IHSG

IHSG Rebound Menguat Seiring Meredanya Ketegangan Dagang Global

IHSG Rebound Menguat Seiring Meredanya Ketegangan Dagang Global
IHSG Rebound Menguat Seiring Meredanya Ketegangan Dagang Global

JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia kembali menguat seiring meredanya ketegangan perdagangan antara Amerika Serikat dan China.

Pergerakan ini menunjukkan respons positif pasar terhadap sinyal perlunakan retorika tarif dari kedua negara dan harapan stabilitas ekonomi global.

Rebound IHSG dan Respons Pasar

IHSG dibuka menguat 46,36 poin atau 0,56 persen ke level 8.273,56, sementara indeks LQ45 naik 4,57 poin atau 0,58 persen ke posisi 792,59. Kenaikan ini mencerminkan optimisme investor yang mulai kembali memasuki pasar saham setelah gejolak sebelumnya.

Head of Retail Research BNI Sekuritas Fanny Suherman menilai rebound IHSG sejalan dengan penguatan di bursa saham Amerika Serikat. Hal ini mendorong sentimen positif di pasar domestik dan menahan aksi jual yang sempat terjadi sebelumnya.

Investor juga mencermati pergerakan saham unggulan dan sektor keuangan yang menjadi katalis utama, seiring antisipasi terhadap laporan kuartal III yang akan diumumkan oleh sejumlah bank besar.

Dampak Meredanya Tensi Dagang AS–China

Presiden AS Donald Trump memberi sinyal perlunakan kebijakan tarif terhadap China melalui pernyataan di media sosial, menyatakan niatnya untuk menjaga hubungan kedua negara tetap stabil. Langkah ini memicu ekspektasi pasar bahwa risiko gangguan perdagangan global mulai menurun.

Sebelumnya, ancaman tarif tambahan hingga 100 persen sempat memicu aksi jual besar dan menghapus nilai pasar lebih dari 2 triliun dolar AS. Kini, pasar mulai menenangkan diri, didorong oleh klaim Trump bahwa hubungan bilateral akan tetap baik.

Investor global pun mencermati pertemuan tingkat tinggi dan diplomasi internasional, termasuk rencana gencatan senjata di wilayah konflik, yang juga mempengaruhi sentimen risiko di pasar finansial global.

Prospek Laporan Keuangan dan Kebijakan Fiskal

Musim laporan keuangan kuartal III menjadi fokus pelaku pasar pekan ini. Beberapa bank besar dijadwalkan merilis kinerjanya, termasuk Citigroup, Goldman Sachs, Wells Fargo, JPMorgan Chase, Bank of America, dan Morgan Stanley. Hasil laporan ini diharapkan menjadi indikator arah pergerakan pasar saham.

Di sisi domestik, pemerintah menyiapkan kerangka fiskal adaptif yang selaras dengan kebijakan moneter longgar Bank Indonesia. Langkah ini bertujuan mempercepat penyerapan anggaran untuk mendorong permintaan domestik dan menjaga stabilitas ekonomi.

Selain itu, tim khusus bersama Kemenko Perekonomian dibentuk untuk mengendalikan harga pangan dan energi. Strategi ini menjadi antisipasi terhadap tekanan inflasi serta fluktuasi harga global yang dapat mempengaruhi daya beli masyarakat.

Kondisi Bursa Global dan Regional

Pada perdagangan sebelumnya, bursa Eropa ditutup menguat, termasuk Euro Stoxx 50 naik 0,70 persen, FTSE 100 Inggris menguat 0,16 persen, DAX Jerman naik 0,60 persen, serta CAC Prancis meningkat 0,21 persen. Pergerakan positif ini mencerminkan sentimen investor global yang mulai stabil.

Bursa saham AS di Wall Street juga menunjukkan penguatan signifikan. Indeks Dow Jones Industrial Average menguat 1,29 persen, S&P 500 naik 1,58 persen, dan Nasdaq Composite meningkat 2,18 persen. Aksi ini mendukung optimisme investor di pasar saham Asia.

Namun, di Asia, beberapa indeks masih menunjukkan tekanan. Indeks Nikkei melemah 1,16 persen, Hang Seng turun 0,24 persen, sementara Shanghai dan Strait Times mencatatkan kenaikan tipis. Pergerakan ini menandakan investor regional tetap berhati-hati meski ada perbaikan sentimen global.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index