Citibank

Citibank Ungkap AI Jadi Motor Penghasil Laba Fantastis Perbankan Dunia 2028

Citibank Ungkap AI Jadi Motor Penghasil Laba Fantastis Perbankan Dunia 2028
Citibank Ungkap AI Jadi Motor Penghasil Laba Fantastis Perbankan Dunia 2028

JAKARTA - Citibank memproyeksikan bahwa kecerdasan buatan (AI) akan menjadi kekuatan utama yang mendorong laba industri perbankan global hingga Rp33.252 triliun atau setara US$2 triliun pada 2028. 

CEO Citi Indonesia, Batara Sianturi, menjelaskan bahwa hasil riset internal mereka menunjukkan transformasi digital berbasis AI akan mengubah lanskap perbankan secara fundamental. “Kami memperkirakan AI akan mendorong laba industri perbankan global hingga US$2 triliun pada 2028,” ungkap Batara.

Batara menekankan, meski potensi laba sangat besar, implementasi AI harus dilakukan dengan penuh tanggung jawab. Hal ini karena sektor keuangan memiliki kekayaan data dan nasabah yang cepat mengadopsi teknologi baru. 

Transformasi AI, menurut Batara, bukan sekadar inovasi teknologi, tetapi juga peluang strategis bagi bank untuk meningkatkan produktivitas dan memberikan solusi personal kepada klien.

Citibank telah memperluas penerapan teknologi AI secara global melalui perangkat AI milik Citi, yang kini menjangkau 80 negara dan yurisdiksi. Lebih dari 175.000 karyawan telah menggunakan perangkat ini, dan rencana ekspansi akan mencakup lebih banyak wilayah, termasuk Indonesia. 

Langkah ini menunjukkan bahwa bank menempatkan AI sebagai inti strategi bisnis dan inovasi pelayanan nasabah.

Infrastruktur Data Jadi Kunci Percepatan Digital

Di Indonesia, Batara menyoroti pentingnya infrastruktur data yang andal dan berkelanjutan. Tingkat adopsi digital yang tinggi di Tanah Air menjadikan sistem data sebagai fondasi penting pertumbuhan ekonomi digital. “Infrastruktur data bukan sekadar fondasi teknologi, tetapi juga pendorong pertumbuhan ekonomi,” katanya.

Citi berupaya memanfaatkan jaringan global dan keahlian lokal untuk menghubungkan klien dengan peluang digital yang berkembang pesat. 

Selain itu, modernisasi sistem dan kapabilitas bank menjadi fokus utama agar struktur operasional dapat mendukung bisnis perbankan institusional dan layanan lintas batas. Upaya ini diharapkan memperkuat posisi Citi sebagai mitra perbankan terpercaya bagi nasabah dengan kebutuhan global maupun domestik.

Kolaborasi menjadi kata kunci dalam transformasi digital ini. Batara menekankan bahwa kerja sama antara bisnis, investor, mitra teknologi, dan regulator diperlukan untuk memastikan ekosistem AI berjalan aman, inklusif, dan berkelanjutan. 

Hal ini juga menekankan bahwa AI bukan sekadar alat efisiensi, tetapi juga pendorong inovasi yang memberi manfaat bagi industri dan masyarakat.

Implementasi AI di Bank Mulai dari Layanan hingga Operasional

Perluasan AI di Citibank mencakup berbagai aplikasi, mulai dari peningkatan produktivitas karyawan hingga personalisasi layanan nasabah. Batara menyebut bahwa perangkat AI dapat digunakan untuk analisis data nasabah, prediksi tren pasar, serta memberikan rekomendasi keuangan yang lebih akurat.

Selain itu, AI juga diterapkan untuk memperkuat keamanan transaksi digital. Dengan kemampuan analisis data real-time, sistem dapat mendeteksi pola yang mencurigakan, sehingga risiko penipuan dan kejahatan siber dapat diminimalkan. 

Hal ini menegaskan bahwa AI tidak hanya mendorong keuntungan, tetapi juga meningkatkan perlindungan dan kualitas layanan.

Penggunaan AI di Citibank juga sejalan dengan komitmen bank untuk memodernisasi operasional globalnya. Dengan perangkat yang telah diterapkan di 80 negara, Citibank mampu mengoptimalkan proses internal, mengefisiensi waktu, dan memaksimalkan kapabilitas karyawan. 

Batara menekankan bahwa penerapan AI ini akan diadaptasi secara bertahap sesuai kebutuhan lokal, termasuk di Indonesia. 

Potensi Laba dan Tantangan Transformasi Digital

Sementara potensi laba industri perbankan global sangat menjanjikan, Batara menegaskan bahwa kesuksesan transformasi digital menuntut tanggung jawab etis dan pengawasan yang cermat.

Implementasi AI harus memastikan data nasabah terlindungi, sistem aman, serta teknologi inklusif agar semua pihak dapat memperoleh manfaatnya.

Selain itu, bank perlu berkolaborasi dengan berbagai pemangku kepentingan untuk memaksimalkan dampak positif AI. Investor, regulator, dan mitra teknologi diharapkan berperan dalam membangun ekosistem digital yang aman, berkelanjutan, dan produktif. 

Hal ini diharapkan menegaskan bahwa transformasi AI bukan sekadar keuntungan finansial, tetapi juga menciptakan nilai jangka panjang bagi masyarakat dan perekonomian global.

Batara optimis bahwa dengan adopsi AI yang tepat, industri perbankan tidak hanya akan mencatat pertumbuhan laba signifikan, tetapi juga memperkuat layanan, inovasi, dan inklusivitas bagi nasabah di seluruh dunia. 

Di Indonesia, ekspansi teknologi ini dipandang sebagai kesempatan untuk meningkatkan efisiensi, keamanan, dan kualitas layanan perbankan digital, seiring meningkatnya permintaan konsumen terhadap solusi finansial modern.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index