Sembako

Meski Cabai Merah di Binjai Melonjak, Harga Sembako Tetap Aman Terkendali

Meski Cabai Merah di Binjai Melonjak, Harga Sembako Tetap Aman Terkendali
Meski Cabai Merah di Binjai Melonjak, Harga Sembako Tetap Aman Terkendali

JAKARTA - Kenaikan harga cabai merah keriting menjadi sorotan di pasar tradisional Binjai.

Dalam beberapa pekan terakhir, harga komoditas ini melonjak tajam hingga mencapai Rp74.000 sampai Rp80.000 per kilogram. Perubahan ini cukup signifikan dibandingkan bulan sebelumnya yang relatif lebih rendah.

Menurut keterangan resmi dari pihak pemerintah daerah, faktor cuaca menjadi penyebab utama kenaikan harga. Kondisi musim penghujan membuat jalur distribusi pasokan mengalami perubahan, sehingga pedagang harus mencari sumber lain di luar wilayah biasa.

Meskipun terjadi lonjakan harga pada cabai merah, kebutuhan masyarakat terhadap bahan pokok lainnya dinilai masih aman. Harga beras, minyak goreng, serta daging ayam relatif tidak mengalami gejolak berarti dan tetap berada dalam kisaran normal.

Penjelasan Pemerintah Terkait Faktor Kenaikan

Kepala Disnaker Perindag Binjai, Hamdani, menjelaskan bahwa pasokan cabai biasanya diperoleh dari Tanah Karo. Namun, karena intensitas hujan tinggi, para pedagang kini harus mengambil stok dari Deliserdang maupun Aceh.

“Biasanya pedagang mengambil pasokan cabai dari Tanah Karo. Namun karena kondisi cuaca, mereka kini harus mengambil dari Deliserdang dan Aceh. Ini tentu berdampak pada harga di pasar,” ujar Hamdani.

Ia juga menegaskan bahwa kenaikan harga tidak semata akibat keterbatasan stok. Harga beli dari petani yang cukup tinggi turut mendorong pedagang menyesuaikan harga jual. Dengan begitu, margin keuntungan mereka tetap terjaga meski daya beli masyarakat sedikit terpengaruh.

Kondisi Bahan Pokok Lain Tetap Stabil

Di balik kenaikan harga cabai merah, pemerintah daerah memastikan bahan pokok lain masih stabil. Pemantauan rutin dilakukan untuk menekan potensi kenaikan mendadak yang bisa membebani masyarakat.

Hamdani menyampaikan bahwa beras, minyak goreng, dan daging ayam masih dalam kondisi harga aman. “Fluktuasi harga bahan pokok di Binjai masih dalam kondisi terkendali. Kami juga rutin melakukan sidak untuk memastikan tidak ada pedagang atau spekulan yang menimbun barang demi keuntungan sepihak,” ucapnya.

Pemerintah juga memastikan tidak ditemukan indikasi penimbunan bahan pokok di pasar. Hal ini terutama berlaku pada cabai merah yang sifatnya cepat busuk, sehingga sulit disimpan terlalu lama. “Cabai merah misalnya, tidak mungkin ditimbun terlalu lama karena bisa cepat busuk,” tambahnya.

Rincian Harga Bahan Pokok di Pasar Binjai

Data Disnaker Perindag mencatat harga rata-rata sejumlah bahan pokok sepanjang September. Untuk beras premium, harga tercatat Rp16.377 per kilogram, sementara beras medium berada di angka Rp14.614 per kilogram.

Harga daging ayam stabil di kisaran Rp37.368 per kilogram. Minyak goreng juga bertahan di level Rp16.377 per liter. Sementara itu, cabai rawit hijau dipatok Rp41.632 per kilogram.

Untuk komoditas bawang, harga bawang merah impor mencapai Rp35.702 per kilogram. Sedangkan bawang merah lokal sedikit lebih rendah dengan harga Rp35.456 per kilogram. Adapun bawang putih masih berada di kisaran Rp32.228 per kilogram.

Kondisi pasar Binjai saat ini menunjukkan fenomena yang menarik. Lonjakan harga hanya terjadi pada cabai merah, sementara bahan pokok lain tetap stabil. Pemerintah daerah aktif memantau agar harga tidak melonjak lebih tinggi dan distribusi tetap lancar.

Situasi ini menjadi pengingat bahwa faktor cuaca dan distribusi sangat memengaruhi harga kebutuhan pokok. Dengan koordinasi yang baik antara pemerintah, pedagang, dan petani, diharapkan kestabilan harga dapat terjaga, sehingga masyarakat tetap merasa aman dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index