JAKARTA - Pulau Bali kembali mencatat tonggak penting dalam industri penerbangan internasional dengan dibukanya rute langsung Newcastle–Denpasar oleh Jetstar Airways.
Langkah ini tidak hanya memperkuat konektivitas udara antara Indonesia dan Australia, tetapi juga menandai era baru dalam kemudahan perjalanan wisatawan Australia menuju destinasi tropis favorit mereka tanpa harus melalui kota besar seperti Sydney atau Melbourne.
Penerbangan perdana dengan nomor JQ 88 menggunakan pesawat Airbus A320, tiba di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai pada pukul 13.00 WITA, membawa sekitar 210 penumpang dari Newcastle, New South Wales. Rute baliknya, JQ 89, dijadwalkan berangkat dari Denpasar setiap Rabu malam dengan frekuensi tiga kali seminggu.
General Manager Bandara I Gusti Ngurah Rai, Ahmad Syaugi Shahab, menyampaikan bahwa pembukaan rute ini menjadi langkah besar dalam memperluas akses langsung wisatawan dari Australia.
“Untuk pertama kalinya Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai terhubung dengan kota Newcastle di New South Wales, Australia. Rute ini memperluas akses wisatawan Australia untuk langsung menikmati Bali tanpa harus transit di kota lain,” ujarnya.
Kehadiran rute baru ini sekaligus menjadikan Denpasar sebagai destinasi internasional pertama yang terhubung langsung dengan Bandara Newcastle sejak fasilitas tersebut mulai melayani penerbangan luar negeri. Penerbangan ini juga menjadi simbol peningkatan hubungan kedua negara, terutama di bidang pariwisata dan ekonomi.
Dukungan Infrastruktur Bandara dan Kapasitas Penerbangan
Jetstar Airways menggunakan armada A321LR untuk melayani rute Newcastle–Denpasar dengan kapasitas hingga 70.000 kursi per tahun.
Pengoperasian ini diharapkan dapat menambah jumlah wisatawan yang datang langsung ke Bali, sekaligus memperkuat posisi Bandara I Gusti Ngurah Rai sebagai hub utama penerbangan internasional di Indonesia bagian timur.
Bandara ini kini melayani total 9 rute langsung ke Australia, yakni Sydney, Melbourne, Brisbane, Adelaide, Cairns, Darwin, Perth, Gold Coast, dan yang terbaru Newcastle. Dengan jumlah tersebut, Australia menjadi negara dengan konektivitas penerbangan terbanyak ke Bali.
Menurut Ahmad Syaugi, penambahan rute internasional dari kota-kota di Australia mencerminkan tingginya minat warga Australia terhadap Bali, baik untuk berwisata, bekerja jarak jauh (remote working), maupun mengunjungi keluarga.
Ia menambahkan bahwa langkah ini juga menjadi bagian dari strategi jangka panjang untuk meningkatkan daya saing pariwisata Bali secara global.
“Elektrifikasi penerbangan dan efisiensi bandara terus kami tingkatkan. Dengan rute baru ini, potensi pergerakan wisatawan akan semakin besar dan berpengaruh positif bagi industri pariwisata Bali,” kata Syaugi.
Selain itu, Bandara I Gusti Ngurah Rai kini mengoperasikan 21 rute domestik dan 38 rute internasional. Hingga September 2025, bandara tersebut telah menangani 18,23 juta penumpang dan 106 ribu pergerakan pesawat, yang menunjukkan pemulihan penuh sektor penerbangan pascapandemi.
Australia, Pasar Utama Pariwisata Bali
Australia tetap menjadi pasar terbesar bagi pariwisata Bali. Hingga September 2025, sebanyak 1.250.999 wisatawan asal Australia tercatat datang melalui Bandara Ngurah Rai. Angka ini menjadi bukti kuat bahwa Bali masih menjadi destinasi favorit utama bagi wisatawan Negeri Kanguru tersebut.
Rute langsung Newcastle–Denpasar diyakini akan memperluas basis wisatawan dari wilayah New South Wales bagian utara, yang sebelumnya harus menempuh perjalanan panjang menuju Sydney sebelum terbang ke Bali.
Dengan penerbangan langsung ini, wisatawan dapat menghemat waktu perjalanan hingga tiga jam, yang berarti pengalaman liburan yang lebih efisien dan nyaman.
Pelaku industri pariwisata di Bali juga menyambut positif langkah Jetstar Airways tersebut. Mereka menilai, rute ini tidak hanya akan menambah jumlah kunjungan wisatawan, tetapi juga meningkatkan peluang ekonomi, terutama bagi sektor akomodasi, kuliner, dan transportasi lokal.
“Penerbangan langsung ini akan membuka peluang kerja dan usaha baru di Bali. Setiap peningkatan akses udara berarti potensi ekonomi yang lebih besar,” ujar Syaugi.
Dampak Positif bagi Ekonomi dan Pariwisata Bali
Dengan koneksi udara yang semakin luas, perekonomian Bali diharapkan mendapatkan dorongan signifikan, terutama dalam sektor jasa dan perdagangan.
Pemerintah dan pengelola bandara menilai rute Newcastle–Denpasar bukan hanya sekadar jalur transportasi, tetapi juga sarana mempererat hubungan sosial, budaya, dan ekonomi antara kedua negara.
Bandara I Gusti Ngurah Rai sendiri terus berbenah melalui pengembangan fasilitas layanan penumpang internasional. Fokusnya tidak hanya pada kenyamanan wisatawan, tetapi juga efisiensi proses imigrasi dan keamanan penerbangan.
Dengan peningkatan ini, bandara tersebut menargetkan pertumbuhan penumpang internasional hingga 20 persen dalam dua tahun ke depan.
Melalui rute baru Newcastle–Denpasar, Bali menegaskan posisinya sebagai pintu gerbang utama pariwisata Indonesia. Hubungan historis dan emosional antara masyarakat Australia dan Bali semakin kuat, didorong oleh kemudahan akses transportasi udara yang kini semakin terjangkau dan efisien.
“Rute langsung ini adalah langkah strategis yang bukan hanya menguntungkan sektor pariwisata, tetapi juga mempererat hubungan antarwarga kedua negara,” tutur Ahmad Syaugi.
Pemerintah optimistis, pembukaan rute-rute baru seperti ini akan membantu mewujudkan target peningkatan wisatawan mancanegara sekaligus memperkuat posisi Indonesia sebagai destinasi unggulan di kawasan Asia Pasifik.