BSI

BSI Luncurkan Emas Bersertifikat dengan Cicilan Fleksibel

BSI Luncurkan Emas Bersertifikat dengan Cicilan Fleksibel
BSI Luncurkan Emas Bersertifikat dengan Cicilan Fleksibel

JAKARTA - Saat ini, emas menjadi instrumen favorit karena sifatnya yang intrinsik dan tren harganya yang stabil, mendorong masyarakat untuk berinvestasi secara rutin.

PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) merespons tren ini dengan meluncurkan program BSI Cicilan Emas, menawarkan kepemilikan emas bersertifikasi SNI karat 99,99 persen.

Harga emas di pasar kini menembus Rp2.164.000 per gram, sementara harga BSI Gold tercatat: 1 gram Rp2.154.600, 2 gram Rp4.258.600, 5 gram Rp10.590.700, 10 gram Rp21.090.400, 25 gram Rp52.523.700, 50 gram Rp104.946.300, dan 100 gram Rp209.740.900.

Lonjakan ini membuat emas semakin diminati oleh investor ritel maupun profesional. Anton Sukarna, Direktur Sales & Distribution BSI, menegaskan bahwa emas memiliki tren yang terus naik, bahkan mengalami kenaikan hampir 100 persen dalam tiga tahun terakhir.

Program cicilan emas BSI memudahkan masyarakat untuk memiliki emas dengan nominal sesuai kemampuan finansial per bulan, sehingga investasi lebih inklusif.

Kerjasama Strategis BSI dan Hartadinata

BSI menggandeng PT Hartadinata Abadi Tbk, mitra manufaktur emas berpengalaman hampir 20 tahun, untuk menyediakan Emasku BSI. Emas batangan eksklusif ini dilengkapi logo BSI, bersertifikasi SNI, karat 99,99 persen, serta sesuai prinsip syariah DSN MUI.

Program ini menawarkan cicilan fleksibel dan fasilitas buyback di seluruh outlet BSI, sehingga nasabah dapat menjual kembali emas dengan harga kompetitif. Program ini bukan hanya memberikan kemudahan kepemilikan emas, tetapi juga edukasi keuangan syariah.

Masyarakat dapat memahami nilai emas, memantau harga, dan memanfaatkan instrumen syariah secara aman. Anton menekankan, tujuan utama BSI adalah menjadikan investasi emas mudah diakses tanpa memberatkan arus kas bulanan.

Selain cicilan emas, BSI juga menyediakan pembiayaan emas lainnya, termasuk gadai emas, yang mendukung likuiditas nasabah saat dibutuhkan. Kerjasama ini menunjukkan komitmen BSI dalam memperluas inklusi keuangan berbasis syariah di seluruh Indonesia.

Kinerja Bisnis Emas BSI Terus Meningkat

Bisnis emas BSI tercatat mengalami pertumbuhan pesat pada kuartal II 2025. Total pembiayaan emas naik 88,25 persen dibanding tahun sebelumnya, mencapai Rp16,88 triliun. Dari jumlah ini, Cicil Emas tumbuh 155,41 persen menjadi Rp9,09 triliun, sementara Gadai Emas meningkat 44,08 persen menjadi Rp7,79 triliun.

Kinerja ini mendorong pertumbuhan pembiayaan konsumer BSI menjadi Rp162,19 triliun, naik 16,20 persen secara tahunan. Peningkatan bisnis emas turut memperkuat posisi BSI di pasar syariah nasional.

Keamanan investasi juga tetap dijaga, terbukti dari NPF gross sebesar 1,87 persen, lebih rendah dibanding rata-rata industri sebesar 2,22 persen. Hal ini menegaskan bahwa investasi emas melalui BSI relatif aman sekaligus memberikan hasil optimal bagi nasabah.

Edukasi dan Kemudahan Kepemilikan Emas

BSI menekankan pentingnya edukasi masyarakat dalam berinvestasi emas. Program cicilan emas dirancang agar mudah diikuti, menyesuaikan dengan kemampuan finansial setiap individu.

Anton menjelaskan, tujuan BSI adalah membuat kepemilikan emas tidak hanya eksklusif bagi kalangan tertentu, tetapi dapat diakses oleh berbagai lapisan masyarakat. Selain itu, fasilitas buyback, sertifikasi SNI, dan kepatuhan syariah menjadi nilai tambah yang menambah rasa aman bagi nasabah.

Dengan demikian, nasabah dapat memiliki emas berkualitas tinggi, memperoleh potensi keuntungan, sekaligus menjaga likuiditas keuangan secara fleksibel.

BSI terus mendorong masyarakat untuk menanamkan dana di emas sebagai instrumen investasi jangka panjang yang stabil. Program ini diharapkan dapat membangun kebiasaan menabung emas secara rutin, sekaligus meningkatkan literasi keuangan berbasis syariah.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index