JAKARTA - Pacitan bukan hanya terkenal dengan julukannya sebagai Kota 1001 Gua dan keindahan pantainya yang menawan, tetapi juga menyimpan kekayaan kuliner tradisional yang menggugah selera.
Setiap hidangan menghadirkan cita rasa khas yang memadukan rasa gurih, manis, dan pedas dalam harmoni sempurna. Tak hanya menggoda lidah, kuliner Pacitan juga memiliki nilai sejarah yang membuatnya semakin istimewa di hati masyarakat setempat.
Menjelajahi Pacitan rasanya belum lengkap tanpa mencicipi deretan kuliner legendarisnya. Beberapa makanan khas ini bahkan hanya bisa ditemukan di tempat asalnya, menjadikannya pengalaman unik yang tak terlupakan bagi para wisatawan.
Nasi Tiwul Goreng: Warisan Pangan dari Masa Lalu
Salah satu kuliner paling ikonik dari Pacitan adalah Nasi Tiwul Goreng, makanan yang terbuat dari singkong kering (gaplek) yang diolah menjadi tiwul. Dahulu, tiwul dikenal sebagai makanan pokok pengganti nasi saat masa sulit. Kini, makanan tradisional tersebut tampil dalam versi modern yang tak kalah menggoda.
Tiwul disajikan dengan lauk sederhana seperti ikan asin, tahu, tempe, dan udang, kemudian digoreng hingga menghasilkan aroma khas yang menggugah selera. Perpaduan rasa gurih dan sedikit manis membuatnya cocok disantap kapan saja. Salah satu tempat terkenal yang menyajikan hidangan ini adalah Pasar Minulyo di Jalan Gatot Subroto, Pacitan, dengan harga terjangkau sekitar Rp10.000 per porsi.
Soto Pacitan: Sederhana tapi Penuh Cita Rasa
Tak kalah legendaris, Soto Pacitan juga wajib masuk daftar kuliner yang harus dicoba. Meski tampilannya tampak sederhana dengan kuah bening, rasa yang dihasilkan sungguh kaya karena racikan rempah yang seimbang.
Ciri khasnya adalah tambahan kacang goreng di atas soto yang memberikan tekstur renyah dan rasa unik. Salah satu warung paling terkenal yang menyajikan soto ini adalah Warung Soto Ponadi, berdiri sejak tahun 1930-an di Jalan Dr. Sutomo No. 66.
Tempat ini menjadi favorit warga lokal maupun wisatawan luar daerah. Dengan harga sekitar Rp15.000 per mangkuk, pengunjung bisa menikmati cita rasa autentik yang diwariskan turun-temurun selama puluhan tahun.
Sego Gobyos: Pedasnya Bikin Ketagihan
Bagi pencinta makanan pedas, Sego Gobyos menjadi kuliner wajib saat berkunjung ke Pacitan. Kata “gobyos” dalam bahasa Jawa berarti “berkeringat,” yang menggambarkan sensasi pedas luar biasa dari hidangan ini.
Menu ini terdiri atas nasi hangat yang dipadu dengan lauk rumahan seperti sayur daun kenikir, tempe-tahu bacem, ikan laut, telur balado, opor, dan kerupuk. Ciri khasnya ada pada kuah cabai merah pedas yang menggoda dan bikin lidah menari.
Salah satu tempat populer untuk mencicipinya adalah Warung Sederhana Sego Gobyos di Jalan Ahmad Yani, Pacitan. Tak heran, banyak pengunjung yang makan sambil bercucuran keringat namun tetap ingin nambah lagi.
Sate Gurita: Sajian Laut yang Kaya Protein
Sebagai daerah pesisir, Pacitan dikenal dengan hasil lautnya yang melimpah. Dari sini lahir kuliner unik bernama Sate Gurita, yang kini menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan.
Berbeda dari olahan gurita pada umumnya, daging gurita yang telah direbus dan ditumbuk ini dipotong kecil, kemudian ditusuk dan dibakar di atas bara api hingga matang sempurna.
Sajian ini disertai saus kacang gurih yang berpadu dengan tekstur kenyal gurita, menciptakan sensasi rasa yang tak biasa. Selain lezat, sate ini juga menyehatkan karena tinggi protein dan rendah lemak.
Kamu bisa menemukannya di Warung Makan Prapti, kawasan Pantai Watukarung, Kecamatan Pringkuku, Pacitan, dengan harga sekitar Rp40.000 per porsi.
Sego Godhong Jati: Harum Daun yang Membawa Nostalgia
Kuliner berikutnya adalah Sego Godhong Jati, makanan yang kini sedang naik daun di kalangan wisatawan. Ciri khasnya terletak pada pembungkusnya, yaitu daun jati yang memberikan aroma khas dan menambah cita rasa alami pada nasi.
Isinya berupa nasi putih dengan lauk lengkap seperti urap-urap, serundeng, tumis tempe, ikan asin, dan peyek. Dulu, hidangan ini hanya disajikan dalam acara hajatan atau kenduri, namun kini mudah ditemukan di berbagai warung makan.
Salah satunya adalah Warung Makan Sego Godhong Jati di Jalan Raya Pacitan–Ponorogo, Semanten, Kecamatan Pacitan.
Kupat Tahu Pacitan: Rasa Tradisional yang Melegenda
Sekilas, Kupat Tahu Pacitan terlihat mirip dengan versi dari daerah lain, namun perbedaannya terletak pada penggunaan kecap khas Pacitan. Kecap ini dibuat secara tradisional dengan tambahan air bawang putih, sehingga memiliki aroma tajam dan rasa gurih yang khas.
Salah satu tempat legendaris yang menyajikan menu ini adalah Warung Tahu Kupat Bu Tutik, berdiri sejak 1980-an di Jalan Gatot Subroto. Warung ini bahkan disebut-sebut menjadi langganan mantan Presiden ke-6 RI, Susilo Bambang Yudhoyono.
Menutup Perjalanan Kuliner di Kota Seribu Gua
Setiap gigitan dari makanan khas Pacitan membawa cerita tentang budaya dan tradisi yang masih hidup hingga kini. Dari tiwul yang menjadi simbol ketangguhan masyarakat di masa lalu, hingga sate gurita yang mencerminkan kekayaan lautnya, semua menyatu dalam kenangan kuliner yang tak terlupakan.
Bagi kamu yang berencana berlibur ke Pacitan, jangan lupa luangkan waktu untuk menjelajahi wisata kulinernya. Dijamin, cita rasa khas kota ini akan membuatmu ingin kembali lagi untuk menikmati kelezatan yang tak pernah lekang oleh waktu.