Macam-macam alergi bisa muncul pada siapa saja, dengan berbagai jenis pemicunya yang dapat beragam dari makanan, cuaca, hingga debu.
Tidak semua orang memiliki sistem kekebalan tubuh yang sama kuatnya, sehingga beberapa orang lebih rentan terhadap reaksi alergi.
Jika kamu merasa muncul gejala-gejala yang mencurigakan, segera konsultasikan kondisi tersebut dengan dokter untuk penanganan lebih lanjut.
Mengetahui macam-macam alergi sangat penting agar kamu dapat menghindari pemicu dan menjaga kesehatan tubuh.
Sekilas tentang Alergi
Alergi adalah kondisi yang sering kita dengar, di mana sistem kekebalan tubuh memberikan reaksi berlebihan terhadap zat-zat yang dianggap asing dan berbahaya.
Zat ini disebut alergen, yang bisa berasal dari berbagai sumber seperti makanan, serbuk sari, debu, bulu hewan, dan banyak lainnya.
Meskipun sistem kekebalan tubuh bertugas untuk melindungi tubuh dari patogen berbahaya, ia bisa salah mengidentifikasi beberapa zat yang sebenarnya tidak berbahaya.
Reaksi alergi pun bervariasi antara individu, namun gejala umumnya meliputi bersin, peradangan, dan gatal-gatal, tergantung pada jenis alergen yang memicu reaksi tersebut.
Macam-macam Alergi
Respon terhadap alergi bisa berbeda-beda, tergantung pada pemicu yang ada. Ini sebabnya ada banyak jenis alergi yang dialami oleh setiap individu, di mana seseorang yang memiliki alergi terhadap makanan belum tentu akan mengalami alergi terhadap hal lain.
Lantas, apa saja macam-macam alergi yang ada, dan apakah ada risiko berbahaya yang timbul akibat alergi jika dibiarkan dalam jangka panjang?
1. Alergi Serbuk Sari
Bunga memang bisa menjadi simbol perasaan, namun tidak semua orang dapat menikmati keindahannya.
Mereka yang memiliki alergi terhadap serbuk sari bunga cenderung menghindari kontak dengan alergen tersebut. Alergi terhadap serbuk sari dikenal juga sebagai rhinitis.
Penyebab
Alergi ini terjadi karena sistem kekebalan tubuh bereaksi berlebihan terhadap serbuk sari, yang dianggap sebagai ancaman, memicu berbagai gejala.
Gejala
Meskipun gejalanya bisa bervariasi, beberapa gejala umum yang dapat muncul setelah terpapar serbuk sari antara lain:
Hidung tersumbat atau pilek
Bersin-bersin
Mata gatal, berair, dan bengkak
Ruam kulit
Batuk
Sakit kepala
Kelelahan
Diagnosis
Meskipun sebagian orang mengalami gejala ringan, bagi mereka yang mengalami gejala berat, penting untuk segera memeriksakan diri ke dokter untuk diagnosis yang tepat.
Dokter mungkin akan melakukan tes untuk memastikan penyebab alergi dan memberikan pengobatan yang tepat.
2. Alergi Makanan
Alergi makanan adalah reaksi yang terjadi setelah seseorang mengonsumsi makanan tertentu.
Kondisi ini terjadi karena sistem kekebalan tubuh menganggap protein dalam makanan sebagai ancaman. Sebagai respons, tubuh akan melepaskan senyawa kimia yang memicu reaksi alergi.
Penyebab Alergi Makanan
Alergi ini biasanya dipicu oleh sistem kekebalan tubuh yang menganggap beberapa jenis makanan sebagai ancaman. Antibodi IgE akan mengarahkan sistem kekebalan tubuh untuk melepaskan histamin, yang menyebabkan gejala alergi.
Gejala
Gejala alergi makanan bisa beragam, mulai dari gatal-gatal, ruam kulit, mual, muntah, bengkak pada mulut atau tubuh, sesak napas, hingga pusing.
Dalam kasus yang lebih parah, alergi makanan bisa menyebabkan gejala serius seperti detak jantung yang cepat, tekanan darah rendah, pingsan, atau kecemasan.
Diagnosis
Untuk mendiagnosis alergi makanan, dokter akan melakukan beberapa tes, seperti tes tusuk kulit, tes darah, atau tes eliminasi makanan.
Pengobatan
Pencegahan adalah langkah utama dalam mengatasi alergi makanan, seperti menghindari makanan pemicu dan membaca label makanan. Untuk pengobatan, dokter mungkin meresepkan obat atau pengobatan lainnya sesuai kondisi.
