BCA

BCA Pertahankan Momentum Pertumbuhan di Tengah Kompresi Margin Bank

BCA Pertahankan Momentum Pertumbuhan di Tengah Kompresi Margin Bank
BCA Pertahankan Momentum Pertumbuhan di Tengah Kompresi Margin Bank

JAKARTA - Kinerja PT Bank Central Asia Tbk (BCA) diperkirakan mengalami perlambatan pada kuartal III-2025. 

Meski begitu, ketahanan fundamental bank ini tetap menjadi sorotan utama. Tekanan margin menjadi tantangan tersendiri bagi bank berkode saham BBCA tersebut, seiring kondisi suku bunga yang menurun. 

Dalam periode Juli hingga September 2025, proyeksi menunjukkan adanya sedikit penurunan laba dibanding kuartal sebelumnya, tetapi BCA masih berada di jalur positif dengan strategi pengelolaan keuangan yang kuat.

Konsensus analis memperkirakan laba BCA mencapai sekitar Rp14,17 triliun pada kuartal III-2025, turun tipis dari Rp14,86 triliun di kuartal sebelumnya. 

Penurunan ini terutama dipicu oleh tekanan pada pendapatan bunga bersih (NII), namun manajemen bank diyakini tetap mampu menjaga stabilitas di tengah perubahan kebijakan moneter.

Faktor Tekanan dan Strategi BCA

Menurut analis Bloomberg Intelligence, Sarah Jane Mahmud, perlambatan laba BCA disebabkan oleh pelemahan NII yang merupakan dampak dari kebijakan pelonggaran moneter. 

Penurunan suku bunga acuan sebesar 150 basis poin (bps) membuat margin bunga bersih (NIM) BCA tertekan. Tekanan tersebut semakin diperkuat oleh moderasi penyaluran kredit yang mengalami sedikit perlambatan akibat aktivitas perdagangan global dan sentimen konsumen yang melemah.

Meskipun demikian, Sarah menilai masih ada sentimen positif yang dapat menahan kompresi margin. Kondisi likuiditas yang membaik, pertumbuhan dana murah (CASA), serta komposisi aset yang efisien menjadi modal penting bagi BCA untuk menjaga keseimbangan keuangannya. 

Pada kuartal II-2025, NIM BCA tercatat sebesar 5,8% dan diperkirakan masih sedikit tertekan pada kuartal berikutnya. Namun secara keseluruhan, BCA tetap dinilai mampu menjaga profitabilitas di tengah dinamika ekonomi global.

Kredit Tetap Tumbuh Stabil

Dari sisi penyaluran kredit, BCA masih menunjukkan daya saing tinggi. Meski terjadi perlambatan kecil, bank ini diperkirakan tetap memimpin di antara pesaingnya. Pertumbuhan kredit BCA pada Agustus 2025 tercatat naik 9,27% secara tahunan (YoY), memperlihatkan konsistensi dalam menyalurkan pembiayaan di berbagai sektor.

Proyeksi ke depan menunjukkan pertumbuhan pinjaman BCA berada di kisaran dua digit rendah, menegaskan ketahanan BCA di tengah tekanan ekonomi makro.

Para analis menilai strategi BCA dalam menjaga kualitas portofolio kredit cukup efektif. Fokus pada segmen konsumer dan korporasi besar yang stabil membantu bank mempertahankan tingkat risiko tetap terkendali. 

Selain itu, kemampuan BCA dalam mengelola dana murah menjadi faktor penting dalam menjaga margin dan daya saing di pasar perbankan nasional.

Langkah Antisipatif Jaga Kualitas Aset

Sarah Jane Mahmud juga menyoroti potensi risiko terhadap kualitas aset, terutama pada segmen usaha kecil yang mungkin terdampak perlambatan ekonomi. Untuk itu, BCA tetap berhati-hati dengan menjaga tingkat provisi pada level tinggi sebagai langkah antisipatif terhadap potensi kerugian kredit.

Per Agustus 2025, beban pencadangan BCA tercatat meningkat 106,75% YoY menjadi Rp2,66 triliun. Keputusan ini diambil sebagai bagian dari strategi membangun penyangga (buffer) yang lebih besar agar bank tetap tangguh menghadapi risiko kredit. 

Dengan pendekatan konservatif tersebut, BCA memastikan stabilitas jangka panjang sekaligus memperkuat kepercayaan investor dan nasabah.

Ke depan, meski tekanan margin masih menjadi tantangan, BCA diyakini tetap berada pada jalur pertumbuhan yang sehat. Kombinasi antara manajemen risiko yang kuat, likuiditas solid, serta kemampuan beradaptasi terhadap perubahan suku bunga akan menjadi kunci keberhasilan bank ini dalam menjaga kinerja hingga akhir 2025.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index