintek BRIN Perkuat Ekosistem Inovasi Material Nasional
Sinergi Kemdiktisaintek BRIN Perkuat Ekosistem Inovasi Material Nasional

JAKARTA - Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemdiktisaintek) bersama Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) memperkuat ekosistem riset nasional melalui The 6th International Seminar on Metallurgy and Materials (ISMM) 2025. 

Kegiatan ini menghadirkan akademisi, peneliti, dan pelaku industri untuk membahas inovasi di bidang teknologi material berkelanjutan. Direktur Jenderal Riset dan Pengembangan Kemdiktisaintek Fauzan Adziman menekankan bahwa riset harus tidak hanya menghasilkan teori, tetapi solusi konkret yang dapat diterapkan langsung di industri. 

Menurut Fauzan, kolaborasi antara industri, perguruan tinggi, dan lembaga penelitian menjadi kunci percepatan inovasi nasional yang berdampak luas bagi masyarakat.

Dalam seminar ini, Indonesia menegaskan strategi mengurangi ketergantungan pada bahan baku impor dan mendorong inovasi berbasis deep-tech di bidang metalurgi dan material. 

Fauzan menuturkan bahwa tujuan riset tidak hanya untuk meningkatkan pengetahuan, tetapi juga menghasilkan produk yang dapat memperkuat daya saing industri lokal.

Dengan riset yang terintegrasi, pelaku industri dapat mengembangkan teknologi baru secara lebih cepat, efisien, dan tepat sasaran, sehingga manfaatnya terasa langsung bagi pertumbuhan ekonomi dan lapangan kerja. Seminar ini pun menjadi forum penting untuk memperkuat hubungan antara riset akademik dan kebutuhan praktis industri.

Selain itu, ISMM 2025 memfasilitasi interaksi lintas sektor, termasuk industri dan mitra swasta, untuk memastikan riset memiliki nilai aplikatif. Fauzan menegaskan bahwa keterlibatan aktif sektor swasta memungkinkan transfer teknologi lebih cepat, efisiensi investasi, dan risiko yang lebih terukur. 

Seminar ini tidak hanya sekadar forum akademik, tetapi menjadi strategi nasional untuk percepatan pembangunan industri berbasis riset yang dapat mendukung pertumbuhan ekonomi inklusif. Pendekatan ini diharapkan membentuk fondasi inovasi berkelanjutan yang memperkuat posisi Indonesia di tingkat global.

BRIN Dorong Ekosistem Riset Terbuka dan Kolaboratif

Kepala BRIN, Laksana Tri Handoko, menyambut kolaborasi Kemdiktisaintek dengan optimisme tinggi. Ia menekankan pentingnya membangun ekosistem riset yang terbuka dan inklusif, di mana industri dan sektor swasta terlibat langsung dalam pengembangan produk berbasis riset. 

Laksana menekankan bahwa kolaborasi ini memungkinkan inovasi material dikembangkan secara lebih efisien dan risiko terukur. Keterlibatan berbagai pihak dari perguruan tinggi, lembaga penelitian, dan industri diyakini akan mempercepat proses penelitian dan memastikan hasilnya relevan dengan kebutuhan nasional.

Melalui ISMM 2025, BRIN juga menegaskan bahwa setiap riset harus memiliki dampak nyata terhadap industri dan masyarakat. Laksana menjelaskan, mekanisme kolaboratif ini dapat meningkatkan kualitas produk, memperkuat daya saing industri lokal, dan mempercepat industrialisasi berbasis teknologi tinggi. 

Seminar ini juga menjadi platform untuk benchmarking global, di mana Indonesia belajar dari praktik terbaik negara lain untuk mengembangkan inovasi yang sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan industri nasional. 

Dengan demikian, riset di bidang material dan metalurgi tidak hanya bersifat akademik, tetapi juga aplikatif dan berdampak luas.

Selain itu, keterbukaan dalam ekosistem riset memungkinkan transfer ilmu dan teknologi secara efektif. BRIN menekankan bahwa kolaborasi lintas sektor adalah strategi jangka panjang yang mendukung inovasi berkelanjutan. 

Dengan melibatkan perguruan tinggi, lembaga penelitian, dan industri, riset dapat diselaraskan dengan kebutuhan pasar dan regulasi nasional. 

