Sekolah

Strategi Efektif Mencegah Bullying di Sekolah dan Kampus

Strategi Efektif Mencegah Bullying di Sekolah dan Kampus
Strategi Efektif Mencegah Bullying di Sekolah dan Kampus

JAKARTA - Kasus tragis menimpa mahasiswa Universitas Udayana dari Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (FISIP), Timothy Anugrah, yang bunuh diri dengan melompat dari lantai dua gedung FISIP karena menjadi korban perundungan oleh teman sekampusnya. 

Informasi yang beredar menunjukkan bahwa korban dijadikan bahan olokan dalam grup WhatsApp, termasuk oleh pengurus Himpunan Mahasiswa Ilmu Politik (Himapol) FISIP Unud.

Menanggapi kejadian ini, Himapol FISIP Unud memberhentikan secara tidak hormat empat pengurus yang melakukan tindakan tidak etis dan menyampaikan pernyataan tidak pantas melalui percakapan internal. 

“Bahwa yang bersangkutan telah melakukan tindakan tidak etis dengan menyampaikan pernyataan tidak pantas melalui media percakapan internal, yang menyinggung perasaan pihak-pihak tertentu serta tidak mencerminkan sikap empati terhadap korban yang telah meninggal dunia,” demikian dikutip dari akun Instagram @himapolfisipunud, Sabtu 18 Oktober 2025.

Tindakan Kampus dan Hasil Rapat

Universitas Udayana (Unud) telah menggelar rapat tingkat Fakultas FISIP bersama Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM), Himpunan Mahasiswa Program Studi, dan mahasiswa yang terlibat dalam percakapan daring yang menyinggung Timothy. 

Dari hasil rapat, dipastikan bahwa percakapan di media sosial tersebut terjadi setelah Timothy meninggal dunia, sehingga ucapan yang tidak berempati bukan penyebab langsung keputusan tragis almarhum.

Dampak Bullying Menurut UNICEF

Melansir laman resmi Unicef pada Sabtu 18 Oktober 2025, bullying dapat menimbulkan dampak negatif serius dan jangka panjang bagi anak dan remaja. Selain efek fisik, perundungan dapat memicu masalah emosional dan kesehatan mental, termasuk depresi dan kecemasan.

Bullying dapat terjadi secara langsung maupun daring (cyberbullying), misalnya melalui media sosial, SMS, email, atau platform digital lain yang sering digunakan anak-anak dan remaja untuk berinteraksi. Perundungan siber bisa sama merusaknya dengan perundungan fisik karena tersebar luas dan sulit dihapus.

Cara Mencegah Bullying

Berdasarkan panduan dari UNICEF, berikut beberapa strategi untuk mencegah bullying di sekolah dan kampus:

1. Edukasi Anak tentang Perundungan

Mengenalkan konsep bullying sejak dini membantu anak-anak mengenali perilaku perundungan, baik saat mereka mengalaminya sendiri maupun melihat orang lain mengalaminya. Pemahaman ini menjadi dasar untuk melawan perilaku negatif dan membela korban.

2. Berbicara Secara Terbuka dan Rutin

Komunikasi rutin dengan anak tentang bullying membuat mereka lebih nyaman untuk terbuka jika menghadapi perundungan. Orang tua disarankan menanyakan kegiatan sehari-hari anak di sekolah maupun aktivitas daring, termasuk bagaimana perasaan mereka terkait interaksi sosial.

3. Dorong Anak Menjadi Panutan Positif

Anak yang bukan korban tetap bisa mencegah bullying dengan bersikap inklusif, ramah, dan menghormati teman-temannya. Jika mereka menyaksikan bullying, anak-anak bisa membela korban, memberikan dukungan, atau menantang perilaku perundung secara tepat.

4. Bangun Kepercayaan Diri Anak

Aktivitas ekstrakurikuler dan hobi yang disukai anak membantu membangun kepercayaan diri dan memperluas pertemanan. Lingkungan sosial yang positif mengurangi risiko anak menjadi target bullying atau ikut dalam perilaku negatif.

5. Orang Tua Menjadi Panutan

Anak-anak mencontoh perilaku orang tua, termasuk cara bersikap di dunia nyata maupun daring. Orang tua yang menunjukkan sikap hormat, adil, dan berani bersuara saat menyaksikan ketidakadilan memberi contoh konkret untuk anak.

Peran Kampus dan Sekolah

Kampus dan sekolah perlu menciptakan lingkungan aman bagi mahasiswa dan siswa. Tindakan seperti rapat bersama pengurus mahasiswa, pembinaan, serta kebijakan tegas terhadap pelaku bullying menjadi langkah preventif. 

Program edukasi, konseling, dan pelatihan kesadaran digital juga penting untuk mencegah cyberbullying. Kasus tragis yang menimpa Timothy Anugrah menjadi pengingat pentingnya pencegahan bullying di sekolah dan kampus. 

Anak-anak dan mahasiswa perlu mendapat edukasi tentang perundungan, dukungan sosial, dan penguatan kepercayaan diri.  Orang tua dan pendidik memiliki peran besar sebagai panutan dan pengawas perilaku sosial, baik di dunia nyata maupun digital.

Dengan langkah-langkah edukasi, komunikasi terbuka, penguatan karakter positif, dan kebijakan tegas dari institusi, risiko bullying dapat diminimalkan. Pencegahan yang efektif tidak hanya melindungi korban tetapi juga membentuk lingkungan belajar yang sehat, inklusif, dan aman bagi semua pihak.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index