Kakao Berau Sukses Menembus Pasar Internasional dan Tingkatkan Ekonomi

Kamis, 04 Desember 2025 | 11:31:55 WIB
Kakao Berau Sukses Menembus Pasar Internasional dan Tingkatkan Ekonomi

JAKARTA - Kabupaten Berau memiliki potensi komoditas yang luar biasa, salah satunya adalah kakao, yang produksinya telah menjangkau pasar nasional hingga mancanegara. 

Petani kakao di Bumi Batiwakkal mampu mengelola potensi ini secara berkelanjutan untuk meningkatkan kesejahteraan mereka.

Berau dikenal sebagai kabupaten dengan sekitar 75 persen dari 2,2 juta hektare wilayah daratannya masih berupa hutan alam. 

Pemerintah setempat terus berupaya menekan laju deforestasi sekaligus mengembangkan perhutanan sosial sebagai upaya menjaga kelestarian lingkungan. Bupati Berau, Sri Juniarsih, menyatakan bahwa Berau menjadi percontohan pengelolaan perhutanan sosial di Kalimantan Timur.

“Kami telah berhasil menyusun dokumen Pembangunan Kawasan Terintegrasi (Integrated Area Development/IAD), yang pertama di Kalimantan Timur, guna mengoptimalkan pemanfaatan 98 ribu hektare perhutanan sosial di Berau,” jelasnya. 

Strategi ini tidak hanya menjaga kekayaan alam, tetapi juga memberikan manfaat berkelanjutan bagi masyarakat setempat. Salah satunya adalah melalui budidaya komoditas kakao.

Strategi Pengembangan Kakao Lestari

Kepala Dinas Perkebunan Berau, Lita Handini, menjelaskan beberapa strategi yang dijalankan untuk mendorong pengembangan kakao. 

Upaya tersebut meliputi kerja sama dengan berbagai pihak, pemetaan dan pengembangan kawasan kakao, peningkatan produksi, serta peningkatan kualitas biji kakao. Salah satu sentra perkebunan kakao lestari berada di Kampung Merasa.

“Kita juga memberikan fasilitas permodalan dan pemasaran melalui sistem kemitraan, hilirisasi produk kakao, promosi, dan yang terpenting adalah pendampingan intensif terhadap petani,” ujar Lita. 

Dukungan ini memungkinkan petani memanfaatkan teknologi dan metode pengolahan modern sehingga kakao produksi rakyat bisa menembus pasar nasional bahkan internasional.

Pelatihan dan Peningkatan Kualitas Kakao

Irmaya Banaweng, seorang petani kakao di Kampung Merasa, menyebutkan bahwa usaha perkebunan kakao sudah ada sejak tahun 1980. Namun, perkembangan signifikan terjadi setelah mendapat pendampingan dari pemerintah dan pihak ketiga.

“Dengan kegiatan Pelatihan Internal Controlling System (ICS) Kakao, warga memperoleh banyak informasi mengenai jenis dan kualitas kakao di pasar, mulai dari biji kakao basah, biji kering asalan, hingga biji kakao fermentasi yang paling dicari,” jelas Irmaya. 

Pelatihan juga mencakup pengolahan biji kakao fermentasi menjadi berbagai produk makanan dan minuman, yang dikerjakan oleh kelompok perempuan di Kampung Merasa. Petani dibantu menyusun standar budidaya untuk meningkatkan kualitas sehingga kakao bisa masuk pasar premium.

Pengakuan Internasional dan Produk Turunan

Upaya peningkatan mutu kakao membuahkan hasil dengan pengakuan publik terhadap kakao Merasa sebagai salah satu dari delapan kakao fermentasi berkarakter unik dalam seleksi nasional menuju Cocoa of Excellence di Paris, Perancis, pada 2021.

Dua tahun kemudian, diluncurkan Single Origin Cokelat Kampung Merasa 74 persen bekerja sama dengan Pipiltin Cocoa, artisan cokelat premium di Indonesia. 

Selain itu, produk turunan kakao fermentasi buatan petani juga dipasarkan ke kedai di ibu kota kabupaten dan dijual kepada wisatawan yang berkunjung ke kampung. Inovasi ini tidak hanya meningkatkan nilai tambah produk lokal tetapi juga memperkuat ekonomi komunitas petani sekaligus menjaga kelestarian lingkungan.

Terkini