Sekolah Garuda

Pemerintah Pastikan Sekolah Garuda Dukung Sekolah Unggul Tanpa Ubah Sistem

Pemerintah Pastikan Sekolah Garuda Dukung Sekolah Unggul Tanpa Ubah Sistem
Pemerintah Pastikan Sekolah Garuda Dukung Sekolah Unggul Tanpa Ubah Sistem

JAKARTA - Pemerintah melalui Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemdiktisaintek) memastikan pelaksanaan program Sekolah Garuda tidak akan mengubah sistem, kurikulum, maupun pengajar di sekolah-sekolah yang sudah dinilai unggul. 

Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Wamendiktisaintek) Stella Christie menegaskan bahwa pemerintah tidak berniat mengotak-atik sekolah yang telah berjalan baik dan telah menjadi bagian dari transformasi Sekolah Garuda.

Ia menjelaskan bahwa program ini berfokus pada pembinaan agar lulusan siap bersaing untuk melanjutkan pendidikan di universitas-universitas terkemuka dunia.

Fokus Pembinaan dan Pendampingan Akademik

“Pembinaan ini sama sekali tidak mengubah kurikulum, guru, atau status sekolah. Sama sekali tidak diubah. Hanya kita memberikan pembinaannya,” ujar Stella dalam kesempatan kegiatan 2025 China-Indonesia Education-Industry Collaboration Summit di Jakarta.

Ia menambahkan, pendekatan yang dilakukan pemerintah bersifat pendampingan agar potensi siswa dapat meningkat secara akademis dan non-akademis. Selain itu, pemerintah menegaskan tidak ada perubahan status bagi sekolah-sekolah swasta yang tergabung dalam transformasi Sekolah Garuda.

Menurut Stella, sekolah-sekolah yang sudah unggul akan tetap dijaga kualitas dan sistemnya. “SMA-SMA yang sudah bagus ini, kalau sudah bagus jangan kita otak-atik,” lanjutnya.

Konsistensi terhadap Guru dan Pegawai Sekolah

Wamendiktisaintek juga memastikan tidak akan ada pergantian terhadap guru atau tenaga kependidikan yang sudah berkontribusi di sekolah-sekolah tersebut.

“Tetapi (kita bantu untuk) yang memang masih (ada) kurangnya itu untuk bisa mempersiapkan (siswa) menembus (kampus) dunia ini. Jadi kurikulumnya tidak kita ubah, gedungnya tidak kita ubah, sama sekali guru-gurunya juga tidak kita ubah untuk Sekolah Garuda transformasi,” tegas Stella.

Langkah ini dilakukan agar proses transformasi tetap berjalan tanpa menimbulkan kegelisahan di kalangan tenaga pendidik maupun peserta didik.

Komitmen Menuju Pendidikan Berkualitas Nasional

Program Sekolah Garuda merupakan salah satu bagian dari Program Hasil Terbaik Cepat (PHTC) yang diinisiasi oleh Presiden RI Prabowo Subianto. 

Program ini dirancang sebagai sekolah berasrama dengan fasilitas modern yang mengedepankan pembelajaran berbasis Sains, Teknologi, Teknik, dan Matematika (STEM). Tujuannya adalah mempercepat pembangunan sumber daya manusia unggul serta memutus rantai kemiskinan menuju Indonesia Emas 2045.

Saat ini, terdapat 12 sekolah yang tergabung dalam Sekolah Garuda transformasi. Di antaranya SMAN 10 Fajar Harapan Banda Aceh, SMAS Unggul Del Toba, MAN IC Ogan Komering Ilir, SMANU MH Thamrin Jakarta, SMA Cahaya Rancamaya Bogor, dan SMA Pradita Dirgantara Boyolali.

Selain itu, daftar sekolah lainnya meliputi SMA Taruna Nusantara Magelang, SMA Banua Kalsel Banjarbaru, SMAN Siwalima Ambon, SMAN 10 Samarinda, MAN IC Gorontalo, serta SMA Averos Sorong.

Untuk tahap berikutnya, beberapa Sekolah Garuda baru sedang dibangun di Belitung Timur, Timor Tengah Selatan, Konawe, serta Bulungan dan dijadwalkan mulai beroperasi pada 2026.

Pemerintah menetapkan dua skema pembiayaan dalam pelaksanaan program ini, yakni 80 persen siswa mendapatkan beasiswa penuh dari pemerintah dan 20 persen lainnya berbayar.

Stella menyampaikan bahwa target pemerintah adalah menghadirkan 100 Sekolah Garuda pada 2029, terdiri dari 80 sekolah hasil transformasi dan 20 sekolah baru. Dengan langkah ini, diharapkan pemerataan akses terhadap pendidikan unggul dapat terwujud di seluruh Indonesia tanpa mengubah sistem yang sudah berjalan baik.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index