Optimisme Investor Tumbuh, Penerbitan SBN Ritel Diprediksi Meningkat Tahun 2026

Jumat, 05 Desember 2025 | 13:36:02 WIB
Optimisme Investor Tumbuh, Penerbitan SBN Ritel Diprediksi Meningkat Tahun 2026

JAKARTA - Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) mencatat realisasi penerbitan SBN Ritel sepanjang 2025 mencapai Rp153 triliun. 

Angka ini meningkat dibandingkan realisasi 2024 senilai Rp148 triliun. Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Suminto menyebut bahwa kenaikan tersebut didorong oleh permintaan investor ritel domestik yang solid. Beberapa seri SBN Ritel bahkan menambah kuota karena tingginya minat dari masyarakat.

Melihat capaian ini, DJPPR memandang penerbitan SBN Ritel pada 2026 akan tetap positif. Seri yang akan diterbitkan tetap sama seperti tahun ini, yaitu ORI, SBR, SR, ST, dan SWR. Peningkatan literasi keuangan masyarakat diharapkan mendorong partisipasi lebih luas, sekaligus memperkuat pasar domestik.

Peluang Pasar Surat Utang Syariah Tetap Menjanjikan

Direktur Pembiayaan Syariah DJPPR, Deni Ridwan, menilai prospek pasar surat utang syariah (SBSN) 2026 cukup menjanjikan. Proyeksi pertumbuhan ekonomi 5,4% pada 2026 menjadi modal positif bagi pengembangan instrumen keuangan syariah. 

Namun, Deni menyadari bahwa tantangan masih ada, terutama terkait literasi masyarakat terhadap instrumen syariah yang lebih rendah dibandingkan instrumen konvensional.

Strategi DJPPR tetap mengedepankan keseimbangan antara SUN dan SBSN. Sinergi dengan berbagai pemangku kepentingan diperlukan untuk meningkatkan pemahaman masyarakat tentang investasi syariah. 

Peningkatan literasi diharapkan mendorong inklusi keuangan sekaligus memperkuat pasar SBSN dalam jangka panjang.

Preferensi Investor dan Segmentasi Pasar SBN Ritel

Portfolio Manager Batavia Prosperindo Aset Manajemen, Putri Nur Astiwi, menilai permintaan terhadap SBN Ritel 2026 relatif stabil, terutama karena adanya aksi reinvestasi produk yang jatuh tempo. 

Menurut Putri, baik pasar SUN maupun SBSN akan memiliki segmentasi masing-masing. Produk floating with floor tetap menarik bagi sebagian investor, sementara fixed rate tradable tetap diminati karena potensi capital gain jika yield menurun akibat pemangkasan suku bunga.

Putri menekankan pentingnya diversifikasi produk agar tetap sesuai preferensi investor. DJPPR disarankan memberikan jeda penerbitan dan menyesuaikan dengan seri yang jatuh tempo, serta memperluas kanal distribusi digital dan tradisional. 

Selain itu, edukasi terkait fitur dan manfaat masing-masing produk perlu terus ditingkatkan agar investor memahami keunggulan setiap seri.

Strategi Diversifikasi dan Inovasi Produk 2026

DJPPR berkomitmen menjaga keseimbangan antara inovasi dan kestabilan pasar. Selain seri tradisional, varian tematik seperti SBN hijau atau green bonds juga menjadi pilihan untuk menarik investor yang peduli keberlanjutan. 

Strategi ini diharapkan memperluas basis investor, sekaligus mendukung pembangunan berkelanjutan di Indonesia.

Dengan prospek penerbitan SBN Ritel yang positif, optimisme DJPPR tidak hanya terbatas pada kuantitas penerbitan, tetapi juga kualitas distribusi dan edukasi investor.

Penyesuaian strategi secara dinamis, diversifikasi produk, serta peningkatan literasi diharapkan menjadikan pasar SBN Ritel dan SBSN semakin kuat dan inklusif pada 2026.

Terkini