BNI

BNI Tunjukkan Ketahanan Finansial dengan Digitalisasi dan Kredit Produktif

BNI Tunjukkan Ketahanan Finansial dengan Digitalisasi dan Kredit Produktif
BNI Tunjukkan Ketahanan Finansial dengan Digitalisasi dan Kredit Produktif

JAKARTA - PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI) mencatatkan kinerja keuangan yang solid hingga kuartal III 2025, di tengah dinamika ekonomi global yang menantang. 

Laba bersih konsolidasi tercatat sebesar Rp 15,12 triliun, yang didorong oleh penguatan fundamental, efisiensi pendanaan, dan transformasi digital. 

Direktur Utama BNI, Putrama Wahju Setyawan, menegaskan bahwa keberhasilan ini mencerminkan kemampuan perseroan dalam beradaptasi, sambil mendorong pertumbuhan inklusif dan berkelanjutan. “Strategi penguatan kualitas portofolio dan efisiensi pendanaan yang disiplin membuat BNI tetap tangguh menghadapi volatilitas global,” ujarnya.

BNI mempertahankan rasio permodalan (CAR) sebesar 21,1 persen, dengan Tier-1 Capital yang tetap kuat. Likuiditas juga aman, ditunjukkan dengan Loan to Deposit Ratio (LDR) 86,9 persen, Liquidity Coverage Ratio (LCR) 167,4 persen, dan Net Stable Funding Ratio (NSFR) 142,1 persen. 

Kualitas aset tetap terjaga dengan rasio kredit bermasalah (NPL gross) sebesar 2,0 persen, sementara Loan at Risk (LAR) menurun menjadi 10,4 persen. Hal ini memperlihatkan efektivitas manajemen risiko dan ekspansi bisnis yang sehat.

Pertumbuhan Kredit Merata di Seluruh Segmen

Direktur Finance & Strategy BNI, Hussein Paolo Kartadjoemena, mengungkapkan bahwa total penyaluran kredit tumbuh 10,5 persen secara tahunan menjadi Rp 812,2 triliun hingga akhir September 2025. Pertumbuhan kredit terjadi merata di seluruh segmen bisnis, mencerminkan portofolio yang sehat dan berimbang. 

Kredit korporasi naik 12,4 persen menjadi Rp 450,7 triliun, kredit menengah tumbuh 14,3 persen, sementara kredit UMKM non-KUR meningkat 13,9 persen menjadi Rp 46,3 triliun. Kredit konsumer juga meningkat 9,6 persen menjadi Rp 150,2 triliun.

Paolo menegaskan bahwa pertumbuhan kredit yang seimbang menunjukkan efektivitas strategi pembiayaan BNI, yang mampu menjaga kualitas aset sambil mendorong sektor produktif. 

Selain itu, anak usaha BNI juga mencatat pertumbuhan kredit 15,3 persen menjadi Rp 17,4 triliun. Cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN) mencapai Rp 34,7 triliun, dengan NPL coverage ratio 222,7 persen, memastikan ketahanan jangka panjang.

Digitalisasi Tingkatkan CASA dan Fee Income

Transformasi digital menjadi pendorong utama kinerja BNI. Direktur Treasury & International Banking BNI, Abu Santosa Sudradjat, menyampaikan bahwa strategi digital transaction banking berhasil meningkatkan Dana Pihak Ketiga (DPK) 21,4 persen menjadi Rp 934,3 triliun, dengan CASA tumbuh 13,3 persen menjadi Rp 613,4 triliun. 

Porsi dana murah ini memperkuat struktur pendanaan dan menekan biaya dana, sehingga profitabilitas tetap sehat.

Pendapatan berbasis biaya (fee-based income) meningkat 11 persen, berkontribusi 30 persen dari total pendapatan non-bunga. Lonjakan ini didorong oleh akselerasi kanal digital, termasuk aplikasi wondr by BNI yang penggunaannya meningkat dari 2,8 juta menjadi 10,5 juta hingga September 2025. 

Nilai transaksi wondr mencapai Rp 783 triliun dengan 866 juta transaksi. Kanal BNIdirect untuk korporasi juga mencatat transaksi Rp 8.080 triliun, naik 26,7 persen. Strategi ini memperkuat pertumbuhan CASA yang sustain dan fee income yang konsisten, menjadi fondasi biaya dana yang sehat dan berkelanjutan.

BNI Perkuat Pembiayaan Berkelanjutan dan Ramah Lingkungan

BNI juga berperan sebagai pelopor keuangan berkelanjutan di Indonesia melalui penerbitan Sustainability Bond. Dana hasil obligasi dialokasikan ke proyek-proyek ramah lingkungan, energi terbarukan, dan pemberdayaan UMKM. 

Direktur Risk Management BNI, David Pirzada, menekankan komitmen perseroan terhadap transisi ekonomi hijau. “Seluruh dana hasil penerbitan Sustainability Bond dialokasikan untuk proyek-proyek hijau yang memenuhi kriteria lingkungan,” ujarnya.

Hingga akhir September 2025, portofolio pembiayaan berkelanjutan BNI mencapai Rp 192,4 triliun atau 24 persen dari total kredit, terdiri atas pembiayaan sosial-ekonomi dan pembiayaan hijau. 

Langkah ini menunjukkan bahwa strategi transformasi digital dan keuangan berkelanjutan selaras, mendorong pertumbuhan laba yang inklusif dan stabil.

Dengan berbagai inisiatif ini, BNI membuktikan diri sebagai bank yang adaptif, efisien, dan inovatif. Laba bersih Rp 15,12 triliun hingga kuartal III 2025 menjadi bukti kesuksesan strategi transformasi digital, efisiensi pendanaan, serta komitmen terhadap pembiayaan berkelanjutan. 

Perseroan terus memperkuat fondasi bisnis, memperluas ekosistem digital, dan menjadi motor penggerak keuangan hijau di Indonesia.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index