Saham

Saham DADA Jadi Paling Aktif Setelah Suspensi BEI Dicabut

Saham DADA Jadi Paling Aktif Setelah Suspensi BEI Dicabut
Saham DADA Jadi Paling Aktif Setelah Suspensi BEI Dicabut

JAKARTA - Perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Jumat 10 Oktober 2025 diwarnai dengan pergerakan mencolok dari saham PT Diamond Citra Propertindo Tbk (DADA). 

Setelah sempat disuspensi sehari sebelumnya, saham DADA kembali dibuka dan langsung mencatat aktivitas perdagangan paling tinggi di pasar reguler maupun pasar tunai.

Namun, setelah suspensi dicabut, harga saham DADA justru mengalami tekanan. Saham emiten properti tersebut ditutup turun 14,61% ke level Rp152 per saham. 

Pada awal perdagangan, DADA dibuka melemah satu poin di harga Rp177 per saham. Sepanjang hari, saham ini bergerak cukup fluktuatif dengan harga tertinggi Rp240 dan terendah Rp152 per saham.

DADA Jadi Saham Teraktif Usai Suspensi

Meski harganya turun signifikan, saham DADA justru mencatat frekuensi transaksi tertinggi di pasar saham hari itu. Berdasarkan data RTI, total frekuensi perdagangan saham DADA mencapai 205.370 kali, dengan volume transaksi sebesar 51.127.600 saham dan nilai transaksi sekitar Rp900,9 miliar.

Tingginya minat investor terhadap saham DADA menunjukkan bahwa pelaku pasar masih aktif memperdagangkan saham tersebut pasca penghentian sementara perdagangan. Di sisi lain, fluktuasi harga yang cukup tajam juga menggambarkan meningkatnya aksi jual beli spekulatif setelah suspensi berakhir.

Selain DADA, dua saham lain yang menempati posisi berikutnya dalam daftar saham paling aktif adalah WIFI dan CDIA.

Saham WIFI mencatat 91.271 kali transaksi, dengan volume 4.773.830 saham dan nilai transaksi mencapai Rp1,8 triliun. Harga saham WIFI ditutup naik 20,55% ke posisi Rp3.930 per saham.

Sementara itu, CDIA diperdagangkan sebanyak 88.769 kali, dengan volume 6.255.767 saham dan nilai transaksi sekitar Rp1,4 triliun. Saham CDIA pun menguat 9,43% ke level Rp2.320 per saham.

Latar Belakang Suspensi Saham DADA

Sebelumnya, BEI menghentikan sementara perdagangan saham DADA pada Kamis 9 Oktober 2025. Langkah ini dilakukan karena terjadi lonjakan harga kumulatif yang signifikan pada saham tersebut dalam waktu singkat.

Penghentian sementara itu merupakan bentuk tindakan “cooling down” untuk memberikan kesempatan kepada investor agar dapat mempertimbangkan keputusan investasi secara lebih matang. Suspensi diterapkan di pasar reguler dan pasar tunai untuk menjaga stabilitas perdagangan dan melindungi kepentingan investor.

Dalam keterangannya, BEI mengingatkan, “Para pihak yang berkepentingan diharapkan untuk selalu memperhatikan keterbukaan informasi yang disampaikan oleh Perseroan.”

Berdasarkan data dari Google Finance, meski sempat disuspensi, harga saham DADA masih tercatat naik 8,57% dalam lima hari terakhir. Bahkan secara year to date (YTD), saham ini melonjak luar biasa hingga 1.588%, mencerminkan euforia besar investor terhadap emiten tersebut sejak awal tahun.

IHSG Menguat Tipis di Tengah Fluktuasi Saham

Sementara itu, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) justru berbalik arah dan menutup perdagangan di zona hijau pada Jumat (10/10/2025). Berdasarkan data RTI, IHSG naik tipis 0,08% ke posisi 8.257,85, dari penutupan sebelumnya di level 8.250,93.

Meski kenaikannya terbatas, IHSG mencatat posisi tertinggi hari itu di level 8.270,33, sedangkan posisi terendah berada di 8.194,04. Dari seluruh saham yang tercatat di BEI, sebanyak 338 saham menguat, sementara 331 saham melemah, dan 133 saham stagnan.

Adapun indeks saham LQ45 justru turun 0,82% ke posisi 793,61, menandakan bahwa penguatan IHSG lebih banyak ditopang oleh saham-saham di luar kelompok unggulan.

Total frekuensi perdagangan sepanjang hari mencapai 2.456.127 kali, dengan volume 48,2 miliar saham dan nilai transaksi harian mencapai Rp24,1 triliun. Sementara itu, kurs dolar AS terhadap rupiah berada di kisaran Rp16.551.

Sektor Transportasi dan Energi Pimpin Penguatan

Dari sebelas sektor yang tercatat di BEI, sembilan sektor saham berhasil menguat, sementara dua sektor melemah.

Sektor transportasi menjadi penopang utama IHSG dengan kenaikan 3,04%, disusul sektor energi yang naik 1,63%, dan sektor bahan baku dasar (basic industry) yang menanjak 1,64%.

Sektor industri, kesehatan, konsumer nonsiklikal, teknologi, properti, dan infrastruktur juga mencatatkan penguatan di kisaran 0,48% hingga 2,18%.

Sebaliknya, dua sektor yang menekan IHSG adalah sektor keuangan yang turun 1,26%, dan sektor konsumer siklikal yang melemah 0,28%.

Aktivitas Perdagangan Masih Didominasi Aksi Spekulatif

Kondisi pasar yang diwarnai fluktuasi tinggi, terutama pada saham-saham seperti DADA, menunjukkan bahwa sebagian pelaku pasar masih melakukan perdagangan jangka pendek dengan karakter spekulatif.

Kenaikan harga signifikan dalam waktu singkat sering kali memicu langkah pengawasan dari BEI untuk memastikan tidak terjadi manipulasi harga atau aktivitas perdagangan yang berisiko tinggi bagi investor ritel.

Dengan suspensi yang telah dicabut, saham DADA kembali menjadi sorotan utama di pasar. Namun, investor tetap diimbau untuk memperhatikan fundamental emiten dan keterbukaan informasi resmi yang dirilis oleh perusahaan sebelum mengambil keputusan investasi.

Kesimpulan

Kembalinya saham DADA ke lantai bursa pasca suspensi langsung menarik perhatian pelaku pasar. Meski harga sahamnya turun tajam, minat transaksi tetap tinggi sehingga menempatkannya sebagai saham paling aktif di BEI pada akhir pekan ini.

Fenomena ini sekaligus menjadi pengingat pentingnya kewaspadaan investor terhadap saham-saham dengan pergerakan ekstrem, meskipun peluang keuntungannya tampak besar. 

Dengan kondisi IHSG yang relatif stabil dan sektor transportasi serta energi yang masih memimpin penguatan, dinamika perdagangan di pekan depan diperkirakan tetap akan berlangsung aktif dengan fokus utama pada saham-saham berisiko tinggi seperti DADA.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index