3. Alergi Pergantian Musim
Pergantian musim sering kali membuat banyak orang merasakan sakit atau gejala alergi yang datang begitu saja. Alergi pergantian musim terjadi ketika sistem kekebalan tubuh merespons perubahan musim dengan reaksi terhadap alergen yang hadir di udara.
Penyebab Alergi Pergantian Musim
Alergi ini terjadi akibat reaksi tubuh terhadap alergen seperti debu, serbuk sari, kulit atau bulu hewan, serta serbuk gergaji yang lebih banyak beredar saat pergantian musim.
Beberapa faktor seperti riwayat alergi keluarga atau paparan asap rokok bisa meningkatkan risiko terkena alergi ini.
Gejala
Gejala yang muncul antara lain gatal-gatal pada kulit, hidung dan mata berair, bersin-bersin, serta kesulitan mencium bau tertentu.
Diagnosis
Meskipun gejalanya bisa cukup jelas, sebaiknya kamu memeriksakan diri ke dokter untuk memastikan apakah gejala tersebut benar-benar disebabkan oleh alergi pergantian musim atau kondisi lainnya.
Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik untuk mendapatkan diagnosis yang tepat.
4. Alergi Terhadap Poison Ivy
Tanaman Poison Ivy dapat menyebabkan reaksi alergi, meski terkesan jarang, banyak orang yang merasakannya. Tanaman ini memiliki getah berbahaya yang dapat mengiritasi kulit, menyebabkan rasa terbakar dan gatal.
Penyebab Alergi Terhadap Poison Ivy
Alergi ini terjadi ketika seseorang terkena minyak dari getah yang ada pada tanaman Ivy, bahkan tanaman yang sudah mati pun masih bisa menyebabkan reaksi alergi karena getahnya menempel pada benda lain.
Kontak pertama dengan getah mungkin tidak langsung memicu reaksi, namun tubuh akan bereaksi lebih keras pada kontak kedua.
Gejala
Gejalanya meliputi ruam merah, bengkak, gatal, bahkan luka yang terasa nyeri. Selain itu, penderita bisa merasakan demam, sakit kepala, dan kesulitan bernapas.
Diagnosis
Diagnosis dapat dilakukan dengan pemeriksaan kulit. Jika gejala di atas muncul setelah kontak dengan Poison Ivy, dokter biasanya cukup memeriksa kulit tanpa perlu tes lanjutan.
5. Alergi Antibiotik
Antibiotik digunakan untuk mengatasi infeksi bakteri dengan cara menghambat pertumbuhan atau membunuh bakteri. Namun, tidak jarang ada orang yang mengalami reaksi alergi terhadap antibiotik tertentu.
Alergi ini terjadi ketika tubuh menganggap antibiotik sebagai ancaman dan meresponsnya dengan melepaskan antibodi yang menyebabkan reaksi alergi.
Penyebab Alergi Antibiotik
Alergi ini disebabkan oleh sistem imun tubuh yang bereaksi terhadap kandungan dalam antibiotik.
Beberapa antibiotik yang sering memicu reaksi alergi adalah amoxicillin, ampicillin, nafcillin, dan cephalosporin, serta antibiotik dengan struktur yang mirip.
Gejala
Gejala alergi antibiotik bisa muncul segera setelah mengonsumsi obat atau bahkan beberapa hari setelahnya. Gejala yang umum meliputi gatal-gatal, kulit kemerahan, hidung meler, pembengkakan pada wajah, demam, dan napas pendek.
Diagnosis
Jika kamu mengalami gejala alergi setelah mengonsumsi antibiotik, sebaiknya segera berhenti menggunakannya dan konsultasikan ke dokter. Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan mungkin juga tes kulit atau darah untuk memastikan diagnosis.
Pengobatan
Pengobatan untuk alergi antibiotik melibatkan penghentian obat yang memicu reaksi dan pemberian obat alergi sesuai resep dokter. Untuk reaksi alergi berat atau anafilaksis, pengobatan lebih intensif seperti suntikan epinefrin mungkin diperlukan.
6. Alergi Kulit
Alergi kulit terjadi ketika sistem imun tubuh merespons alergen yang menyebabkan iritasi atau peradangan pada kulit.
Beberapa penyebab umum alergi kulit meliputi makanan, gigitan serangga, obat-obatan tertentu, dan kontak dengan bahan kimia.
