JAKARTA - PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGE) semakin gencar dalam mengembangkan proyek energi terbarukan di Indonesia dengan menggandeng mitra internasional sebagai bentuk kolaborasi strategis. Melalui kerja sama ini, PGE menargetkan percepatan pembangunan Proyek Lumut Balai Unit 2, yang kini telah mencapai kemajuan 93,49 persen dan diproyeksikan selesai pada pertengahan tahun ini. Proyek ini menjadi bagian penting dalam upaya Indonesia untuk mencapai target pengurangan emisi karbon.
Dalam kunjungan kerjanya ke Proyek Lumut Balai Unit 2, Direktur Utama PGE, Julfi Hadi, menegaskan pentingnya kolaborasi global. "Kemitraan strategis dengan mitra internasional telah memberikan kontribusi signifikan terhadap kelancaran proyek ini, terutama dalam hal transfer teknologi dan pengembangan talenta profesional panas bumi dalam negeri," ujar Julfi Hadi. Kegiatan Management Walkthrough (MWT) pada Kamis 13 Februari dihadiri oleh jajaran manajemen PGE dan mitra internasional.
Proyek Lumut Balai Unit 2 ini tidak hanya fokus pada pembangunan infrastruktur seperti jalur pipa penyalur steam dan brine serta konstruksi pembangkit listrik, tetapi juga pada dampak lingkungannya. Setelah beroperasi penuh, pembangkit ini diproyeksikan mampu mengurangi emisi karbon setara dengan 581,8 ribu ton CO2eq per tahun. Angka ini menjadikan Lumut Balai Unit 2 sebagai salah satu inisiatif utama dalam mendukung komitmen Indonesia terhadap pengurangan emisi.
Kolaborasi global ini melibatkan tiga negara dalam konsorsium yang terdiri dari SEPCO III Electric Power Construction dari China, Mitsubishi Corporation dari Jepang, dan perusahaan konstruksi Indonesia, Wijaya Karya (WIKA). Pengalaman dan keahlian teknis para mitra internasional ini sangat membantu dalam mengatasi tantangan konstruksi di medan yang menantang. Selain itu, para mitra juga berkontribusi pada penerapan metode kerja terbaik serta memastikan standar keselamatan tertinggi selama pelaksanaan proyek ini.
"Penerapan standar global dalam operasi Lumut Balai Unit 2 ini adalah bukti nyata dari manfaat kolaborasi internasional yang dilakukan PGE. Ini adalah langkah strategis untuk mendukung pencapaian target 1 gigawatt (GW) kapasitas terpasang PGE dalam dua tahun mendatang," tambah Julfi Hadi. Menurutnya, adanya pembangkit panas bumi ini tidak hanya meningkatkan kapasitas energi terbarukan di Indonesia, tetapi juga memperkuat ketahanan energi nasional.
Pentingnya kerja sama ini juga tercermin dari pencapaian proyek ini yang berhasil mencatatkan 2 juta safe man-hours with zero Lost Time Injury (LTI) atau jam kerja aman tanpa insiden yang mengakibatkan kehilangan waktu kerja pada tahun 2024. Ini merupakan refleksi dari adanya komitmen tinggi terhadap keselamatan dan efisiensi kerja yang diusung oleh PGE dan mitra globalnya.
Kolaborasi internasional ini tidak hanya menjadi pilar dalam pengembangan energi panas bumi nasional tetapi juga merupakan langkah strategis dalam memposisikan Indonesia sebagai pemimpin global dalam pasar energi terbarukan. Dengan target ambisius mencapai 1 GW dalam dua tahun ke depan, PGE memperkokoh dirinya di tengah persaingan pasar global yang semakin kompetitif.
Proyek Lumut Balai Unit 2 dan kerja sama internasionalnya menandai era baru dalam pengembangan energi terbarukan di Indonesia. Ini adalah langkah besar menuju transformasi energi, sejalan dengan komitmen nasional untuk mengurangi emisi dan memanfaatkan potensi energi panas bumi yang ada. Dengan segala upaya yang dilakukan, Indonesia siap memperkukuh posisi sebagai salah satu pemimpin dalam pengembangan energi panas bumi global, menawarkan solusi berkelanjutan di tengah tantangan krisis iklim dunia.
Keseriusan PGE dalam mengembangkan potensi sumber daya energi terbarukan di Indonesia sekaligus menunjukkan bagaimana kolaborasi internasional dapat menghasilkan keuntungan strategis bagi seluruh pihak yang terlibat. PGE optimis, dengan dukungan dan pengetahuan dari seluruh mitra, proyek panas bumi di Indonesia akan terus bertumbuh dan memberikan kontribusi positif bagi lingkungan dan masyarakat.