Wapres Gibran

Wapres Gibran Terima Gelar Kaicil Kastela Dalam Upacara Adat Ternate

Wapres Gibran Terima Gelar Kaicil Kastela Dalam Upacara Adat Ternate
Wapres Gibran Terima Gelar Kaicil Kastela Dalam Upacara Adat Ternate

JAKARTA - Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka menerima gelar adat kehormatan Kaicil Kastela, yang berarti seorang pangeran, dari Kesultanan Ternate. 

Prosesi penyerahan gelar dilakukan langsung oleh Sultan Ternate ke-49, Hidayatullah Sjah, di Kadaton Kesultanan Ternate. Dalam acara tersebut, Gibran mengenakan pakaian adat Ternate berwarna hitam yang disematkan secara resmi oleh Sultan.

Kehadiran Wapres Gibran dalam prosesi ini menandai penghargaan atas perhatian dan kepeduliannya terhadap budaya lokal Maluku Utara. Gelar Kaicil Kastela ini menjadi simbol kehormatan sekaligus tanggung jawab bagi Wapres Gibran untuk terus menjaga dan mendukung pelestarian budaya Ternate.

Partisipasi dalam Festival Legu Tara No Ate

Setelah penganugerahan gelar, Gibran berkesempatan membuka festival budaya Legu Tara No Ate di Lapangan Perikanan Nusantara, Ternate Selatan. Ia menyapa masyarakat yang hadir dengan senyum hangat, mengenakan pakaian adat lengkap, dan mengikuti prosesi yang berlangsung khidmat.

Dalam festival ini, Gibran bersama Sultan Ternate dan permaisuri Boki Alwia Annisa H Sjah ditandu menuju lokasi acara. 

Prosesi pembukaan dilakukan secara simbolis dengan memukul tiva bersama, dihadiri pula oleh Gubernur Maluku Utara Sherly Tjoanda, Wali Kota Ternate M Tauhid Solemen, Kapolda Maluku Utara, dan Pangdam 16 Patimura.

Acara ini menunjukkan sinergi antara pemerintah pusat dan daerah dalam melestarikan budaya, sekaligus menjadi momen penting bagi masyarakat untuk menyaksikan kembali festival yang sempat terhenti beberapa tahun lalu.

Penghargaan atas Kepedulian Budaya

Wapres Gibran menyampaikan rasa terima kasihnya kepada Sultan Ternate atas penganugerahan gelar adat. Ia menekankan bahwa gelar ini menjadi motivasi bagi dirinya untuk lebih sering berkunjung ke Ternate dan ikut menjaga nilai-nilai budaya setempat.

“Terima kasih kepala Sultan Ternate karena saya sudah mendapatkan gelar kehormatan sebagai Kaicil Kastela. Ini artinya saya harus lebih sering lagi ke Ternate,” ujarnya. Pernyataan ini menegaskan komitmen Wapres Gibran dalam mendukung kelestarian budaya lokal dan partisipasi aktif dalam kegiatan masyarakat.

Sultan Ternate Hidayatullah Sjah menilai Gibran layak menerima gelar ini karena kepeduliannya terhadap budaya dan peran aktifnya dalam membuka kembali festival Legu Tara No Ate yang sempat terhenti. 

Penganugerahan ini tidak hanya simbol kehormatan, tetapi juga pengakuan atas kontribusi nyata Wapres terhadap pelestarian warisan budaya Ternate.

Festival Budaya sebagai Ruang Perkuat Identitas

Gubernur Maluku Utara Sherly Tjoanda menekankan bahwa festival Legu Tara No Ate menjadi ruang perjumpaan lintas generasi, etnis, dan keyakinan. Festival ini penting untuk memperkuat jati diri masyarakat Ternate dan menjaga keberlanjutan nilai-nilai budaya.

Sherly berharap festival ini dapat masuk dalam program Karisma Event Nusantara (KEN) 2026, sehingga tradisi yang kaya ini dapat dikenal lebih luas dan menjadi bagian dari kalender budaya nasional. 

“Mohon berkenan kepada Bapak Gibran, demi menjaga nilai luhur bangsa ini terus berkelanjutan kiranya Legu Tara No Ate bisa menjadi bagian dari Karisma Event Nusantara (KEN) 2026 nanti,” ujarnya.

Kegiatan ini menunjukkan pentingnya kolaborasi antara pemerintah pusat, daerah, dan masyarakat dalam melestarikan budaya. Dengan dukungan Wapres Gibran, festival Legu Tara No Ate tidak hanya menjadi ajang hiburan, tetapi juga wahana edukasi, penguatan identitas, dan pemersatu masyarakat lintas generasi.

Penganugerahan gelar Kaicil Kastela dan keterlibatan aktif Wapres Gibran dalam festival budaya ini menegaskan komitmen pemerintah dalam menjaga nilai-nilai tradisi.

Selain menjadi simbol kehormatan, gelar ini mendorong kepedulian terhadap pelestarian budaya lokal, sekaligus memperkuat ikatan sosial masyarakat Ternate dengan pemerintah pusat.

Dengan adanya festival dan penghargaan ini, diharapkan generasi muda Ternate akan lebih mengenal sejarah dan adat istiadat daerah mereka. Hal ini juga membuka peluang untuk memperkuat budaya lokal sebagai bagian dari identitas bangsa, serta menumbuhkan rasa bangga terhadap warisan budaya yang dimiliki.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index