Tahu Terbuat dari Apa: Bahan Dasar, Proses, dan Jenisnya

Tahu Terbuat dari Apa: Bahan Dasar, Proses, dan Jenisnya
tahu terbuat dari apa

Tahu terbuat dari apa mungkin terdengar seperti pertanyaan sederhana, tapi jawabannya menyimpan proses dan gizi penting yang patut dipahami.

Tahu merupakan salah satu bahan makanan yang digemari banyak orang karena rasanya yang enak, mudah dimasak, dan harganya pun ramah di kantong. 

Mulai dari versi goreng yang garing hingga kukus yang lembut, kreasi tahu seolah tak pernah kehabisan ide. 

Selain itu, tahu juga dikenal sebagai sumber protein nabati yang kaya gizi, sehingga cocok dikonsumsi oleh semua usia—baik anak-anak maupun orang dewasa.

Meski sering disantap, tak banyak yang benar-benar tahu asal-usul dan proses pembuatan tahu. Kali ini, mari mengenal lebih dalam tentang bahan utama pembuat tahu dan bagaimana prosesnya hingga bisa tersaji di piring kita. 

Kita akan menelusuri sejarah singkat tahu, bahan baku yang digunakan, serta tahapan pembuatannya dari awal hingga siap dikonsumsi.

Dengan memahami tahu terbuat dari apa, kita bisa lebih menghargai makanan sederhana ini yang ternyata menyimpan nilai gizi tinggi dan proses produksi yang menarik.

Sejarah Singkat Tahu

Tahu merupakan salah satu jenis makanan yang telah dikenal luas, terutama di kawasan Asia. 

Asal-usul tahu dapat ditelusuri hingga lebih dari dua milenium yang lalu, tepatnya di Tiongkok pada masa pemerintahan Dinasti Han, sekitar tahun 206 sebelum Masehi hingga 220 Masehi.

Berdasarkan cerita rakyat, tahu ditemukan secara tidak sengaja oleh seorang bangsawan bernama Liu An. 

Ia sedang meracik ramuan untuk memperpanjang usia, dan ketika menambahkan garam laut ke dalam bubur kedelai, terjadi reaksi penggumpalan yang menghasilkan tahu.

Dalam bahasa Mandarin, makanan ini disebut “doufu,” yang secara harfiah berarti fermentasi kedelai. Dari Tiongkok, tahu menyebar ke berbagai negara di Asia Timur dan Tenggara, seperti Jepang, Korea, Thailand, dan Vietnam. 

Di Jepang, tahu dikenal dengan sebutan “tofu,” dan hingga kini menjadi bagian penting dalam tradisi kuliner mereka.

Di Indonesia, tahu mulai dikenal sejak abad ke-10, dibawa oleh para pendatang dari Tiongkok. Mereka memperkenalkan berbagai kebiasaan kuliner, termasuk cara membuat tahu. 

Seiring waktu, tahu pun menyesuaikan diri dengan cita rasa lokal dan menjadi bagian tak terpisahkan dari menu harian masyarakat Indonesia. 

Berbagai daerah di Indonesia bahkan menciptakan versi khas tahu masing-masing, seperti Tahu Sumedang, Tahu Kediri, dan Tahu Pong dari Semarang.

Kontribusi tahu dalam dunia kuliner Asia, termasuk Indonesia, sangat besar. Selain harganya yang terjangkau, tahu juga merupakan sumber protein nabati yang mudah diolah. 

Karena kemampuannya menyerap bumbu dan tekstur yang fleksibel, tahu bisa dimasak dengan berbagai cara—digoreng, dikukus, atau dijadikan bahan dalam sup—sehingga cocok untuk beragam jenis hidangan.

Sampai saat ini, tahu tetap menjadi pilihan favorit banyak orang, baik sebagai lauk utama maupun sebagai makanan ringan. 

Selain rasanya yang enak dan kandungan gizinya yang tinggi, tahu juga menyimpan sejarah panjang yang memperkaya warisan kuliner Asia. 

Setelah mengenal latar belakangnya, mari kita lanjutkan dengan memahami bahan utama dan proses pembuatan tahu secara lebih mendalam.

Tahu Terbuat dari Apa? Ini Bahan Dasar Pembuatannya

Tahu terbuat dari apa menjadi pertanyaan menarik yang jawabannya ternyata cukup sederhana: bahan dasarnya adalah kedelai. 

Kacang-kacangan ini telah lama dibudidayakan dan dimanfaatkan sebagai sumber pangan utama di berbagai belahan dunia, khususnya di kawasan Asia.