Jenis Alergi Kulit
Alergi kulit memiliki beberapa jenis dengan gejala yang berbeda, dan pengobatannya pun berbeda-beda. Berikut adalah beberapa jenis alergi kulit yang dapat dialami oleh anak-anak hingga orang dewasa.
a. Eksim
Eksim menyebabkan kulit kering, gatal, kemerahan, dan bahkan iritasi parah. Penderita eksim bisa mengalami kulit yang melepuh dan berisi cairan. Alergi terhadap makanan dan faktor genetik sering menjadi penyebab eksim.
b. Dermatitis Kontak Alergi
Reaksi kulit akibat kontak langsung dengan alergen dapat menyebabkan dermatitis kontak alergi, yang ditandai dengan ruam, gatal, terbakar, atau kulit melepuh.
c. Biduran (Urtikaria)
Biduran adalah radang kulit yang menyebabkan benjolan merah disertai rasa gatal. Penyebabnya bisa bermacam-macam, termasuk infeksi atau gigitan serangga.
d. Biang Keringat
Biang keringat biasanya terjadi akibat tersumbatnya pori-pori kulit oleh keringat yang terjebak di dalamnya.
e. Angioedema
Pembengkakan di bawah kulit yang lebih dalam dapat terjadi sebagai akibat dari alergi. Angioedema mirip dengan biduran tetapi tidak menyebabkan kemerahan atau gatal.
Penyebab Alergi Kulit
Beberapa faktor yang dapat memicu alergi kulit termasuk lateks, suhu ekstrem, bahan kimia, kosmetik, makanan tertentu, gigitan serangga, dan paparan sinar matahari.
Diagnosis
Untuk mendiagnosis alergi kulit, dokter mungkin akan melakukan berbagai tes, seperti tes tempel kulit, tes suntik, atau tes darah untuk mengetahui alergen penyebab iritasi.
7. Alergi Debu
Debu adalah salah satu penyebab masalah kesehatan yang umum, terutama alergi debu. Alergi ini terjadi karena reaksi sistem imun tubuh terhadap partikel-partikel yang ada di debu.
Hal ini dapat terjadi di dalam rumah akibat paparan kotoran tungau debu yang terdapat pada tempat tidur, karpet, dan bantal.
Penyebab Alergi Debu
Kotoran tungau debu adalah salah satu penyebab utama alergi ini. Tungau debu sangat menyukai tempat yang hangat dan lembap, seperti suhu 21°C dengan kelembapan 75 hingga 80 persen.
Selain tungau debu, kecoa, spora jamur, serbuk sari, dan bulu hewan juga dapat memicu reaksi alergi terhadap debu.
8. Gejala Alergi Debu
Beberapa gejala yang umum terjadi pada penderita alergi debu antara lain:
Hidung berair dan tersumbat
Gatal pada hidung, langit-langit mulut, dan tenggorokan
Mata merah, gatal, dan berair
Batuk, sakit kepala
Kasus yang lebih parah dapat menyebabkan bersin terus-menerus, nyeri wajah, dan bahkan asma, yang mengganggu aktivitas sehari-hari.
Diagnosis
Untuk mendiagnosis alergi debu, dokter akan memeriksa gejala yang dialami dan melakukan tes fisik. Tes tambahan seperti tes tusuk kulit, tes tempel kulit, dan tes darah dapat dilakukan untuk memastikan diagnosis.
9. Alergi Shiners
Alergi shiners adalah kondisi di mana seseorang mengalami lingkaran hitam di bawah mata, yang seringkali disebabkan oleh hidung tersumbat dan masalah pada sinus. Ini mungkin tampak seperti mata panda, tetapi sebenarnya merupakan reaksi alergi.
Penyebab Alergi Shiners
Alergi shiners disebabkan oleh hidung yang tersumbat akibat pembengkakan jaringan dan pembuluh darah karena kelebihan cairan. Alergi ini terjadi ketika tubuh merespons alergen seperti debu tungau atau serbuk sari dengan memproduksi antibodi.
Gejala Alergi Shiners
Gejala utama dari alergi shiners adalah lingkaran gelap di bawah mata yang menyerupai memar. Penderita juga mungkin mengalami gejala lain seperti mata gatal, berair, dan merah, serta hidung tersumbat, bersin-bersin, dan tekanan pada sinus.
10. Alergi Kucing
Kucing, meskipun dikenal dengan kelucuan dan kemampuannya mengurangi stres, dapat menjadi penyebab alergi bagi sebagian orang.
Alergi terhadap kucing lebih umum dibandingkan dengan alergi anjing, dan seringkali tidak diketahui bahwa penyebabnya bukan hanya bulu kucing, melainkan juga protein yang ada dalam air liur, urin, bulu, dan ketombe kucing.
