JAKARTA - Oriental Sheet Piling (OSP) memulai pembangunan pabrik Heavy Gauge Cold-Forming di Kawasan Industri Jatake, Tangerang, untuk memproduksi sheet pile lokal.
Langkah ini diharapkan menekan ketergantungan impor, meningkatkan kapasitas manufaktur dalam negeri, dan memperkuat ketersediaan material konstruksi strategis bagi proyek infrastruktur nasional.
Proyek Pabrik Baru dan Kapasitas Produksi
OSP menargetkan kapasitas awal pabrik sebesar 24 ribu ton per tahun dari total kebutuhan nasional yang mencapai sekitar 300 ribu ton. Pabrik ini akan memproduksi cold-formed steel sheet pile untuk memenuhi permintaan domestik yang selama ini masih banyak bergantung pada impor.
Kehadiran fasilitas baru memungkinkan pasokan sheet pile menjadi lebih stabil dan terjangkau, sehingga proyek-proyek infrastruktur seperti bendungan, pelabuhan, dan penguatan kawasan pesisir dapat berjalan lebih efisien.
Dengan adanya produk lokal, biaya logistik juga dipangkas, serta ketergantungan terhadap pasar global dapat dikurangi.
Proyek ini menandai langkah strategis bagi OSP dalam mengadopsi teknologi tinggi, sekaligus memperluas portofolio produk baja. Kapasitas produksi awal dipandang sebagai fondasi untuk pengembangan material konstruksi lain di masa mendatang, sekaligus sebagai langkah awal menuju kemandirian industri baja Indonesia.
Teknologi dan Standar Produksi
Komisaris OSP, GOH Kian Sin, menekankan teknologi Heavy Gauge Cold-Forming sebagai diferensiasi utama perusahaan. Rekam jejak OSP dalam memproduksi lebih dari 100 ribu ton sheet piling di Tiongkok akan dibawa ke Indonesia, dengan tujuan menghadirkan konstruksi yang lebih kompetitif dan berkelanjutan.
CEO ArcelorMittal Projects Global, Johannes de Schijver, menambahkan bahwa fasilitas ini akan memberikan produk berstandar global dengan penerapan energi surya dan proses produksi rendah emisi.
Pendekatan ini penting untuk menekan jejak karbon dan meningkatkan daya saing industri baja Indonesia di pasar regional maupun internasional.
Kehadiran teknologi modern ini juga menjadi landasan bagi pengembangan material konstruksi masa depan. Fasilitas baru akan membuka peluang transfer pengetahuan dari pemain global ke tenaga kerja lokal, sekaligus memperkuat kemampuan manufaktur nasional dalam memproduksi baja dengan kualitas tinggi dan efisiensi energi.
Dukungan Pemerintah dan Peluang Ekonomi
Deputi Bidang Koordinasi Perniagaan dan Ekonomi Digital Kemenko Perekonomian, Ali Murtopo Simbolon, menyatakan bahwa pembangunan pabrik OSP merupakan langkah strategis untuk mengurangi ketergantungan impor. Proyek ini juga sejalan dengan upaya pemerintah meningkatkan Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN).
Pabrik diproyeksikan menyerap sekitar 100 tenaga kerja dan membuka peluang kolaborasi dengan akademisi serta pelaku industri. Kehadiran proyek ini diharapkan memperkuat ekosistem industri baja nasional, meningkatkan kapasitas manufaktur, dan memberikan dampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi jangka panjang.
Investasi sekitar Rp60 miliar menunjukkan optimisme pelaku industri terhadap prospek pasar baja Indonesia. Meskipun tekanan oversupply global masih menjadi tantangan, proyek ini dianggap sebagai salah satu solusi untuk menjaga keberlanjutan pasokan material konstruksi nasional.
Dampak terhadap Pasar dan Infrastruktur Nasional
Dengan masuknya pemain baru melalui fasilitas produksi lokal, peta persaingan sheet pile di pasar domestik berpotensi berubah signifikan. Ketersediaan produk lokal akan menurunkan biaya proyek dan mempercepat pelaksanaan pembangunan infrastruktur.
Proyek OSP dipandang penting bagi program pembangunan nasional, termasuk proyek strategis di sektor energi, pelabuhan, transportasi, dan penguatan kawasan pesisir. Kapasitas manufaktur lokal yang meningkat memungkinkan Indonesia menghadapi permintaan yang terus berkembang dengan solusi fondasi baja yang handal.
Keberadaan pabrik ini juga menegaskan komitmen perusahaan untuk mendukung pertumbuhan industri nasional sekaligus memperluas adopsi teknologi canggih. Langkah ini diharapkan mendorong Indonesia menjadi pemain utama dalam produksi sheet pile, mengurangi impor, dan memperkuat kemandirian sektor konstruksi di dalam negeri.