Hal ini membantu Indonesia membangun industri yang lebih mandiri, mengurangi ketergantungan impor, dan mendorong pertumbuhan ekonomi berbasis teknologi. Seminar ISMM 2025 menjadi wujud nyata komitmen Indonesia untuk memperkuat inovasi material.

Pemanfaatan Riset untuk Industri dan Masyarakat

Fauzan Adziman menegaskan bahwa riset material harus dapat diterapkan langsung dalam industri dan memenuhi kebutuhan masyarakat. Transformasi teknologi ini diharapkan meningkatkan efisiensi produksi, kualitas material, dan daya saing industri strategis, seperti manufaktur, konstruksi, dan energi. 

Dengan pemanfaatan riset yang tepat, industri lokal dapat mengembangkan produk baru yang lebih inovatif dan ekonomis, sekaligus membuka peluang kerja baru dan memperkuat ekonomi nasional. Seminar ini menjadi wahana penting untuk memastikan inovasi riset benar-benar berdampak nyata.

ISMM 2025 juga menekankan sinergi global sebagai salah satu strategi pengembangan riset. Melalui kolaborasi internasional, Indonesia dapat mengadaptasi praktik terbaik di bidang metalurgi dan material untuk kebutuhan industri dalam negeri. 

Hal ini memastikan bahwa teknologi yang dikembangkan relevan dengan standar global dan mampu meningkatkan posisi Indonesia di pasar internasional. 

Dengan menghubungkan riset akademik, kebutuhan industri, dan kolaborasi global, inovasi material diharapkan dapat memperkuat perekonomian dan menciptakan teknologi berkelanjutan.

Selain itu, peran perguruan tinggi dan peneliti muda menjadi sangat strategis dalam membangun ekosistem riset. Keterlibatan mereka dalam ISMM 2025 diharapkan mampu menghasilkan inovasi yang aplikatif dan mendorong lahirnya generasi peneliti profesional. 

Pendekatan ini juga memperkuat budaya riset berbasis solusi nyata yang dapat diimplementasikan di industri, sehingga hasil penelitian tidak hanya memberikan kontribusi akademik, tetapi juga manfaat sosial dan ekonomi yang nyata. Kolaborasi dengan sektor industri memastikan setiap inovasi memiliki arah dan tujuan yang jelas.

Masa Depan Teknologi Material Indonesia

Seminar ISMM 2025 menegaskan masa depan teknologi material Indonesia bergantung pada ekosistem riset yang kolaboratif dan berorientasi pada solusi nyata. Dengan melibatkan perguruan tinggi, industri, dan lembaga penelitian, inovasi di bidang metalurgi dapat menjadi fondasi pembangunan teknologi berkelanjutan. 

Fauzan menekankan bahwa inovasi berbasis riset akan memperkuat kemandirian industri dan mengurangi ketergantungan pada impor bahan baku, sejalan dengan upaya pemerintah meningkatkan daya saing nasional. Seminar ini menjadi momentum strategis untuk memperkuat jaringan riset nasional dan internasional.

BRIN pun menekankan strategi jangka panjang melalui kolaborasi lintas sektor. Keterlibatan berbagai pihak memungkinkan risiko riset lebih terkendali, biaya lebih efisien, dan hasil inovasi lebih aplikatif. 

Dengan sinergi ini, Indonesia dapat membangun fondasi industri berbasis teknologi tinggi yang kompetitif di kancah global. Seminar ISMM 2025 juga menjadi wahana untuk memperkuat budaya riset kolaboratif, menghasilkan solusi inovatif, dan membangun masa depan teknologi yang berkelanjutan bagi bangsa.

Melalui kolaborasi Kemdiktisaintek dan BRIN, riset material Indonesia diproyeksikan menjadi penggerak inovasi industri nasional. Sinergi yang dibangun tidak hanya menghasilkan produk baru, tetapi juga membentuk budaya riset yang berorientasi pada solusi nyata. 

Dengan fondasi riset yang kuat, Indonesia dapat menghadapi tantangan teknologi global dan membangun ekosistem inovasi yang berkelanjutan, inklusif, dan berdampak luas bagi seluruh lapisan masyarakat.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index