Dalam proses pembuatannya, terdapat beberapa jenis kedelai yang biasa digunakan, seperti kedelai hitam dan kedelai kuning. Namun, kedelai kuning lebih sering dipilih karena memiliki kadar protein yang tinggi dan lebih mudah diproses menjadi tahu.

Kedelai sendiri merupakan sumber protein nabati yang sangat baik, dilengkapi dengan kandungan serat serta berbagai nutrisi penting seperti zat besi, kalsium, dan magnesium. 

Selain itu, kadar lemak jenuhnya yang rendah menjadikan kedelai sebagai bahan makanan yang mendukung pola makan sehat dan seimbang.

Proses Pembuatan Tahu

Proses pembuatan tahu terdiri dari beberapa tahapan penting yang dimulai dari pengolahan kedelai hingga tahap akhir berupa pemotongan dan pengemasan.

1. Pengolahan Awal Kedelai 

Tahapan pertama dimulai dengan merendam biji kedelai dalam air selama beberapa jam, bahkan bisa semalaman. Tujuannya adalah agar tekstur kedelai menjadi lebih lunak dan mudah dihancurkan. 

Setelah proses perendaman selesai, kedelai digiling hingga menjadi bubur yang halus. Dari proses ini akan dihasilkan cairan putih yang dikenal sebagai sari kedelai, yang mengandung unsur protein dan lemak nabati.

2. Pemanasan dan Pengendapan 

Setelah sari kedelai diperoleh, langkah selanjutnya adalah memanaskannya. Proses pemanasan ini berfungsi untuk memisahkan komponen cair dan protein dari bagian padat yang tidak dibutuhkan. 

Setelah itu, cairan tersebut dicampur dengan bahan pengendap seperti air garam, cuka, atau koagulan alami lainnya. Penambahan zat ini akan memicu terbentuknya endapan yang kemudian menjadi gumpalan tahu.

3. Pembentukan dan Penekanan 

Gumpalan yang terbentuk dari proses pengendapan kemudian dipindahkan ke dalam cetakan untuk dibentuk sesuai ukuran yang diinginkan. 

Pada tahap ini, tahu masih mengandung banyak air, sehingga perlu dilakukan proses penekanan untuk mengurangi kadar airnya. 

Lama waktu pengepresan akan memengaruhi tekstur akhir tahu—semakin lama ditekan, maka hasilnya akan semakin padat.

4. Pemotongan dan Penyimpanan

Tahap terakhir adalah memotong tahu yang telah dipadatkan sesuai ukuran yang diinginkan. 

Setelah dipotong, tahu biasanya dimasukkan ke dalam air dingin untuk menjaga kesegarannya sebelum dijual atau dikonsumsi. Proses ini penting agar tahu tetap dalam kondisi baik dan layak dikonsumsi.

Jenis-jenis Tahu

Tahu merupakan bahan makanan yang fleksibel dan hadir dalam berbagai bentuk serta tekstur, tergantung pada metode pembuatannya. 

Di Indonesia dan sejumlah negara Asia, terdapat beberapa jenis tahu yang cukup dikenal dan sering digunakan dalam berbagai hidangan.

1. Tahu Putih 

Jenis ini merupakan yang paling umum dijumpai. Memiliki tekstur yang padat namun tetap lembut, tahu putih tampil dengan warna alami tanpa tambahan pewarna. 

Karena rasanya yang netral, tahu ini cocok dimasak dalam berbagai cara—digoreng, ditumis, atau dikukus—dan mudah menyerap bumbu yang digunakan.

2. Tahu Sutra 

Tahu ini memiliki tekstur yang sangat halus dan lembut, menyerupai kain sutra. Kandungan airnya lebih tinggi dibandingkan tahu biasa, sehingga sering digunakan dalam masakan Jepang seperti sup miso atau dijadikan bahan dasar dessert. 

Karena mudah hancur, tahu sutra kurang cocok untuk digoreng.

3. Tahu Kuning

Tahu kuning mendapatkan warna keemasannya dari tambahan kunyit sebagai pewarna alami. Jenis ini cukup populer di berbagai daerah di Indonesia, seperti Kediri dan Sumedang. 

Biasanya disajikan dalam bentuk gorengan, menghasilkan bagian luar yang garing dan bagian dalam yang tetap empuk.

4. Tahu Goreng 

Tahu yang telah digoreng hingga bagian luarnya menjadi renyah, sementara bagian dalamnya tetap lembut. Sering disajikan sebagai lauk atau camilan, tahu goreng bisa langsung dinikmati dengan pelengkap seperti sambal atau saus kacang. 

