Daftar Negara Terkecil Di Dunia yang Penting Diketahui

Daftar Negara Terkecil Di Dunia yang Penting Diketahui
negara terkecil di dunia

Negara terkecil di dunia bukanlah sekadar istilah, melainkan bukti bahwa luas wilayah bukan penentu sahnya sebuah negara berdaulat.

Setiap negara memiliki luas yang berbeda-beda, dan tidak ada ketentuan khusus mengenai batas minimum atau maksimum wilayah yang harus dimiliki. 

Dalam kenyataannya, ada negara dengan wilayah sangat luas, namun ada pula yang hanya mencakup area kecil, bahkan lebih sempit dibandingkan beberapa kota di Indonesia.

Walaupun ukurannya tergolong mungil, negara-negara ini tetap memiliki identitas dan keunggulan tersendiri. 

Beberapa di antaranya dikenal karena keindahan alam yang luar biasa dan menjadi tujuan wisata favorit bagi pelancong dari berbagai belahan dunia. Keunikan dan daya tarik mereka menjadikan eksistensinya tetap penting di mata internasional.

Batas wilayah memang merupakan elemen penting dalam pembentukan suatu negara. Namun, yang lebih utama adalah kemampuan negara tersebut untuk mengelola wilayahnya secara mandiri. 

Bahkan negara dengan wilayah terbatas pun bisa berdiri sendiri jika memiliki kekuatan politik dan administratif yang memadai. 

Secara definisi, daftar negara terkecil di dunia merujuk pada negara-negara yang memiliki luas wilayah sangat sempit, namun tetap berdaulat dan diakui secara global.

Daftar Negara Terkecil di Dunia

Negara terkecil di dunia tetap memiliki sistem pemerintahan yang unik dan menarik untuk dipelajari lebih dalam. 

Berikut ini daftar negara paling kecil di dunia yang perlu kamu ketahui agar mengetahui bagaimana negara tersebut menjalankan fungsinya dan aktivitas negaranya masing-masing:

1. Vatikan  

Terletak di dalam kota Roma, Italia, Vatikan merupakan sebuah negara yang dikelilingi oleh tembok dan memiliki luas wilayah hanya 0,44 kilometer persegi. 

Menurut para ahli geografi, ukuran wilayahnya sekitar 1.500 kali lebih kecil dibandingkan dengan kota Jakarta. Vatikan termasuk dalam daftar negara dengan wilayah dan jumlah penduduk paling sedikit di dunia.

Pada awalnya, wilayah ini tidak dihuni dan dianggap sebagai tempat suci sebelum kedatangan agama Kristen. 

Sekitar tahun 326 Masehi, gereja pertama dibangun di atas makam Santo Petrus, dan sejak saat itu, kawasan ini mulai dihuni oleh komunitas Kristen. 

Tembok yang mengelilingi wilayah Vatikan dibangun sebagai perlindungan bagi Paus, pemimpin tertinggi umat Katolik.

Vatikan juga dikenal sebagai negara yang berada di dalam wilayah negara lain, yaitu Italia, sehingga disebut sebagai negara enklave. 

Meskipun ukurannya sangat kecil, Vatikan menjadi tujuan utama bagi wisatawan dan umat Katolik yang datang untuk beribadah. 

Ciri khas dari negara ini adalah sistem pemerintahannya yang berdasarkan hukum agama, dikenal sebagai pemerintahan teokratis.

Kewarganegaraan di Vatikan tidak ditentukan oleh tempat lahir atau asal-usul orang tua, melainkan berdasarkan pekerjaan. 

Seseorang yang bekerja di Vatikan akan dianggap sebagai warga negara, namun status tersebut akan hilang jika pekerjaan tersebut berakhir. Tidak ada penduduk asli di Vatikan, karena semua warga berasal dari berbagai negara di dunia.

2. Monako  

Berada di kawasan Mediterania, Monako merupakan negara dengan luas wilayah sekitar 2 kilometer persegi dan populasi sekitar 36.000 jiwa. 

Kepadatan penduduknya menjadikan Monako sebagai salah satu negara dengan jumlah penduduk terbanyak per kilometer persegi. 

Meski begitu, tata kota di Monako sangat tertib, dengan teluk yang bersih dan masyarakat yang disiplin. Bendera negara ini memiliki warna yang sama dengan Indonesia, yaitu merah dan putih.

Monako berbatasan langsung dengan Laut Mediterania dan memiliki deretan bukit yang memukau. Negara ini juga berbatasan dengan Prancis dan dikenal sebagai tempat tinggal para jutawan dan miliarder dari berbagai belahan dunia. 

Monako memiliki industri barang mewah dan pusat perjudian yang menjadi daya tarik bagi kalangan elit.