Penyebab Alergi Kucing
Ketika kucing menjilati tubuhnya, bakteri dan virus yang terdapat pada air liur dan kulit mati berpindah ke bulunya.
Ketika bulu ini terhirup atau menyentuh tubuh manusia, sistem imun akan menganggapnya sebagai ancaman dan menghasilkan antibodi yang memicu reaksi alergi.
Gejala Alergi Kucing
Gejala yang umum muncul pada penderita alergi kucing antara lain bersin, gatal, pembengkakan pada mata, peradangan, dan sesak napas.
Diagnosis Alergi Kucing
Diagnosis alergi kucing dapat dilakukan melalui konsultasi dengan dokter dan tes medis seperti tes tusuk kulit, tes kulit intradermal, atau tes darah.
Mengatasi Alergi Kucing
Untuk mengatasi alergi kucing, antihistamin dan dekongestan bisa digunakan untuk meredakan gejala. Selain itu, leukotriene modifiers yang menghambat reaksi kimia pada alergi bisa dicoba, meski dapat memiliki efek samping seperti demam atau sakit kepala.
11. Alergi Gigitan Serangga
Gigitan serangga dapat menimbulkan reaksi alergi, yang bisa bervariasi dari ringan hingga serius. Alergi ini terjadi karena sistem imun tubuh bereaksi terhadap racun atau zat yang dikeluarkan oleh serangga saat menggigit.
Penyebab Alergi Gigitan Serangga
Serangga menggigit manusia untuk mendapatkan darah, namun racun atau air liur yang mereka salurkan juga dapat memicu reaksi alergi.
Alergen dari serangga bisa mengandung racun, enzim, atau air liur yang menyebabkan sistem imun mengirimkan antibodi untuk melawan zat tersebut.
Gejala Alergi Gigitan Serangga
Beberapa gejala umum termasuk gatal, nyeri, bengkak, dan ruam pada area gigitan. Gejala ini bisa bervariasi, dan beberapa orang mungkin merasakan reaksi yang lebih parah.
Diagnosis Alergi Gigitan Serangga
Diagnosis alergi gigitan serangga dilakukan melalui konsultasi dengan dokter, yang kemudian akan melakukan pemeriksaan lanjutan seperti tes tusuk kulit, tes darah, dan tes intradermal.
Pengobatan Alergi Gigitan Serangga
Pengobatan alergi ini mencakup langkah pertama untuk menangani gejala, seperti menggunakan suntikan epinefrin pada reaksi parah dan obat antihistamin untuk gejala ringan.
Pencegahan dapat dilakukan melalui imunoterapi untuk mengurangi reaksi terhadap alergen tertentu.
12. Alergi Sulfit
Sulfit adalah bahan pengawet kimia yang digunakan dalam makanan dan minuman untuk memperpanjang umur simpan dan mencegah pembusukan.
Meskipun berguna dalam industri makanan, sulfit dapat menyebabkan reaksi alergi pada sebagian orang, terutama bagi mereka yang memiliki sensitivitas terhadap zat ini.
Penyebab Alergi Sulfit
Sulfit banyak ditemukan dalam produk seperti sirup jagung, kentang beku, keju, sosis, minuman ringan impor, kerang kalengan, biskuit, agar-agar, dan bahkan beberapa obat-obatan.
Sulfit bekerja dengan melepaskan gas sulfur dioksida yang menghambat pertumbuhan bakteri dan menjaga kondisi makanan tetap terjaga.
Gejala Alergi Sulfit
Reaksi alergi terhadap sulfit bisa berupa gatal, ruam, dan kemerahan pada kulit, masalah pencernaan seperti diare, mual, muntah, dan kram perut, serta kesulitan bernapas seperti batuk, dada sesak, dan rasa lemas berkepanjangan.
Penderita asma perlu lebih berhati-hati, karena alergi sulfit dapat memicu gejala yang memperburuk kondisi asma. Dalam kasus yang sangat jarang, alergi sulfit dapat menyebabkan anafilaksis atau syok yang mengancam jiwa.
Diagnosis Alergi Sulfit
Untuk mendiagnosis alergi sulfit, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan tes yang diperlukan. Tes kulit dapat dilakukan untuk mengidentifikasi sensitivitas terhadap sulfit atau bahan lainnya yang diduga menjadi penyebab reaksi alergi.
Sebagai penutup, dengan memahami macam-macam alergi, kita dapat lebih waspada dan mengelola kondisi kesehatan dengan lebih baik.