JAKARTA - Perjalanan UMKM Indonesia untuk menembus pasar global kini semakin terbuka lebar berkat dukungan lembaga pemerintah.
Salah satu contoh nyata adalah PT Bima Tikhe Berkat, perusahaan kopi yang berhasil memperluas ekspor ke berbagai negara Asia seperti China, India, hingga Timur Tengah, dengan bantuan Indonesia Eximbank.
Dalam ajang Trade Expo Indonesia (TEI) 2025 yang berlangsung 15-19 Oktober, Indonesia Eximbank menampilkan produk UMKM binaan yang telah berhasil menembus pasar ekspor.
Kehadiran lembaga pembiayaan ini menunjukkan komitmen pemerintah untuk mendorong produk lokal bersaing di kancah global. Bagi Vera Victoria, owner Bima Tikhe Berkat, langkah pertama menembus pasar ekspor dimulai pada 2016 melalui ajang Trade Expo Indonesia.
Saat itu, produk komoditas lokal Indonesia belum banyak dikenal di luar negeri, namun pengalaman pameran tersebut menumbuhkan semangat untuk memperkenalkan cita rasa Nusantara ke dunia.
Tantangan Pandemi dan Strategi Bangkit
Perjalanan ekspor Bima Tikhe Berkat tak selalu mulus. Pandemi COVID-19 sempat menghentikan ekspor sepenuhnya, memaksa para petani mitra menyalurkan hasil panen ke pasar domestik.
Meski demikian, Vera tidak menyerah. Pada 2022, ia kembali menjajaki pasar Turki, meski menghadapi tarif impor hingga 35% dan persaingan ketat dari negara-negara Amerika Latin.
Menurut Vera, peran pemerintah dalam negosiasi perjanjian dagang antarnegara sangat krusial agar produk Indonesia lebih kompetitif di pasar internasional. Strategi ini menjadi kunci agar UMKM bisa bersaing dengan negara lain tanpa kehilangan nilai produk lokal.
Peran Indonesia Eximbank dalam Ekspansi
Dukungan Indonesia Eximbank tidak hanya berupa pembiayaan, tetapi juga pembinaan dan pelatihan. Vera mendapatkan pengetahuan baru tentang strategi ekspor, mulai dari negosiasi dengan buyer, riset pasar, hingga manajemen rantai pasok.
“Kita tidak bisa lagi berkompetisi satu sama lain. Harus kolaborasi demi memperkuat ekspor nasional,” ujarnya di sela TEI 2025, Kamis, 16 Oktober. Program pembinaan seperti ini dianggap sangat penting bagi pelaku usaha pemula di sektor komoditas agar mampu bersaing di pasar global.
Saat ini, Bima Tikhe Berkat memiliki sekitar 10 buyer aktif. Salah satu kontrak terbesar berasal dari China, dengan volume transaksi mencapai 200 metrik ton kopi per tahun sejak 2024.
Sementara itu, India menjadi pasar terbaru dengan nilai transaksi sekitar USD 500.000 untuk produk kakao beans dan kakao powder. Menurut Vera, negara-negara Asia kini menjadi pasar paling potensial dibanding Eropa.
“Kekuatan ekonomi saat ini ada di Asia, China, India, dan Timur Tengah. Jadi kenapa harus mengejar yang sulit, kalau yang dekat dan potensial justru lebih menjanjikan,” jelas Vera.
Kopi Indonesia Sebagai Produk Premium
Meski fokus pada Asia, Vera tetap berharap kopi Indonesia dikenal di Eropa sebagai produk premium. Dalam berbagai pameran internasional, seperti World Food India, kopinya selalu mendapat sambutan hangat. “Mereka bilang belum pernah mencicipi kopi seenak ini. Itu jadi kebanggaan tersendiri,” ujarnya.
Kecintaan Vera pada kopi berasal dari warisan keluarga. Ia adalah cucu seorang petani kopi di Medan. Hal ini membuatnya melibatkan petani secara langsung dalam proses ekspor, mulai dari grading, pengemasan, hingga dokumentasi pengiriman.
“Saya ingin mereka tahu dan bangga bahwa hasil panennya bisa sampai ke luar negeri,” katanya.
Produk Turunan dan Dampak Ekonomi
Kini, Bima Tikhe Berkat tidak hanya mengekspor kopi, tetapi juga produk turunan kakao dan kelapa, termasuk desiccated coconut yang diminati pasar Turki dan Timur Tengah.
Setiap kontainer kopi yang dikirim dapat menghasilkan hingga 1,8 juta cangkir espresso di pasar global, sebuah pencapaian signifikan bagi UMKM yang dulunya hanya menjual sachet kopi 10 gram di acara lokal.
Meski sukses, tantangan tetap ada. Selain menjaga kualitas, Vera harus bersaing mendapatkan stok kopi Indonesia. Perang dagang antara AS dan China justru membawa berkah karena banyak buyer China kini beralih mencari pasokan dari Indonesia.
Harapan ke Depan
Ke depan, Vera berharap dukungan dari Indonesia Eximbank dan pemerintah terus konsisten, terutama melalui pembiayaan ekspor berbasis kontrak. Skema ini membantu pelaku usaha menalangi pembelian hasil panen petani sebelum produk siap diekspor.
“Petani itu hidup dari satu musim panen. Jadi kalau kita bisa bantu mempercepat pembayaran, mereka pun bisa terus menanam dan menjaga kualitas,” tuturnya.
Dengan semangat kolaborasi dan misi memperkenalkan cita rasa Indonesia ke dunia, Vera optimistis Bima Tikhe Berkat bisa terus tumbuh. “Kita ini punya komoditas terbaik di dunia. Tinggal bagaimana kita membawa rasa itu ke panggung global,” pungkasnya.