BRI

BRI dan BNI Ajukan Tambahan Dana SAL, Purbaya Siap Pertimbangkan

BRI dan BNI Ajukan Tambahan Dana SAL, Purbaya Siap Pertimbangkan
BRI dan BNI Ajukan Tambahan Dana SAL, Purbaya Siap Pertimbangkan

JAKARTA - Kementerian Keuangan membuka peluang baru bagi bank-bank milik negara atau Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) untuk mendapatkan tambahan dana dari penempatan Saldo Anggaran Lebih (SAL). 

Kebijakan ini menjadi kelanjutan dari langkah pemerintah sebelumnya yang telah menempatkan sekitar Rp200 triliun di perbankan nasional.

Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa mengatakan bahwa pemerintah terbuka terhadap permintaan tambahan dana dari bank yang dinilai memiliki kapasitas penyaluran tinggi dan mampu menjaga stabilitas ekonomi.
“Kalau ada bank yang minta tambahan, kita terbuka,” ujarnya di Jakarta.

BRI dan BNI Sudah Ajukan Tambahan Dana

Dua bank besar anggota Himbara, yakni PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) dan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI), menjadi pihak pertama yang secara resmi mengajukan tambahan dana SAL.

Namun, Purbaya belum mengungkapkan berapa besaran tambahan yang akan dikucurkan ke masing-masing bank tersebut. Ia menegaskan bahwa kebijakan ini akan disesuaikan dengan kebutuhan likuiditas nasional serta kondisi pasar uang.

“Kalau mau menambah pun kita enggak akan kasih tahu lagi sekarang. Karena operasi uang biasa lagi. Karena nanti orang banyak protes,” kata Purbaya.

Masih Ada Rp250 Triliun di Bank Indonesia

Menurut Purbaya, pemerintah saat ini masih menyimpan sekitar Rp250 triliun dana SAL di Bank Indonesia (BI). Dana tersebut menjadi bagian dari strategi manajemen kas untuk menjaga keseimbangan antara stabilitas fiskal dan kinerja ekonomi.

Ia menjelaskan bahwa potensi tambahan penempatan ke bank dilakukan dengan sangat hati-hati, mempertimbangkan kebutuhan likuiditas dan efektivitas penyaluran kredit ke sektor riil.

Dorong Pertumbuhan Ekonomi Lewat Laju Uang Beredar

Salah satu alasan pemerintah membuka peluang tambahan penempatan dana SAL adalah untuk mempercepat laju pertumbuhan uang beredar (M0) yang saat ini baru mencapai 13%. Purbaya menilai angka tersebut masih di bawah level ideal, yakni di kisaran 20%.

“Kalau uang beredar bisa lebih cepat, aktivitas ekonomi juga akan meningkat,” ujarnya. Ia menambahkan bahwa kebijakan penempatan dana di Himbara telah berkontribusi terhadap peningkatan aktivitas ekonomi nasional dan memperkuat pertumbuhan di kuartal IV/2025.

Berdasarkan perhitungannya, pemindahan dana yang telah dilakukan sebelumnya diperkirakan mampu mendorong pertumbuhan ekonomi hingga 5,5% pada akhir tahun ini.

Penempatan Dana SAL Bukan Tambahan Anggaran

Purbaya menegaskan, penempatan dana SAL bukan bentuk ekspansi fiskal atau penambahan anggaran baru. Menurutnya, langkah tersebut murni bagian dari strategi cash management pemerintah untuk mengoptimalkan dana yang sudah tersedia di kas negara agar bisa lebih produktif.

“Ini bukan perubahan anggaran, hanya pengelolaan kas supaya uang bisa bekerja dan menggerakkan sektor-sektor ekonomi,” jelasnya.

Dengan demikian, kebijakan ini diharapkan tidak menimbulkan tekanan terhadap fiskal, tetapi justru memperkuat penyaluran dana ke masyarakat dan sektor produktif.

BRI Pastikan Penyerapan Dana SAL Hampir Selesai

Direktur Utama BRI, Hery Gunardi, membenarkan bahwa pihaknya sudah mengajukan tambahan dana SAL. Ia mengatakan, langkah itu dilakukan karena tingkat penyerapan dana sebelumnya sudah sangat tinggi.

“Tergantung Pak Menkeu, kita lihat berapa alokasinya,” ujar Hery.

Hingga kini, BRI telah menyerap sekitar 90,4% dari total dana SAL yang ditempatkan di bank tersebut. Nilainya setara dengan Rp49,7 triliun, yang sebagian besar telah disalurkan ke sektor produktif, terutama UMKM.

Efektivitas Dana SAL Diharapkan Meningkat

Dengan penyerapan tinggi di BRI dan permintaan tambahan dari BNI, pemerintah menilai kebijakan penempatan dana SAL terbukti efektif dalam menjaga likuiditas perbankan dan mendukung penyaluran kredit.

Namun, efektivitasnya akan terus dievaluasi agar setiap rupiah dana yang ditempatkan benar-benar berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi.

Kementerian Keuangan juga memastikan penyaluran dana akan tetap dilakukan secara transparan dan akuntabel, dengan mempertimbangkan daya serap masing-masing bank.

Potensi Dampak Positif untuk Kuartal IV 2025

Purbaya optimistis bahwa tambahan penempatan dana SAL, bila dilakukan, akan mempercepat perputaran uang di masyarakat dan memperkuat pertumbuhan ekonomi di penghujung tahun.

“Kuartal keempat dan ke depannya harusnya kalau nggak diubah kebijakannya, ekonomi kita akan makin cepat tumbuh,” ujarnya.

Menurutnya, kebijakan ini juga mendukung stabilitas sistem keuangan dan memperkuat kinerja sektor perbankan nasional di tengah tantangan ekonomi global.

Fokus Pemerintah: Likuiditas Terjaga, Ekonomi Tumbuh

Secara keseluruhan, kebijakan penempatan dana SAL di Himbara mencerminkan fokus pemerintah menjaga likuiditas domestik sambil memastikan pertumbuhan ekonomi tetap berkelanjutan.

Dengan potensi tambahan dana yang masih tersedia di Bank Indonesia, langkah selanjutnya tinggal menunggu keputusan resmi dari Kementerian Keuangan.

Jika disetujui, BRI dan BNI berpeluang kembali mendapatkan tambahan dana untuk memperluas penyaluran kredit, terutama ke sektor riil dan UMKM — dua motor utama pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index