Pertumbuhan Kredit

BNI Tunjukkan Kinerja Solid Lewat Transformasi Digital dan Pertumbuhan Kredit

BNI Tunjukkan Kinerja Solid Lewat Transformasi Digital dan Pertumbuhan Kredit
BNI Tunjukkan Kinerja Solid Lewat Transformasi Digital dan Pertumbuhan Kredit

JAKARTA - Di tengah tekanan ekonomi global dan likuiditas yang ketat di industri perbankan, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI) tetap menunjukkan ketahanan kinerja yang solid sepanjang sembilan bulan pertama 2025.

Laba bersih yang dibukukan mencapai Rp 15,11 triliun atau sekitar 73 persen dari target tahunannya, menegaskan kemampuan BNI menjaga profitabilitas meski kondisi eksternal menantang.

Margin bunga bersih (net interest margin/NIM) tercatat turun ke level 3,8 persen akibat meningkatnya biaya dana (cost of fund/CoF). Namun, efisiensi pendanaan dan strategi digitalisasi menjadi faktor kunci yang membedakan BNI dari bank lain dalam menghadapi tekanan serupa.

Pertumbuhan Kredit dan Kualitas Aset

Pertumbuhan kredit BNI tetap solid, naik 10,5 persen secara tahunan menjadi Rp 812,2 triliun, didorong oleh pembiayaan pada segmen korporasi dan menengah. Kredit korporasi bertumbuh 12,4 persen menjadi Rp 450,7 triliun, sementara kredit menengah naik 14,3 persen menjadi Rp 120 triliun.

Kualitas aset juga menunjukkan perbaikan. Rasio pinjaman berisiko gagal bayar (loan at risk/LAR) turun menjadi 10,4 persen dari 11 persen pada kuartal sebelumnya, mencerminkan manajemen risiko yang lebih efektif di tengah dinamika industri perbankan.

Strategi Digital dan Pendapatan Non-Bunga

BNI mengandalkan ekspansi layanan digital sebagai motor utama pertumbuhan. Platform wondr by BNI mencatat 10,5 juta pengguna, naik hampir empat kali lipat dibandingkan tahun sebelumnya, dengan nilai transaksi mencapai Rp 783 triliun. 

Kenaikan pendapatan berbasis komisi (fee-based income) sebesar 11,5 persen YoY menegaskan efektivitas strategi diversifikasi pendapatan.

Selain itu, penempatan dana pemerintah sebesar Rp 55 triliun turut membantu menekan biaya dana, sementara total dana pihak ketiga tumbuh 21,4 persen menjadi Rp 934,3 triliun. 

Porsi dana murah (CASA) meningkat menjadi Rp 613,4 triliun, membuat struktur pendanaan semakin sehat dan memberi ruang bagi BNI menyalurkan kredit lebih agresif tanpa meningkatkan risiko.

Fundamental Kuat dan Prospek Optimistis

Struktur pendapatan BNI kini lebih seimbang antara bunga dan non-bunga, memperkuat daya saing di tengah perubahan lanskap industri. Rasio kecukupan modal (CAR) tercatat 21,1 persen, rasio kredit terhadap simpanan (LDR) 86,9 persen, dan rasio cakupan kredit bermasalah (NPL coverage) mencapai 222,7 persen.

Dengan kondisi fundamental yang kuat, BNI dipandang memiliki kapasitas menghadapi dinamika ekonomi mendatang. Analis merekomendasikan buy untuk saham BBNI dengan target harga Rp 5.700 per saham, membuka potensi penguatan sekitar 30 persen dari harga penutupan sebelumnya.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index