Tenis Meja

Atlet Muda Tenis Meja Indonesia Bersinar di Ajang AYG Bahrain 2025

Atlet Muda Tenis Meja Indonesia Bersinar di Ajang AYG Bahrain 2025
Atlet Muda Tenis Meja Indonesia Bersinar di Ajang AYG Bahrain 2025

JAKARTA - Setelah lama absen, tenis meja Indonesia akhirnya kembali tampil di ajang multi cabang internasional melalui Asian Youth Games (AYG) Bahrain 2025.

Keikutsertaan ini menjadi tonggak penting karena terakhir kali Indonesia berpartisipasi di ajang serupa adalah pada SEA Games 2019. 

Menurut penjelasan Komite Olimpiade Indonesia (KOI), partisipasi kali ini menjadi yang pertama dalam sepuluh tahun terakhir sejak cabang olahraga ini sempat terhambat akibat dualisme kepengurusan di tubuh Persatuan Tenis Meja Seluruh Indonesia (PTMSI).

Kini, Indonesia hadir kembali melalui Indonesia Pingpong League (IPL) yang telah mendapatkan pengakuan resmi dari KOI dan Federasi Tenis Meja Internasional (ITTF). Langkah ini menandai era baru bagi tenis meja Tanah Air untuk membangun fondasi yang lebih kuat dan profesional.

Dalam kesempatan bersejarah ini, IPL mengirimkan empat atlet muda berbakat untuk berlaga di Bahrain, yaitu Oktavia Kirana, Diska Anindia Susanto, Jehezekel Jason Christian, dan Mochammad Tarikh. 

Mereka tampil di tiga nomor berbeda, yakni tunggal putra, tunggal putri, dan ganda campuran. Keempatnya menunjukkan penampilan menjanjikan dengan berhasil melaju hingga babak gugur, sebuah pencapaian yang cukup membanggakan untuk penampilan perdana Indonesia setelah sekian lama.

Perjalanan Atlet Muda Indonesia di Ajang AYG Bahrain

Penampilan tim tenis meja Indonesia di AYG Bahrain menunjukkan potensi besar yang dimiliki generasi muda. Di nomor tunggal putri, Oktavia Kirana berhasil mencapai babak 32 besar sebelum harus mengakui keunggulan atlet asal Taiwan, Wan-rong Lin. 

Perjalanan Oktavia menjadi bukti ketangguhan dan kemampuan adaptasinya di tengah persaingan sengit.

Sementara itu, di nomor tunggal putra, Jehezekel Jason Christian juga melangkah hingga babak 32 besar. Ia terhenti setelah kalah 0–3 dari wakil India, Ritvik Gupta, dalam pertandingan yang berlangsung cukup ketat. 

Sedangkan Mochammad Tarikh mencatat hasil gemilang dengan kemenangan dramatis 3-2 atas Bilgun Ankhbayar dari Mongolia di babak 64 besar, sebelum akhirnya terhenti di babak 32 besar oleh atlet Taiwan, Yi-cing Yu.

Di sektor ganda campuran, dua pasangan Indonesia turut ambil bagian. Oktavia Kirana/Mochammad Tarikh harus mengakui keunggulan pasangan Taiwan, Chin-ting Lin/Ying-syuan Wu, sementara Diska Anindia Susanto/Jason Christian juga berhenti di babak 32 besar setelah kalah dari duet Malaysia, Yu Cheah/Hong Yu Tey. 

Meski hasilnya belum mencapai podium, performa mereka menunjukkan progres signifikan dan menjadi bekal berharga untuk pengalaman internasional berikutnya.

Pentingnya Pengalaman dan Mental Bertanding

Keikutsertaan di AYG Bahrain 2025 tidak hanya soal hasil, melainkan juga proses pembelajaran bagi para atlet muda. Sekretaris Jenderal IPL, Yon Mardiono, menilai kesempatan ini sebagai momentum penting untuk menambah jam terbang dan memperkuat mental bertanding di level internasional.

“Sudah lama atlet tenis meja kita tidak tampil di ajang internasional. Semua terasa baru bagi mereka. Saya selalu bilang, kalau mau jadi yang terbaik, belajar dari yang terbaik. Di sini mereka bertemu wakil terbaik dari seluruh Asia,” ujar Yon.

Yon juga menyoroti pentingnya persiapan menyeluruh sebelum bertanding, mulai dari latihan teknis di pelatnas, hingga pola makan, istirahat, dan penguatan mental. Ia menegaskan bahwa faktor mental memiliki pengaruh besar terhadap performa atlet di lapangan. “Kalau mental tidak disiapkan, bisa kaget begitu bertanding,” tambahnya.

Partisipasi di AYG ini menjadi cerminan bahwa Indonesia kini mulai fokus pada pembangunan sistem pembinaan jangka panjang. Dengan dukungan organisasi yang solid, para atlet muda diharapkan mampu beradaptasi dan tumbuh menjadi pemain berkelas internasional di masa depan.

Langkah Awal Menuju Kebangkitan Tenis Meja Nasional

Kembalinya tenis meja Indonesia ke panggung internasional melalui AYG Bahrain menjadi sinyal positif bagi masa depan olahraga ini. 

Setelah satu dekade diwarnai tantangan kepengurusan, kini Indonesia memiliki wadah yang lebih terarah dalam bentuk Indonesia Pingpong League (IPL) yang diakui secara resmi oleh lembaga nasional dan internasional.

Keikutsertaan empat atlet muda tersebut menjadi bukti bahwa regenerasi telah dimulai dan potensi besar tengah dipupuk sejak dini. Walau belum menghasilkan medali, hasil di Bahrain adalah langkah awal menuju masa depan yang lebih cerah bagi tenis meja Indonesia.

Dengan pengalaman yang diperoleh di ajang sebesar AYG, para pemain kini memiliki modal penting untuk meningkatkan kemampuan teknis, taktik, dan mentalitas bertanding. 

Diharapkan, momentum ini dapat menjadi batu loncatan untuk tampil lebih baik pada kompetisi berikutnya dan kembali mengharumkan nama bangsa di kancah internasional.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index