OJK Dorong Inisiatif Pengembangan Pasar Modal untuk Dukung Pertumbuhan Ekonomi Nasional

Senin, 06 Januari 2025 | 11:07:41 WIB
OJK Dorong Inisiatif Pengembangan Pasar Modal untuk Dukung Pertumbuhan Ekonomi Nasional

Jakarta - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) berupaya memperkuat posisi pasar modal Indonesia dengan mendorong berbagai program strategis Bursa Efek Indonesia (BEI). Langkah ini diambil sejalan dengan komitmen meningkatkan kuantitas dan kualitas perusahaan tercatat di bursa, sebuah elemen yang dianggap penting oleh Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar. "Pasar Modal Indonesia harus berperan lebih aktif dalam mendukung program strategis pemerintah dan target pertumbuhan ekonomi nasional," ujar Mahendra dalam sebuah pernyataan penting.

OJK menekankan pentingnya peningkatan porsi saham free float dan mendorong perusahaan dengan kapitalisasi pasar besar untuk melantai di bursa. Strategi ini diyakini bisa memperbesar basis investor dan meningkatkan likuiditas pasar. Lebih lanjut, OJK juga akan melakukan penguatan regulasi, memastikan bahwa proses penawaran umum menjadi lebih efisien dan transparan agar lebih menarik bagi investor domestik maupun internasional. “Selain itu, pasar modal juga akan melakukan penguatan regulasi dan sistem dalam proses penawaran umum agar lebih efisien dan transparan,” sambung Mahendra, Senin, 6 Januari 2025.

Di sektor pengembangan produk, infrastruktur, dan layanan baru, OJK memfokuskan peningkatan peran investor institusi di pasar perdana dan sekunder. Salah satu inisiatif yang ditekankan adalah penggunaan Efek Beragunan Aset (EBA) untuk mendukung likuiditas program pengadaan 3 juta rumah. "Untuk itu, kami siap mendorong sinergi untuk memperkuat skema dan ekosistem EBA," tambah Mahendra. Langkah ini dilihat sebagai peluang untuk memperluas pilihan investasi dan meningkatkan akses terhadap perumahan terjangkau bagi masyarakat luas.

Pasar Modal Indonesia juga akan melihat potensi pengembangan produk baru seperti bursa karbon dan produk yang berwawasan lingkungan, sosial, dan tata kelola (ESG). Hal ini selaras dengan tren global yang semakin peduli terhadap isu lingkungan dan keberlanjutan. Infrastruktur dan layanan transaksi efek juga tidak luput dari perhatian. “Serta pengembangan infrastruktur beserta layanan transaksi efek,” ucap Mahendra memastikan komitmen OJK terhadap modernisasi dan efisiensi sistem pasar modal Indonesia.

Salah satu program prioritas lainnya adalah penguatan anggota bursa dan Manajer Investasi (MI). Program ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas dan tata kelola, serta menerapkan manajemen risiko dan kepatuhan yang lebih baik di kalangan pelaku pasar. "Termasuk keamanan teknologi informasi dan operasional," terangnya. Dengan demikian, diharapkan anggota bursa dan MI dapat lebih berperan dalam memperluas penetrasi produk pasar modal, sekaligus memberikan perlindungan dan kepastian kepada investor.

Sepanjang tahun 2024, pasar modal Indonesia menunjukkan perkembangan signifikan. Pada 30 Desember 2024, nilai kapitalisasi pasar mencapai Rp 12,33 ribu triliun, tumbuh 5,74 persen dibanding tahun sebelumnya, meskipun Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sedikit melemah ke posisi 7.079,91 poin. “Di pasar obligasi, ICBI tumbuh 4,82 persen (ytd) menjadi 392,66,” imbuh Mahendra.

Penghimpunan dana di Pasar Modal juga mencatatkan angka yang mengesankan. Hingga akhir tahun, dana yang dihimpun melalui penawaran umum mencapai Rp 259,24 triliun, dengan 43 emiten baru memasuki pasar. Kinerja Reksa Dana dari sisi Asset Under Management (AUM) tercatat sebesar Rp 840,6 triliun, meningkat 1,44 persen. Sedangkan penghimpunan dana melalui Securities Crowdfunding (SCF) mencapai Rp 1,35 triliun, berhasil melibatkan 16 platform penyelenggara dan 708 pelaku UKM.

Tidak hanya itu, jumlah Single Investor Identification (SID) menunjukkan peningkatan luar biasa, mencapai 14,8 juta SID, naik 22,21 persen (ytd). Hal ini dikaitkan dengan meningkatnya minat investasi di kalangan generasi muda, dengan 79 persen diantaranya berusia di bawah 40 tahun. “Di mana mayoritasnya didominasi investor berusia di bawah 40 tahun, yakni sebesar 79 persen dari total SID,” tandas Mahendra.

Ke depan, OJK berkomitmen untuk terus mendukung ekosistem pasar modal yang lebih inklusif, berkelanjutan, dan berkontribusi positif terhadap pertumbuhan ekonomi nasional. Inisiatif ini menjadi bagian dari upaya OJK untuk memastikan bahwa pasar modal Indonesia tetap relevan dan kompetitif di tengah dinamika global yang terus berubah.

Terkini