Negara ini dikenal sebagai wilayah kecil yang sejahtera karena menerapkan tarif pajak penghasilan dan pajak perusahaan yang sangat rendah. 

Meski tidak memiliki sumber daya alam, Monako mengembangkan sektor pariwisata sebagai sumber pendapatan utama. 

Upaya ini telah dilakukan sejak tahun 1893 untuk mempertahankan keberlangsungan negara. Monako terdiri dari tiga wilayah utama: Monaco-Ville, Monte Carlo, dan La Condamine. 

Monaco-Ville adalah kota tua yang dikenal sebagai The Rock, tempat berdirinya Istana Pangeran Monako yang telah ada sejak abad ke-12. Di kawasan ini juga terdapat Katedral Monako dengan arsitektur bergaya Romawi.

3. Nauru  

Terletak di sebelah timur Australia, Nauru memiliki luas wilayah sekitar 21 kilometer persegi dan merupakan salah satu negara dengan ukuran terkecil di dunia. 

Negara ini juga dikenal sebagai pulau terkecil yang dihuni, dengan jumlah penduduk sekitar 9.540 orang. Meskipun kecil, Nauru pernah menjadi negara yang makmur berkat cadangan fosfat yang melimpah.

Pada awal 1980-an, Nauru dikenal sebagai “Pleasant Island” karena memiliki pendapatan per kapita tertinggi di dunia berkat eksploitasi fosfat. 

Namun, aktivitas pertambangan tersebut menyebabkan kerusakan lingkungan yang cukup parah. Fosfat merupakan sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui, sehingga eksploitasi berlebihan menyebabkan penurunan jumlah cadangan.

Sejak tahun 2001, kondisi lingkungan di Nauru semakin memburuk akibat dampak pertambangan. Selain itu, negara ini juga memiliki tingkat obesitas dan diabetes yang sangat tinggi, dengan 97 persen pria dan 93 persen wanita mengalami obesitas.

Dikelilingi oleh Samudra Pasifik, Nauru memiliki pemandangan pantai yang indah dan memikat, menjadikannya daya tarik tersendiri bagi wisatawan yang berkunjung.

4. Tuvalu  

Tuvalu merupakan sebuah negara kepulauan yang berada di kawasan Samudra Pasifik, tepatnya di sebelah timur Australia. 

Wilayahnya hanya mencakup sekitar 26 kilometer persegi, menjadikannya sebagai salah satu negara dengan luas wilayah paling kecil di dunia. Jumlah penduduknya sekitar 10.000 jiwa. 

Permukaan daratan di negara ini lebih rendah dibandingkan dengan permukaan laut, sehingga ketika terjadi kenaikan air laut, penduduk setempat biasanya mengungsi ke negara-negara terdekat seperti Selandia Baru, Niue, atau Fiji.

Negara ini terdiri dari sembilan pulau kecil yang tersebar di wilayah Pasifik bagian barat, tepatnya di selatan garis khatulistiwa. Pulau-pulau tersebut meliputi Niulakita, Nukulaelae, Funafuti, Nukufetau, Vaitupu, Nui, Niutao, Nanumaga, dan Nanumea. 

Transportasi utama yang digunakan di wilayah ini adalah perahu, yang memungkinkan penduduk dan wisatawan menikmati keindahan laguna serta terumbu karang, bahkan melakukan aktivitas memancing.

Funafuti merupakan ibu kota Tuvalu dan menjadi satu-satunya wilayah yang memiliki bandara. Di kota ini pula tersedia fasilitas akomodasi dan akses transportasi menuju negara tersebut. 

Tuvalu memperoleh kemerdekaan dari Inggris pada tahun 1978. Pada masa Perang Dunia II, wilayah ini menjadi lokasi strategis bagi militer Amerika Serikat karena pulau-pulau di sekitarnya, seperti Kiribati, telah dikuasai oleh pasukan Jepang. 

Pengunjung yang datang ke Tuvalu dapat menemukan peninggalan sejarah dari masa perang, seperti landasan udara lama di timur laut Nanumea, bangkai kapal di sekitar desa Noumea, dan sisa-sisa kapal di pulau Motulalo yang berada di Nukufetau.

Dalam beberapa tahun terakhir, Tuvalu mulai aktif mempromosikan sektor pariwisata sebagai identitas negara kecilnya. Potensi wisata di negara ini cukup besar karena terdiri dari pulau-pulau indah dengan pasir putih yang memikat. 

Namun, letaknya yang cukup jauh dari negara tetangga membuat akses transportasi menjadi tantangan, sehingga perkembangan pariwisata di sana belum optimal.

