JAKARTA - Pada panggung sepak bola Eropa yang tak pernah sepi dari drama, pertempuran verbal kali ini datang dari Ayah Erling Haaland, Alfie Haaland, yang menyulut api perseteruan dengan Arsenal. Tensi meningkat ketika mantan pemain Manchester City ini melontarkan sindiran pedas di media sosial setelah kekalahan Manchester City dari Arsenal dengan skor telak 5-1. Perseteruan ini memantik reaksi dari legenda Arsenal, Alan Smith, yang memberikan balasan tajam kepada Alfie Haaland.
Awal Mula Perseteruan
Ketegangan bermula saat Myles Lewis-Skelly, pemain muda Arsenal, melakukan selebrasi unik yang terinspirasi dari gaya meditasi Erling Haaland. Selebrasi ini terjadi pasca gol ketiga yang dicetaknya dalam kemenangan Arsenal atas Manchester City. Alfie Haaland, merasa tidak senang dengan tindakan tersebut, segera merespons di media sosial X dengan menyindir bahwa Arsenal hanyalah klub yang tidak meraih juara impian.
Namun, balasan Alfie Haaland ini segera direspons oleh Alan Smith. Dalam podcast Seaman Says, Smith dengan tegas mengingatkan Alfie mengenai prestasinya sendiri saat membela Manchester City. "Ngomong-ngomong, Alf-Inge, kamu sendiri dulu juga tidak menang banyak! Kembali saja ke kotakmu," ucap Alan Smith seraya mengecam ayah dari Erling Haaland itu. “Kamu tidak bisa terus hidup dari prestasi anakmu,” lanjutnya, menyindir ketergantungan Alfie pada ketenaran putranya.
Reaksi dari Dunia Sepak Bola
Tak hanya Alan Smith, kritikan juga datang dari legenda Liverpool, Jamie Carragher. Carragher menyoroti sikap Myles Lewis-Skelly yang dianggapnya kurang sopan ketika menghadapi pemain dengan reputasi besar seperti Erling Haaland. Dalam podcast bersama Gary Neville, It's Called Soccer, Carragher menyampaikan, "Saya tidak suka tindakan Lewis-Skelly, saya tidak peduli bahwa Haaland bilang ke dia di laga pertama yang intinya 'siapa sih kamu?'. Karena kamu ini pemain muda, saya tidak merasa Lewis-Skelly di posisi yang tepat untuk bikin kesal Erling Haaland."
Carragher lebih lanjut mengatakan bahwa seandainya Myles Lewis-Skelly adalah pemain asuhannya, ia akan memberikan nasihat untuk fokus pada peningkatan prestasi pribadi daripada terlibat dalam sindiran dengan pemain sekaliber Haaland. "Kamu belum selevel dengan Haaland, kalau kamu mau ada di sana tunggu dalam 4 atau 5 tahun lagi," tegas Carragher.
Suasana Semakin Memanas
Keadaan makin memanas ketika Declan Rice, pemain Arsenal lainnya, tampak berusaha menenangkan situasi dengan memberikan gestur agar Lewis-Skelly segera melanjutkan pertandingan. Gestur ini menandakan sikap profesionalisme Rice dalam menghadapi atmosfer pertandingan yang menegangkan. Carragher pun memuji gestur ini dan menganggap aksi cepat Rice sebagai upaya bijak untuk meredakan ketegangan di lapangan.
Tak ketinggalan, klub lain seperti Newcastle United juga ikut terlibat dalam sindiran ini. Melalui akun media sosial mereka, Newcastle tampak memparodikan selebrasi kemenangan Arsenal atas Manchester City dengan caption yang sama. Langkah ini, meski terkesan bercanda, menambah bahan bakar pada suasana perseteruan di dunia maya yang sudah memanas.
Sindiran Balik dari Arsenal
Penghinaan yang dilontarkan ke Arsenal ini juga menuai reaksi kesal dari para penggemar setia mereka. Keributan ini semakin menggema di media sosial, di mana banyak fans Arsenal membela klub kesayangan mereka, menyatakan keyakinan bahwa kejayaan besar menanti di depan mata.
Namun, sikap yang berbeda ditunjukkan oleh Erling Haaland sendiri. Dalam ketenangan khasnya, dia memilih tidak terlibat secara langsung dalam pertikaian ini. Sebaliknya, Haaland lebih memilih menunjukkan prestasinya dengan menunjuk badge emas Liga Premier di lengan kanannya—lambang kesuksesan yang telah diraih bersama Manchester City.
Kesimpulan
Drama sindir-menyindir ini memperlihatkan sekali lagi bagaimana tensi di luar lapangan seringkali meningkat melebihi intensitas permainan itu sendiri. Di tengah semua komentar pedas dan sindiran tajam, pelajaran terbesar adalah kesadaran akan pentingnya prestasi di lapangan daripada terpancing oleh provokasi. Bagi para pemain muda, peristiwa ini menggarisbawahi pentingnya menjaga sikap profesionalisme dan menghormati sesama atlet di dunia sepak bola yang penuh dinamik