Menteri Keuangan

Menkeu Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Kuartal IV Tembus 6 Persen

Menkeu Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Kuartal IV Tembus 6 Persen
Menkeu Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Kuartal IV Tembus 6 Persen

JAKARTA - Menteri Keuangan (Menkeu) RI Purbaya Yudhi Sadewa menyampaikan keyakinannya bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal IV 2025 dapat menembus angka enam persen. 

Optimisme ini muncul seiring beragam paket stimulus pemerintah yang mulai menunjukkan hasil positif dan diharapkan mampu membalikkan tren perlambatan ekonomi pada paruh sebelumnya.

Purbaya menjelaskan, langkah-langkah yang digulirkan pemerintah diharapkan mendorong sektor riil dan menjaga momentum pertumbuhan.

“Memang kita ekspektasikan akan ada pembalikan pertumbuhan ekonomi di kuartal IV ini. Harusnya untuk enam persen tidak terlalu sulit,” ujarnya saat hadir secara virtual dalam Media Gathering APBN 2026 di Bogor, Jawa Barat.

Stimulus Rp 200 Triliun untuk Bank Milik Negara

Salah satu langkah utama pemerintah adalah penempatan dana sebesar Rp 200 triliun di Himpunan Bank Milik Negara (Himbara). Purbaya menilai kebijakan ini mulai berdampak positif pada likuiditas perbankan dan peredaran uang di masyarakat.

“Di akhir September, base money-nya tumbuh, saya anggap bisa mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 13 persen—sudah double digit. Lalu pertumbuhan kredit Bank Mandiri juga naik, dari sekitar delapan persen menjadi sebelas persen. Saya harap bisa tumbuh lebih kencang lagi,” jelas Purbaya.

Dengan kondisi ini, diharapkan sektor perbankan mampu menyalurkan kredit lebih luas, sehingga mendorong konsumsi rumah tangga dan investasi swasta.

Penyerapan Anggaran dan Paket Stimulus Tambahan

Selain penempatan dana, pemerintah juga mempercepat penyerapan anggaran belanja kementerian/lembaga (K/L) pada kuartal terakhir tahun ini.

Paket stimulus 8+4+5 dengan total anggaran Rp 16,23 triliun, ditambah paket baru yang tengah dipersiapkan untuk kuartal IV 2025, diyakini menjadi pengungkit pertumbuhan.

Purbaya menegaskan, langkah-langkah ini sejalan dengan proyeksi pemerintah untuk mendorong pembalikan pertumbuhan ekonomi. 

Ia optimistis angka pertumbuhan kuartal IV akan melampaui proyeksi 5,5 persen dari Direktur Jenderal Strategi Ekonomi dan Fiskal (DJSEF) Febrio Nathan Kacaribu.

 “Ini sinyal awal pembalikan pertumbuhan ekonomi—langkah pertama kita memasuki era pertumbuhan yang lebih cepat,” kata Purbaya.

Fokus pada Daya Beli Masyarakat

Sebelumnya, Febrio menyampaikan bahwa pemerintah tengah menyiapkan paket stimulus tambahan untuk menjaga daya beli masyarakat di kuartal IV. Paket ini akan diberikan kepada masyarakat miskin dan rentan agar konsumsi domestik tetap terjaga.

“Kita sudah dapat arahan dari Pak Presiden. Saat ini sedang finalisasi, akan ada insentif, khususnya bantuan bagi masyarakat miskin dan rentan untuk memperbaiki daya beli. Dampaknya diharapkan terasa di kuartal IV ini,” jelas Febrio saat Media Gathering ‘Kupas Tuntas APBN 2026’ di Jakarta.

Bentuk stimulus bisa berupa bantuan subsidi upah (BSU), bantuan langsung tunai (BLT), atau skema lain, yang masih akan ditentukan pemerintah. Yang penting, kata Febrio, penyaluran bantuan harus cepat, tepat sasaran, dan tepat waktu. 

“Jangan sampai stimulus dibuat sekarang, tapi baru sampai tahun depan,” ujarnya.

Proyeksi dan Optimisme Pemerintah

Dengan kombinasi stimulus fiskal, percepatan belanja K/L, dan peningkatan likuiditas perbankan, Purbaya meyakini pertumbuhan kuartal IV bisa mencapai atau bahkan melampaui 6 persen. 

Faktor-faktor ini diyakini menjadi katalis bagi pemulihan ekonomi yang lebih cepat, sekaligus menyiapkan kondisi yang lebih solid untuk pertumbuhan ekonomi tahun 2026.

Purbaya menambahkan, pemerintah juga aktif debottleneck hambatan-hambatan ekonomi, memastikan ketersediaan uang di sistem tetap tinggi, serta menyiapkan paket tambahan bila diperlukan. “Tahun 2026 akan lebih cerah dari 2025,” tegasnya.

Dampak Stimulus terhadap Kredit dan Uang Beredar

Pertumbuhan uang kartal yang meningkat dan pertumbuhan kredit bank yang mencapai dua digit menjadi indikator awal keberhasilan stimulus. Purbaya menekankan, base money yang meningkat hingga 13 persen memberikan sinyal kuat bagi sektor riil untuk bangkit. 

Peningkatan kredit dari 8 persen menjadi 11 persen di Bank Mandiri menunjukkan sektor perbankan mulai menyalurkan kredit lebih agresif, yang diharapkan bisa mendorong konsumsi dan investasi.

Dengan langkah-langkah tersebut, pemerintah yakin pertumbuhan ekonomi kuartal IV 2025 akan menembus target 6 persen, membuka peluang bagi momentum pertumbuhan yang lebih tinggi di tahun depan. Stimulus fiskal, percepatan belanja, dan penyaluran bantuan tepat sasaran diharapkan mampu menjaga stabilitas ekonomi sekaligus mendukung daya beli masyarakat.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index