JAKARTA - Pemerintah memastikan salah satu proyek strategis nasional di sektor energi segera rampung.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengungkapkan bahwa proyek kilang milik PT Pertamina (Persero) di Kalimantan Timur dijadwalkan akan diresmikan pada November 2025.
Pernyataan tersebut disampaikan Bahlil usai menghadiri Rapat Terbatas (Ratas) bersama Presiden Prabowo Subianto dan sejumlah menteri di Kertanegara, Jakarta, pada Minggu 19 Oktober 2025.
Dalam rapat tersebut, pemerintah membahas kemajuan 18 proyek kilang yang sedang berjalan di berbagai wilayah Indonesia.
Dua Proyek Kilang Tunjukkan Progres Signifikan
Bahlil menjelaskan bahwa dari 18 titik proyek kilang yang dibahas dalam rapat, terdapat dua proyek yang menunjukkan kemajuan paling signifikan. Salah satunya adalah kilang yang dikelola oleh Pertamina di Kalimantan Timur.
“Kilang dari 18 titik yang dibicarakan, ada dua kilang ya. Kalau di Kalimantan Timur, yang punya Pertamina, beberapa produknya akan diresmikan November ini,” kata Bahlil kepada wartawan.
Proyek ini menjadi bagian dari upaya pemerintah untuk mempercepat pembangunan infrastruktur energi nasional, terutama di wilayah timur Indonesia. Kilang tersebut nantinya akan memperkuat pasokan bahan bakar dalam negeri dan mengurangi ketergantungan terhadap impor BBM.
Pemerintah Siapkan 18 Titik Kilang Baru
Selain proyek yang akan diresmikan bulan depan, pemerintah juga tengah menyusun rencana pembangunan 18 kilang baru di berbagai daerah. Menurut Bahlil, tahap feasibility study (FS) atau studi kelayakan untuk proyek-proyek tersebut kini hampir tuntas.
“Kilang baru yang lagi kami kerjakan di 18 titik itu mudah-mudahan dalam waktu dekat FS-nya final. Kalau sudah final, itu bisa mulai diimplementasikan,” jelasnya.
Dengan selesainya tahap studi kelayakan, pemerintah optimistis pembangunan fisik kilang-kilang baru tersebut dapat segera dimulai. Program ini sekaligus menjadi langkah strategis untuk mendorong pemerataan infrastruktur energi dari Sabang hingga Merauke.
Dorongan Prabowo untuk Kemandirian Energi Nasional
Bahlil menambahkan bahwa Presiden Prabowo memberi perhatian khusus terhadap proyek kilang ini. Pemerintah menekankan pentingnya percepatan pembangunan fasilitas pengolahan minyak sebagai langkah nyata menuju kemandirian energi nasional.
“Pemerintah menekankan percepatan proyek kilang untuk mengurangi ketergantungan terhadap impor bahan bakar minyak dan memperkuat kapasitas produksi nasional,” ujar Bahlil.
Dalam arahannya, Prabowo juga meminta agar pengembangan kilang tidak hanya terpusat di wilayah besar seperti Jawa atau Sumatera, melainkan menjangkau daerah-daerah lain melalui konsep kilang portable atau mini refinery.
“Arahan Presiden itu, setiap daerah ada kilang, portable, spot-spot,” tandas Bahlil.
Langkah ini diharapkan dapat memastikan ketersediaan energi di daerah terpencil sekaligus mendukung pemerataan ekonomi nasional.
Kilang Portable Jadi Solusi Pemerataan Akses Energi
Konsep kilang portable atau mini refinery dinilai sebagai solusi efektif untuk mempercepat pemerataan akses energi. Kilang jenis ini memungkinkan produksi bahan bakar dalam skala lebih kecil namun fleksibel, sehingga bisa dibangun di wilayah dengan infrastruktur terbatas.
Dengan sistem modular, kilang portable dapat dipindahkan sesuai kebutuhan produksi atau distribusi energi di daerah tertentu. Pemerintah menilai pendekatan ini efisien, terutama dalam mendukung pertumbuhan ekonomi daerah dan mengurangi biaya logistik energi.
Penerapan model ini juga sejalan dengan kebijakan hilirisasi energi yang digalakkan pemerintah. Selain menekan impor BBM, kilang portable akan mendukung terciptanya rantai pasok energi domestik yang lebih kuat dan terintegrasi.
Strategi Pertamina Dorong Ketahanan Energi
Sebagai operator utama, PT Pertamina (Persero) terus berkomitmen meningkatkan kapasitas produksi minyak nasional. Proyek kilang di Kalimantan Timur menjadi bukti konsistensi Pertamina dalam memperluas infrastruktur hilir energi.
Dengan beroperasinya kilang baru ini, Pertamina diharapkan dapat menambah volume produksi BBM domestik sekaligus memperkuat pasokan untuk wilayah Indonesia timur. Selain itu, proyek ini juga diharapkan membuka peluang investasi baru di sektor energi daerah.
Langkah ini merupakan bagian dari strategi jangka panjang Pertamina dalam mencapai ketahanan energi nasional melalui pembangunan kilang modern dan efisien di berbagai wilayah strategis.
Komitmen Pemerintah terhadap Transformasi Energi
Pemerintah melalui Kementerian ESDM terus menegaskan komitmennya untuk mempercepat transformasi energi, baik melalui pembangunan kilang minyak, pengembangan energi baru terbarukan (EBT), maupun peningkatan kapasitas produksi migas dalam negeri.
“Fokus pemerintah jelas, kita ingin Indonesia tidak lagi bergantung pada impor BBM. Dengan membangun kilang di berbagai wilayah, kita ingin menciptakan kemandirian energi dan meningkatkan nilai tambah nasional,” ujar Bahlil dalam kesempatan terpisah.
Dengan rencana peresmian proyek kilang di Kalimantan Timur bulan depan, pemerintah menunjukkan langkah konkret menuju kemandirian energi. Program kilang ini sekaligus menjadi simbol bahwa era baru pembangunan infrastruktur energi Indonesia telah dimulai.