JAKARTA - PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) mencatat peningkatan jumlah pemegang saham yang cukup signifikan. Laporan bulanan registrasi pemegang saham perseroan per 31 Agustus 2025 menunjukkan lonjakan jumlah investor yang menempatkan modalnya di saham Bank Mandiri. Pertumbuhan ini menjadi salah satu indikator positif mengenai kepercayaan pasar terhadap saham perbankan terbesar di Indonesia tersebut.
Berdasarkan data laporan, jumlah pemegang saham Bank Mandiri pada akhir Agustus mencapai 271.963 pihak. Angka ini meningkat 15.707 pihak dibandingkan posisi bulan sebelumnya yang tercatat sebanyak 256.256 pemegang saham. Lonjakan signifikan ini menandakan minat investor, terutama investor ritel, terhadap saham BMRI, sekaligus mencerminkan kepercayaan yang stabil terhadap kinerja jangka panjang bank pelat merah ini.
Sebagian besar investor perorangan Indonesia atau investor ritel kini tercatat sebanyak 268.783 pihak. Kepemilikan mereka mewakili porsi 3,96 persen dari total saham Bank Mandiri. Sementara itu, investor strategis seperti Danantara menguasai 52 persen saham, dan investor asing memegang sekitar 30,77 persen. Distribusi kepemilikan saham ini menunjukkan kombinasi antara investor domestik yang aktif dan peran investor institusi besar, baik dari dalam maupun luar negeri, dalam menjaga likuiditas dan stabilitas saham Bank Mandiri.
Pada perdagangan Rabu, 10 September 2025, saham Bank Mandiri mengalami kenaikan 2,09 persen, menembus level harga Rp 4.400 per saham. Meskipun demikian, investor asing masih mencatatkan net sell sebesar Rp 251,71 miliar. Pergerakan saham ini sejalan dengan dinamika pasar modal Indonesia, di mana meskipun terjadi tekanan jual oleh investor asing secara year to date (YTD), minat investor lokal terhadap saham BMRI tetap tinggi. Sepanjang tahun ini, saham Bank Mandiri tercatat anjlok 22,81 persen dengan akumulasi net sell asing sebesar Rp 15,47 triliun.
Di sisi fundamental, kinerja keuangan Bank Mandiri tetap menjadi salah satu alasan utama peningkatan jumlah pemegang saham. Mengacu pada laporan keuangan hingga Juli 2025, laba bersih (bank only) Bank Mandiri mencapai Rp 27,53 triliun. Walaupun angka ini turun 5,80 persen year on year dibandingkan periode sama tahun lalu yang sebesar Rp 29,22 triliun, laba tersebut tetap menunjukkan kemampuan bank dalam menghasilkan keuntungan yang signifikan. Kinerja laba ini menjadi faktor penopang kepercayaan investor ritel dan institusi terhadap saham BMRI.
Pertumbuhan jumlah pemegang saham ini juga menunjukkan bahwa saham perbankan pelat merah tetap menarik bagi investor yang mencari aset dengan likuiditas tinggi dan profil risiko yang relatif stabil. Investor ritel kini semakin aktif memanfaatkan momentum harga saham untuk menambah kepemilikan, mengingat saham Bank Mandiri memiliki sejarah distribusi dividen yang konsisten serta potensi apresiasi harga jangka panjang.
Lonjakan investor ritel juga menandakan adanya diversifikasi portofolio yang lebih luas, dengan saham BMRI menjadi salah satu aset pilihan utama. Banyak investor memanfaatkan peluang ini untuk memperkuat portofolio investasi mereka, sambil tetap mengamati tren pergerakan harga saham dan kondisi pasar secara keseluruhan. Kombinasi antara fundamental bank yang solid dan dukungan investor ritel membuat saham Bank Mandiri menjadi salah satu pilihan strategis di pasar modal Indonesia.
Selain itu, distribusi kepemilikan saham yang seimbang antara investor ritel, institusi domestik, dan investor asing memberikan stabilitas bagi pergerakan harga saham Bank Mandiri. Walaupun terjadi tekanan jual dari investor asing dalam beberapa periode terakhir, keaktifan investor domestik mampu menjaga likuiditas dan menciptakan peluang bagi harga saham untuk kembali pulih. Hal ini memberikan sinyal positif bagi calon investor yang ingin memanfaatkan momentum pertumbuhan saham BMRI.
Secara teknis, saham Bank Mandiri juga menunjukkan potensi rebound dalam jangka pendek. Investor yang cermat dapat memanfaatkan pergerakan harga untuk mengambil keuntungan sementara atau menambah kepemilikan sebagai strategi jangka panjang. Peningkatan jumlah pemegang saham tidak hanya mencerminkan kepercayaan pasar, tetapi juga menjadi indikator potensi likuiditas yang lebih baik di pasar sekunder.
Dengan meningkatnya jumlah investor yang tertarik pada saham Bank Mandiri, peluang bagi masyarakat maupun investor pemula untuk ikut serta dalam pasar modal menjadi lebih terbuka. Investor ritel kini dapat memanfaatkan momentum kenaikan saham untuk membangun portofolio yang lebih seimbang antara risiko dan imbal hasil. Selain itu, investor institusi yang terus memegang saham strategis menambah kepercayaan terhadap stabilitas bank sebagai entitas keuangan utama di Indonesia.
Kesimpulannya, lonjakan jumlah pemegang saham Bank Mandiri per akhir Agustus 2025 menunjukkan bahwa saham BMRI tetap menjadi instrumen investasi yang menarik. Baik dari sisi fundamental, likuiditas, maupun potensi jangka panjang, saham Bank Mandiri menawarkan peluang signifikan bagi investor ritel dan institusi. Kinerja laba, distribusi kepemilikan saham, dan kenaikan harga saham mencerminkan kepercayaan pasar yang stabil, sekaligus membuka ruang bagi pertumbuhan investasi yang berkelanjutan.