Pertamina Cilacap

Strategi Pertamina Cilacap Mencegah Insiden dan Menciptakan Lingkungan Produktif

Strategi Pertamina Cilacap Mencegah Insiden dan Menciptakan Lingkungan Produktif
Foto: PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) Unit Cilacap

Cilacap, Jawa Tengah – Di balik operasional yang padat dan penuh tantangan, industri perminyakan menempatkan keselamatan sebagai prioritas mutlak. Di PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) Unit Cilacap, satu metode sederhana namun vital menjadi fondasi budaya ini: Good Housekeeping (GHK).

Bagi mereka yang bekerja di Pertamina Cilacap, GHK adalah lebih dari sekadar menjaga kebersihan. Ini adalah sebuah sistem manajemen risiko yang proaktif, diterapkan di seluruh area—mulai dari kantor, kilang, hingga perumahan—untuk memastikan setiap sudut lingkungan kerja terbebas dari potensi bahaya.

GHK sebagai Perisai Keselamatan

Pada dasarnya, GHK adalah perisai pertama dalam mencegah kecelakaan. Section Head Utilities Kilang Cilacap, Ipuk Suseno, menjelaskan bahwa GHK bukan hanya tentang kerapian, tetapi juga merupakan elemen penting dalam pencegahan insiden. "Lingkungan kerja yang tertata dengan baik akan mengurangi potensi bahaya, meningkatkan efisiensi, dan menciptakan rasa aman bagi setiap pekerja. Inilah wujud nyata kepedulian kita terhadap keselamatan bersama," tegasnya.

Kegiatan Grand GHK yang dilakukan oleh pekerja dan Tenaga Alih Daya (TAD) di Bagian Utilities Fungsi Produksi III pada 26 Agustus 2025 menjadi bukti nyata komitmen ini. Mereka bekerja sama untuk menata dan membersihkan area kerja mereka. Aksi ini menunjukkan bahwa GHK bukan hanya teori, melainkan praktik yang dijalankan secara rutin dan kolaboratif. Dengan menjaga kebersihan dan kerapian, mereka secara langsung mengurangi unsafe condition yang dapat memicu insiden.

Mencegah Bahaya dengan Empat Pilar Utama GHK

Penerapan GHK di Kilang Pertamina Cilacap melibatkan empat pilar kunci yang saling terkait untuk menjamin keamanan. Setiap pilar ini dirancang untuk menciptakan lingkungan kerja yang terorganisir, efisien, dan yang paling penting, aman:

  • Penataan dan Organisasi Alat: Peralatan dan material harus diletakkan pada tempat yang seharusnya, mudah dijangkau, dan digunakan sesuai fungsinya. Hal ini meminimalkan risiko tersandung, terjatuh, atau kecelakaan akibat ketidakrapihan.
  • Pembersihan Rutin dan Pengendalian Limbah: Pembersihan area kerja secara berkala sangat penting untuk menghindari penumpukan limbah, tumpahan bahan berbahaya, atau material yang tidak terpakai yang dapat memicu insiden.
  • Pengelolaan Jalur Evakuasi: Jalur evakuasi dan akses darurat harus selalu bebas hambatan. Penempatan alat atau material yang menghalangi jalur ini dilarang keras, memastikan evakuasi yang cepat dan aman saat kondisi darurat.
  • Sistem Identifikasi Visual: Penggunaan label, tanda, dan warna pada barang, pipa, atau area kerja berfungsi sebagai bahasa visual yang universal. Ini membantu pekerja mengidentifikasi bahaya, lokasi peralatan, dan prosedur kerja dengan cepat dan akurat.


Tanggung Jawab Kolektif, Hasil Maksimal

Budaya GHK menempatkan tanggung jawab keselamatan di pundak setiap individu, baik pekerja organik maupun Tenaga Alih Daya. Seperti yang ditekankan oleh Ipuk Suseno, disiplin dalam GHK berperan langsung dalam mencegah insiden. "Kebersihan dan kerapian menjadi fondasi dari budaya keselamatan. Setiap pekerja memiliki tanggung jawab untuk menjaga area kerjanya masing-masing," ujarnya.

Dengan menerapkan prinsip-prinsip ini, Pertamina Cilacap tidak hanya menciptakan lingkungan kerja yang lebih aman dan produktif, tetapi juga memperkuat budaya HSSE (Health, Safety, Security, and Environment) yang berkelanjutan. GHK membuktikan bahwa detail terkecil pun memiliki dampak besar terhadap keselamatan bersama.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index