5. San Marino  

San Marino adalah sebuah negara republik yang terletak di Eropa Selatan dan berbatasan langsung dengan Italia. Negara ini termasuk dalam daftar wilayah terkecil di dunia, dengan luas sekitar 61,2 kilometer persegi dan populasi lebih dari 33.400 jiwa. 

Sumber pendapatan utama masyarakatnya berasal dari sektor perbankan dan pariwisata. San Marino juga dikenal sebagai salah satu negara tertua yang telah berdiri sejak 3 September tahun 301.

Sistem pemerintahan yang diterapkan di San Marino adalah Republik Parlementer. Negara ini tergolong maju dan mengandalkan sektor pariwisata, keuangan, serta industri manufaktur. 

San Marino memiliki lanskap pegunungan yang memukau, dan menariknya, seluruh wilayahnya berada di dataran tinggi tanpa adanya tanah datar.

Pada hari yang cerah, pengunjung dapat melihat jalur menuju Kroasia dari puncak San Marino. Dari titik tertinggi, yaitu Gunung Titano, terlihat tiga menara bersejarah: Guaita, Cesta, dan Montale, yang menawarkan panorama kota yang menawan. 

Meskipun ukurannya kecil, San Marino memiliki lebih dari seratus patung khas yang tersebar di berbagai sudut kota. 

Salah satu karya seni yang paling terkenal adalah patung Lady of Liberty yang berdiri di depan balai kota, mengenakan mahkota dengan tiga menara Gunung Titano sebagai simbol.

San Marino tidak memiliki bandara sendiri. Satu-satunya fasilitas penerbangan yang tersedia adalah landasan helikopter yang terletak di Borgo Maggiore. 

Untuk mencapai negara ini, pengunjung harus melalui Bandara Internasional Federico Fellini yang berada di kota Rimini, Italia.

6. Liechtenstein  

Terletak di kawasan Eropa Tengah, Liechtenstein merupakan negara berukuran kecil dengan luas wilayah sekitar 160 kilometer persegi. Jumlah penduduknya cukup besar, mencapai sekitar 37 juta jiwa. 

Negara ini dipimpin oleh seorang perdana menteri dan mayoritas penduduknya menganut agama Katolik Roma. 

Saat berkunjung ke Liechtenstein, pengaruh budaya dari Jerman, Swiss, dan Austria sangat terasa, karena banyak penduduknya berasal dari ketiga negara tersebut.

Liechtenstein tidak memiliki pelabuhan laut dan termasuk dalam kategori negara yang dikelilingi oleh daratan dari negara lain, atau disebut sebagai negara double landlocked. Kondisi ini membuat aktivitas ekspor menjadi tantangan tersendiri. 

Untuk mengatasi keterbatasan tersebut, Liechtenstein aktif bergabung dalam European Free Trade Association (EFTA) dan European Economic Area, yang merupakan wadah kerja sama antara negara-negara non-Uni Eropa. EFTA sendiri terdiri dari empat negara: Swiss, Norwegia, Islandia, dan Liechtenstein.

Jika dibandingkan dengan wilayah kecamatan di Indonesia, ukuran Liechtenstein mungkin tidak jauh berbeda. Namun, negara ini termasuk dalam jajaran negara paling sejahtera di Eropa. 

Salah satu hal yang menarik adalah jumlah perusahaan yang terdaftar di negara ini melebihi jumlah penduduknya. Fakta ini menunjukkan bahwa iklim investasi di Liechtenstein sangat menarik bagi perusahaan global. 

Banyak perusahaan multinasional memilih untuk menetapkan domisili hukum mereka di negara ini, meskipun kantor pusatnya tidak benar-benar berada di sana.

7. Kepulauan Marshall  

Negara kecil lainnya yang masuk dalam daftar adalah Kepulauan Marshall, yang sebagian besar wilayahnya berupa lautan. 

Sekitar 98,5 persen dari total wilayah negara ini adalah perairan, sementara daratannya hanya mencakup sekitar 181 kilometer persegi. 

Kepulauan ini terletak di bagian barat Samudra Pasifik dan secara resmi memperoleh kemerdekaan serta pengakuan internasional pada tahun 1983 melalui perjanjian Compact of Free Association.

Jumlah penduduk di Kepulauan Marshall cukup signifikan, dengan lebih dari 56 ribu jiwa, dan sebagian besar tinggal di ibu kota negara, yaitu Majuro. 

Meskipun wilayah daratannya sangat terbatas, negara ini tetap menjalankan fungsi kenegaraan dan pemerintahan secara aktif.

Sebagai penutup, negara terkecil di dunia membuktikan bahwa ukuran bukanlah batas untuk berdaulat, berkembang, dan dikenal dalam peta politik serta budaya global.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index