Salah satu versi yang terkenal adalah Tahu Sumedang, yang memiliki karakteristik tekstur khas saat digoreng.

5. Tahu Pong 

Jenis tahu ini memiliki ciri khas berupa bagian dalam yang kosong dan bagian luar yang garing setelah digoreng. 

Biasanya disajikan bersama saus kecap atau bumbu khusus, tahu pong dikenal sebagai camilan khas dari kota Semarang yang digemari banyak orang karena teksturnya yang unik.

6. Tahu Bacem 

Tahu bacem dibuat dengan cara merebus tahu dalam campuran air kelapa dan berbagai bumbu seperti gula merah, kecap manis, bawang, serta rempah-rempah lainnya. Setelah proses perebusan selesai, tahu biasanya digoreng sebelum disajikan. 

Rasanya yang manis dan gurih menjadikannya salah satu hidangan favorit di wilayah Yogyakarta dan Jawa Tengah.

7. Tahu Kembang 

Dikenal juga sebagai tahu kulit, jenis tahu ini memiliki permukaan luar yang lebih keras dan berwarna cokelat, sementara bagian dalamnya tetap lembut. 

Proses pembuatannya melibatkan pengeringan dan penggorengan, sehingga cocok digunakan sebagai bahan dalam masakan berkuah seperti semur atau sup.

Manfaat dan Kandungan Gizi pada Tahu

Beragam kandungan nutrisi dan manfaat kesehatan bisa diperoleh dari mengonsumsi tahu secara rutin. Berikut penjelasan lengkapnya:

1. Kaya Akan Protein Nabati 

Tahu merupakan salah satu sumber protein berbasis tumbuhan yang sangat baik. Dalam setiap 100 gram tahu, terkandung sekitar 8 hingga 10 gram protein. 

Zat gizi ini berperan penting dalam proses regenerasi jaringan tubuh, pembentukan massa otot, serta mendukung kerja sel secara menyeluruh. 

Tahu juga menjadi alternatif ideal bagi mereka yang menjalani pola makan vegetarian atau vegan karena tidak mengandung protein hewani.

2. Jumlah Kalori yang Rendah 

Makanan ini tergolong rendah kalori, sehingga cocok dikonsumsi oleh individu yang sedang menjalani program penurunan berat badan atau menjaga asupan kalori harian. Dalam 100 gram tahu, hanya terdapat sekitar 70 sampai 80 kalori. 

Meski kalorinya rendah, kandungan proteinnya yang tinggi membuat tahu tetap memberikan rasa kenyang yang cukup.

3. Minim Lemak Jenuh 

Sebagian besar kandungan lemak dalam tahu berasal dari jenis lemak tak jenuh, yang dikenal baik untuk menjaga kesehatan jantung. 

Rendahnya kadar lemak jenuh dalam tahu menjadikannya pilihan yang tepat bagi mereka yang ingin menurunkan kadar kolesterol atau mengurangi risiko gangguan kardiovaskular.

4. Mengandung Beragam Vitamin dan Mineral Penting 

Tahu merupakan sumber nutrisi yang kaya akan berbagai zat gizi esensial. Di dalamnya terkandung:

Kalsium 

Nutrisi ini berperan penting dalam menjaga kekuatan tulang dan gigi. Tahu yang dibuat menggunakan bahan penggumpal berupa kalsium sulfat biasanya memiliki kadar kalsium yang lebih tinggi dibandingkan tahu biasa.

Zat Besi 

Zat ini membantu tubuh dalam proses pembentukan sel darah merah dan berperan dalam mencegah terjadinya anemia.

Magnesium 

Mineral ini mendukung fungsi otot dan sistem saraf, serta berkontribusi dalam menjaga kesehatan tulang secara keseluruhan.

5. Mengandung Isoflavon yang Bermanfaat 

Isoflavon adalah senyawa alami yang terdapat dalam kedelai, bahan utama pembuatan tahu. Senyawa ini memiliki sifat antioksidan dan diyakini mampu membantu menurunkan risiko beberapa jenis kanker, terutama kanker payudara dan prostat. 

Selain itu, isoflavon juga berperan dalam menjaga keseimbangan hormon dan memperkuat struktur tulang.

Sebagai penutup, tahu terbuat dari apa bukan sekadar pertanyaan, tapi awal untuk mengenal sumber protein nabati yang bergizi, lezat, dan mudah diolah setiap hari.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index