JAKARTA - Pasar aset digital kembali diguncang oleh komentar tajam dari ekonom sekaligus pendiri Euro Pacific Capital, Peter Schiff.
Kali ini, ia memprediksi harga Bitcoin berpotensi anjlok hingga menyentuh level USD 75.000 per koin, tepat di saat emas tengah menikmati reli besar yang menarik perhatian investor global.
Schiff, yang dikenal sebagai kritikus keras kripto, menilai bahwa meski Bitcoin kerap dipandang sebagai aset masa depan, pergerakan terbarunya justru menunjukkan kerentanan.
Sementara emas menguat konsisten sebagai aset lindung nilai tradisional, Bitcoin menurutnya masih didera volatilitas tinggi yang bisa menekan valuasinya lebih dalam.
Bitcoin Harus Naik Dua Kali Lipat untuk Samai Emas
Mengutip data dari CoinMarketCap, Rabu 8 Oktober 2025, Schiff menegaskan bahwa Bitcoin baru saja turun ke bawah USD 109.000, terkoreksi 13% dari level tertinggi kurang dari dua minggu sebelumnya.
Menurutnya, agar bisa menyaingi performa emas sepanjang tahun ini, Bitcoin bahkan harus melesat hingga USD 148.000 per koin.
Namun, alih-alih menguat, Schiff melihat potensi penurunan lebih jauh.
“Bitcoin baru saja turun di bawah USD 109.000, atau terkoreksi 13% dari level tertingginya kurang dari dua minggu lalu. Dengan segala hype dan pembelian korporasi, pelemahan ini patut dikhawatirkan. Setidaknya penurunan ke sekitar USD 75.000 sedang terjadi — jual sekarang dan beli lagi nanti di harga yang lebih rendah,” ujarnya.
Komentar tersebut menegaskan sikap skeptis Schiff, yang selalu membandingkan ketahanan emas sebagai aset fisik dengan volatilitas Bitcoin yang dinilai berisiko tinggi.
Tekanan Bagi Pemain Besar Kripto
Prediksi pesimistis ini bukan hanya sekadar wacana, tetapi berpotensi menimbulkan dampak nyata bagi korporasi besar yang memiliki eksposur besar terhadap Bitcoin. Salah satunya adalah MicroStrategy, perusahaan publik yang dikenal agresif mengakumulasi aset kripto dalam jumlah besar.
Jika harga benar-benar meluncur ke USD 75.000, valuasi portofolio mereka bisa tergerus signifikan. Hal ini sekaligus menyoroti risiko leverage yang kerap melekat pada strategi investasi kripto berskala besar.
Schiff menekankan bahwa koreksi tajam seperti ini bisa memicu “penjualan paksa” di pasar, memperburuk tekanan harga.
Optimisme Tetap Ada: Keyakinan Jangka Panjang
Meski nada pesimistis Schiff ramai dibicarakan, pandangan berbeda muncul dari sejumlah pemain institusional. Beberapa lembaga justru mengambil langkah sebaliknya dengan memperkuat kepemilikan Bitcoin, menandakan kepercayaan terhadap prospek jangka panjang aset digital tersebut.
Metaplanet, misalnya, dilaporkan menambah portofolio kripto mereka di tengah gejolak pasar. Hal ini mencerminkan keyakinan bahwa volatilitas hanyalah bagian dari siklus alami, dan harga pada akhirnya akan rebound seperti yang sudah berulang kali terjadi dalam sejarah Bitcoin.
Analis pasar menilai, meski volatilitas tinggi tetap menjadi ciri khas Bitcoin, minat dari investor institusional besar masih kuat. Harapannya, keberadaan pemain skala besar ini akan menopang ekosistem dan memicu kebangkitan harga di masa mendatang.
Reli Emas Jadi Faktor Penekan
Salah satu alasan Schiff menekankan risiko penurunan Bitcoin adalah karena reli emas yang sedang berlangsung. Harga emas dunia tengah menguat tajam, menjadikannya primadona bagi investor yang mencari aset aman.
Fenomena ini memperlihatkan pergeseran sentimen sebagian investor dari kripto menuju instrumen tradisional yang lebih stabil. Bagi Schiff, ini menjadi bukti bahwa emas tetap tak tergantikan sebagai pelindung nilai di saat ketidakpastian ekonomi global meningkat.
Kritik Lama yang Terus Berulang
Prediksi pesimistis Schiff sejatinya bukan hal baru. Ia sudah bertahun-tahun mengkritik Bitcoin dan selalu menempatkan emas sebagai pilihan utama. Meski begitu, data historis menunjukkan bahwa setelah koreksi tajam, Bitcoin sering kali berhasil bangkit bahkan mencetak rekor baru.
Inilah yang membuat pandangan Schiff kerap diperdebatkan. Banyak pihak menilai bahwa meski ia benar soal volatilitas, kripto tetap memiliki daya tarik karena inovasi keuangan digital dan adopsi global yang semakin meluas.
Antara Risiko dan Potensi
Para analis sepakat bahwa pernyataan Schiff perlu disikapi hati-hati. Prediksi harga Bitcoin hingga USD 75.000 memang mungkin terjadi, tetapi siklus pasar kripto sudah berkali-kali membuktikan bahwa tren naik dapat kembali dengan cepat setelah koreksi.
Apalagi, minat investor ritel dan institusional terhadap kripto belum surut, bahkan cenderung meningkat dengan adanya dukungan regulasi di beberapa negara.
Schiff sendiri menekankan bahwa “kita tidak boleh menyepelekan risiko leverage dan hype yang berlebihan.” Namun, di sisi lain, komunitas kripto berargumen bahwa pasar justru sedang dalam fase konsolidasi sebelum menuju reli berikutnya.
Kesimpulan
Komentar terbaru Peter Schiff kembali menyalakan perdebatan klasik antara emas dan Bitcoin. Di satu sisi, reli emas memperkuat argumen bahwa aset tradisional tetap menjadi pilihan utama dalam menghadapi ketidakpastian.
Di sisi lain, keyakinan institusional terhadap Bitcoin menunjukkan bahwa aset digital ini masih punya ruang tumbuh meski sedang terkoreksi.
Dengan prediksi anjlok ke USD 75.000, Schiff menantang optimisme komunitas kripto yang percaya pada potensi jangka panjang Bitcoin.
Akhirnya, pasar sendiri yang akan membuktikan: apakah Bitcoin hanya sekadar gelembung yang mudah pecah, atau justru aset masa depan yang mampu menyaingi emas dalam jangka panjang.