Profil Bima Mahasiswa Korea Jago Masak

Selasa, 08 Juli 2025 | 10:00:24 WIB
Profil Bima Mahasiswa Korea Jago Masak

JAKARTA - Memiliki semangat belajar tinggi, aktif dalam dunia pendidikan internasional, dan sekaligus berbakat di dapur, itulah potret dari Bima, salah satu peserta ajang Campus of Champions (COC) 2025. Meski kini sedang menjalani perkuliahan di Negeri Ginseng, Korea Selatan, Bima bukan nama asing bagi sebagian penikmat tayangan memasak. Ia pernah tampil dalam MasterChef Junior Indonesia, memperlihatkan bakat kuliner yang sejak kecil telah ia tekuni.

Tak banyak anak muda yang mampu menunjukkan konsistensi minat di berbagai bidang sejak dini. Namun, Bima adalah pengecualian. Ketekunan dan semangat berkompetisi yang ia miliki mengantarkannya menjadi satu dari sekian banyak mahasiswa berprestasi yang ikut serta dalam COC 2025. Ajang ini digelar untuk menjaring sosok-sosok inspiratif dari dunia kampus yang memiliki kapabilitas sebagai agen perubahan di masa depan.

Saat ini, Bima sedang menempuh pendidikan tinggi di salah satu universitas di Korea Selatan. Meskipun jauh dari tanah air, ia tetap aktif mengikuti kegiatan-kegiatan yang mempererat koneksi dengan Indonesia. Keaktifannya bukan hanya di bidang akademik, namun juga dalam hal representasi generasi muda Indonesia di kancah internasional.

Bima mengatakan bahwa mengikuti ajang Campus of Champions 2025 adalah salah satu caranya untuk tetap terhubung dengan ekosistem positif di tanah air. Ia berharap dapat membawa perspektif global ke dalam diskusi lokal, dan sebaliknya, memperkenalkan nilai-nilai Indonesia ke luar negeri. Menurutnya, pendidikan adalah jembatan terbaik untuk mewujudkan itu.

“Senang bisa jadi bagian dari COC 2025. Ajang ini bukan cuma lomba biasa, tapi tempat belajar dan bertukar inspirasi antar mahasiswa dari berbagai latar belakang. Ini juga jadi momen buat saya terus berkontribusi untuk Indonesia meski sedang kuliah di luar negeri,” ujar Bima.

Nama Bima pertama kali dikenal publik melalui ajang MasterChef Junior Indonesia. Ia menjadi salah satu peserta cilik yang mencuri perhatian berkat kemampuannya dalam mengolah makanan dengan teknik dan rasa yang matang, bahkan untuk ukuran seorang anak-anak. Pengalaman tersebut menjadi bekal penting baginya untuk melatih percaya diri dan kemampuan berkomunikasi sejak dini.

Meski kini fokus utamanya adalah di dunia akademik, Bima mengakui bahwa dunia kuliner tetap memiliki tempat spesial di hatinya. Sesekali, ia masih memasak untuk teman-temannya di asrama. Bahkan, saat ada acara budaya atau festival makanan antar mahasiswa internasional di kampusnya, Bima tak ragu mempromosikan hidangan khas Indonesia seperti rendang, sate, hingga gado-gado.

“Masak itu jadi cara saya melepas stres juga. Selain itu, masakan Indonesia tuh enak-enak banget, jadi saya suka kenalkan ke teman-teman Korea atau mahasiswa dari negara lain. Biasanya mereka suka banget sama sambal,” kata Bima sambil tertawa.

Tak hanya dikenal sebagai mahasiswa aktif dan jago masak, Bima juga termasuk sosok yang peduli pada isu-isu sosial dan pendidikan. Dalam beberapa kesempatan, ia terlibat dalam forum diskusi mahasiswa, kegiatan mentoring untuk pelajar Indonesia di luar negeri, hingga menyuarakan pentingnya pendidikan yang merata dan inklusif.

Kiprah Bima sebagai mahasiswa Indonesia di Korea Selatan menjadi inspirasi bagi banyak orang. Ia menunjukkan bahwa pendidikan tak menghalangi seseorang untuk tetap mengejar passion dan memberi dampak bagi sesama. Dengan modal pengalaman internasional dan semangat kebangsaan yang kuat, Bima berharap bisa memberi kontribusi lebih nyata untuk Indonesia setelah lulus nanti.

Ajang Campus of Champions 2025 yang ia ikuti memang menjadi salah satu panggung penting bagi anak muda sepertinya. Melalui ajang ini, peserta tidak hanya diuji dalam hal akademik, namun juga integritas, kemampuan berpikir kritis, kepemimpinan, dan kemampuan komunikasi. Hal-hal yang menurut Bima sangat penting untuk dimiliki generasi muda Indonesia saat ini.

“Buat saya, pendidikan itu harus berorientasi pada perubahan sosial juga. Kita enggak bisa cuma pintar secara teori, tapi juga harus tahu bagaimana cara membawa dampak untuk masyarakat,” tutur Bima.

Bima mengaku bahwa perjalanan kuliahnya di Korea tidak selalu mudah. Ada tantangan bahasa, budaya, dan sistem pendidikan yang berbeda. Namun, ia memandang semua itu sebagai proses pendewasaan. Ia pun banyak belajar untuk lebih mandiri dan disiplin dalam membagi waktu antara studi, organisasi, dan kegiatan sosial.

Baginya, keberhasilan bukan hanya soal nilai akademik, tapi juga soal bagaimana kita bisa menjadi pribadi yang terus berkembang dan bermanfaat bagi orang lain. Prinsip itulah yang membawanya terus melangkah maju, termasuk dengan mengikuti ajang COC 2025.

“Intinya, kita enggak boleh berhenti belajar. Di mana pun kita berada, harus tetap punya semangat untuk berkontribusi,” tutupnya.

Terkini

12 Contoh Bisnis Jasa yang Menghasilkan Keuntungan Tinggi

Jumat, 05 September 2025 | 21:07:23 WIB

Daftar Terbaik Mobil 2 Pintu Paling Direkomendasikan

Jumat, 05 September 2025 | 20:59:45 WIB

Inilah Besaran Gaji Pensiunan PNS 2025, Adakah Kenaikan?

Kamis, 04 September 2025 | 13:05:36 WIB

Inilah Besaran Gaji Pensiunan PNS 2025, Adakah Kenaikan?

Kamis, 04 September 2025 | 13:05:36 WIB

Begini Cara Mengatasi Hiperinflasi & Faktor Penyebabnya

Kamis, 04 September 2025 | 14:49:36 WIB