JAKARTA - Sinergi antara PT Perkebunan Nusantara III (PTPN III) dan Pertamina New & Renewable Energy (Pertamina NRE) kembali menorehkan capaian besar dalam pengembangan energi hijau di Indonesia.
Kementerian Lingkungan Hidup secara resmi menerbitkan Sertifikat Pengurangan Emisi Gas Rumah Kaca (SPE-GRK) untuk Pembangkit Listrik Tenaga Biogas (PLTBg) Sei Mangkei, menandai pengakuan resmi terhadap kontribusi proyek ini dalam menekan emisi karbon nasional.
PLTBg Sei Mangkei terbukti berhasil menurunkan emisi sebesar 35.475 ton CO?e, yang setara dengan emisi tahunan dari lebih dari 8.000 mobil berbahan bakar bensin, atau sama dengan efek penyerapan karbon dari penanaman 570.000 pohon.
Hasil ini mempertegas dukungan nyata terhadap agenda Asta Cita Presiden Prabowo Subianto, khususnya dalam prioritas pengembangan ekonomi hijau dan kemandirian energi nasional.
Keberhasilan ini menunjukkan arah baru kolaborasi antarlembaga dalam membangun sistem energi yang berkelanjutan. Tidak hanya mengurangi emisi, proyek ini juga menjadi tonggak penting dalam perjalanan menuju target Net Zero Emissions (NZE) 2060 yang telah menjadi komitmen nasional Indonesia di kancah internasional.
Inovasi Teknologi Ramah Lingkungan di Sektor Perkebunan
PLTBg Sei Mangkei memanfaatkan gas metana (CH?) dari limbah cair pabrik kelapa sawit (POME) milik PTPN III. Dengan menggunakan teknologi covered lagoon, gas metana yang sebelumnya terbuang ke udara kini dimanfaatkan menjadi sumber energi terbarukan.
Pembangkit ini memiliki kapasitas 2,4 megawatt (MW) yang mampu memasok kebutuhan listrik lebih dari 3.000 rumah tangga setiap hari di kawasan industri hijau Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sei Mangkei.
Proyek energi ini menjadi contoh penerapan ekonomi sirkular di sektor perkebunan, di mana limbah tidak hanya dikelola, tetapi diubah menjadi sumber daya bernilai ekonomi. Dengan pendekatan ini, PTPN III berhasil menciptakan model bisnis yang ramah lingkungan sekaligus berkelanjutan.
Direktur Utama Pertamina NRE, John Anis, menegaskan bahwa penerbitan SPE ini merupakan bentuk pengakuan atas nilai ekonomi yang dihasilkan dari dampak positif terhadap lingkungan.
“SPE ini merupakan hasil nyata kolaborasi yang telah berjalan sejak 2018. Kami bangga proyek ini tidak hanya menghasilkan listrik hijau, tapi juga berkontribusi terhadap target penurunan emisi nasional. Ini langkah penting menuju Net Zero Emissions 2060,” ujarnya.
Selain menciptakan manfaat ekologis, proyek ini juga memperkuat integrasi energi bersih dalam sistem ketenagalistrikan nasional, sejalan dengan strategi diversifikasi energi yang tengah digencarkan oleh pemerintah.
Nilai Tambah Ekonomi dan Pengembangan Proyek Baru
Direktur Bisnis PTPN III, Ryanto Wisnuardhy, menilai keberhasilan PLTBg Sei Mangkei membuktikan bahwa penerapan ekonomi sirkular di sektor perkebunan dapat memberikan manfaat berlapis.
“Kami tidak hanya mengelola limbah secara bertanggung jawab, tetapi juga menciptakan nilai tambah melalui energi hijau dan kredit karbon,” ungkapnya.
PTPN Group kini tengah menyiapkan pengembangan fasilitas serupa di lebih dari 20 pabrik kelapa sawit lainnya bersama mitra strategis. Langkah ini menunjukkan komitmen jangka panjang perusahaan dalam memperluas infrastruktur energi bersih, khususnya di wilayah-wilayah penghasil kelapa sawit.
Selain manfaat lingkungan, proyek PLTBg Sei Mangkei juga memberikan dampak ekonomi dan sosial yang signifikan. Kehadiran pembangkit ini mendukung pasokan listrik di kawasan industri hijau KEK Sei Mangkei, meningkatkan efisiensi energi, dan membuka lapangan kerja baru bagi masyarakat sekitar.
Dengan demikian, proyek ini tidak hanya menjadi simbol transisi energi, tetapi juga motor penggerak ekonomi lokal.
Komitmen Dekarbonisasi dan Arah Energi Baru Nasional
Penerbitan Sertifikat Pengurangan Emisi (SPE) oleh Kementerian Lingkungan Hidup memperkuat posisi Pertamina NRE dan PTPN III sebagai pelopor sinergi lintas BUMN dalam dekarbonisasi industri.
Pencapaian ini sekaligus menjadi bukti bahwa transisi menuju energi hijau dapat dilakukan dengan langkah konkret, kolaboratif, dan berkelanjutan.
Ke depan, kedua perusahaan berkomitmen untuk memperluas proyek energi baru terbarukan (EBT) di berbagai wilayah Indonesia.
Selain pengembangan PLTBg di sejumlah lokasi baru, PTPN Group dan Pertamina NRE juga tengah menyiapkan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di area perkebunan. Program ini akan memperluas jangkauan energi bersih sekaligus memperkuat ketahanan energi nasional.
Dengan semakin banyaknya proyek seperti PLTBg Sei Mangkei, Indonesia menunjukkan kemampuannya untuk beralih dari sistem energi berbasis fosil menuju ekosistem energi rendah karbon.
Kolaborasi lintas sektor ini menegaskan bahwa pertumbuhan ekonomi dan pelestarian lingkungan dapat berjalan beriringan, membawa manfaat bagi masyarakat sekaligus mendukung cita-cita besar menuju Indonesia hijau dan mandiri energi.