Menkeu Purbaya Pastikan Defisit Anggaran Tetap Terkendali Meski Pajak Sedang Lesu

Kamis, 04 Desember 2025 | 10:30:39 WIB
Menkeu Purbaya Pastikan Defisit Anggaran Tetap Terkendali Meski Pajak Sedang Lesu

JAKARTA - Situasi ekonomi nasional yang mengalami perlambatan pada tahun berjalan membuat pemerintah harus melakukan penyesuaian terhadap realisasi penerimaan negara, khususnya dari sektor perpajakan. 

Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa mengakui bahwa target setoran pajak yang sebelumnya ditetapkan tidak akan terpenuhi. 

Hal tersebut terjadi karena aktivitas ekonomi melambat, sehingga berdampak langsung pada kemampuan masyarakat dan dunia usaha dalam memenuhi kewajiban perpajakan. 

Ia menjelaskan bahwa kondisi tersebut bukan hanya terjadi pada satu sektor, tetapi berpengaruh secara lebih luas terhadap performa penerimaan negara secara keseluruhan.

Selain itu, data penerimaan pajak hingga akhir Oktober menunjukkan angka yang belum mencapai sasaran yang tinggal beberapa bulan lagi untuk dicapai. 

Dengan capaian sekitar tujuh puluh persen dari target dalam outlook, pemerintah menyadari bahwa langkah mengejar setoran secara agresif bukan menjadi pilihan yang tepat dalam kondisi ekonomi yang belum sepenuhnya pulih. 

Purbaya menegaskan bahwa menekan masyarakat dan pelaku usaha dalam situasi yang sedang sulit dapat menimbulkan dampak negatif yang lebih besar terhadap aktivitas ekonomi.

Ia melihat bahwa prioritas pemerintah saat ini adalah menjaga pemulihan tetap berjalan, sehingga dunia usaha dapat bergerak lebih leluasa. Dengan begitu, penerimaan pajak akan meningkat secara bertahap seiring menguatnya perekonomian nasional. 

Pemerintah menilai pendekatan yang lebih bijak diperlukan agar kesinambungan ekonomi jangka panjang dapat terjaga. Dengan langkah tersebut, Purbaya menegaskan bahwa tekanan berlebihan terhadap masyarakat justru dapat menimbulkan risiko baru yang tidak diinginkan.

Komitmen Menjaga Defisit Tetap dalam Batas Aman

Meski target perpajakan diperkirakan tidak tercapai, pemerintah tetap menjamin bahwa kondisi APBN berada dalam jalur yang terkendali. Purbaya menyampaikan bahwa defisit anggaran tetap akan dijaga tidak melampaui batas maksimal tiga persen terhadap Produk Domestik Bruto. 

Pemerintah melakukan berbagai langkah pengendalian agar belanja negara tetap berjalan efektif tanpa harus memperlebar defisit yang sudah ditetapkan dalam APBN. Dengan langkah tersebut, stabilitas fiskal dapat terus terjaga meskipun tantangan penerimaan tengah dihadapi.

Upaya pengendalian yang dimaksud mencakup penyesuaian belanja, efisiensi anggaran, dan penataan pos-pos prioritas agar tidak terjadi pembengkakan yang bisa memicu defisit melampaui batas. 

Pemerintah memastikan untuk tetap memegang komitmen menjaga disiplin fiskal sebagai salah satu fondasi kepercayaan publik dan pelaku pasar. Dalam kondisi penuh ketidakpastian global, menjaga defisit tetap berada dalam batas aman menjadi langkah penting untuk memastikan ketahanan ekonomi Indonesia tetap solid.

Komitmen menjaga defisit juga mencerminkan keyakinan pemerintah terhadap kemampuan sistem keuangan nasional dalam menghadapi tekanan. Meskipun terdapat penurunan dalam realisasi penerimaan, langkah-langkah antisipatif telah disusun agar keseimbangan fiskal tetap terjaga. 

Pemerintah ingin memastikan bahwa setiap kebijakan yang diambil tetap memperhatikan ruang fiskal jangka panjang dan tidak menimbulkan beban yang berlebihan bagi stabilitas anggaran.

Peran Pertumbuhan Ekonomi dalam Pemulihan Penerimaan Pajak

Purbaya menegaskan bahwa pemerintah akan fokus memperkuat pertumbuhan ekonomi sebagai cara meningkatkan penerimaan pajak secara berkelanjutan. Menurutnya, tekanan terhadap masyarakat dan pelaku usaha bukanlah solusi dalam situasi saat ini. 

Ia menolak pendekatan yang terlalu menargetkan setoran hanya demi mengejar angka, karena hal tersebut dapat merugikan iklim usaha dan menghambat pemulihan ekonomi. Ia menjelaskan bahwa penerimaan pajak akan membaik secara alami ketika ekonomi kembali bergerak lebih kuat.

Dalam hal ini, pemerintah mendorong agar sektor-sektor produktif kembali pulih dan mampu menjalankan aktivitas secara optimal. Dengan meningkatnya kegiatan ekonomi, potensi penerimaan negara secara otomatis akan bertambah. 

Pendekatan ini diambil agar pemulihan tidak hanya terjadi pada satu sisi, tetapi memberikan dampak luas terhadap pendapatan masyarakat, dunia usaha, dan secara keseluruhan terhadap fiskal nasional. Prinsip ini menjadi dasar pemerintah dalam memilih kebijakan yang lebih berhati-hati terhadap dampak jangka panjang.

Purbaya kembali menegaskan bahwa pemulihan ekonomi memiliki peran yang lebih besar dalam memastikan peningkatan penerimaan dibandingkan kebijakan menekan wajib pajak. 

Ia berpendapat bahwa langkah yang terburu-buru dapat menciptakan ketidakpastian baru bagi pelaku usaha yang tengah beradaptasi dengan kondisi ekonomi global. 

Karena itu, pemerintah akan memanfaatkan berbagai instrumen kebijakan ekonomi untuk mendorong pertumbuhan yang lebih merata, sekaligus menjaga kepercayaan publik terhadap stabilitas kebijakan fiskal.

Arah Kebijakan Fiskal dan Optimisme Pemerintah

Pemerintah melihat bahwa kemampuan menjaga defisit dalam batas aman merupakan indikator bahwa arah kebijakan fiskal berada pada jalur yang tepat. Langkah tersebut menunjukkan kehati-hatian sekaligus fleksibilitas dalam menghadapi tantangan ekonomi. 

Dengan mempertimbangkan perkembangan penerimaan yang tidak sesuai target, pemerintah memilih pendekatan yang menekankan pertumbuhan ekonomi sebagai modal jangka panjang dalam memperbaiki kondisi fiskal. 

Pendekatan ini mencerminkan strategi yang tidak hanya mengejar penerimaan sesaat tetapi memperkuat fondasi ekonomi secara berkelanjutan.

Dalam kesempatan yang sama, Purbaya mengingatkan tentang pentingnya mempertimbangkan kondisi masyarakat dan dunia usaha sebelum mengambil langkah-langkah pengetatan. Ia menekankan bahwa kebijakan fiskal harus tetap berorientasi pada keberlanjutan dan stabilitas. 

Pemerintah meyakini bahwa ketika ekonomi kembali bergerak lebih kuat, penerimaan perpajakan akan mengikuti. Karena itu, fokus kebijakan diarahkan untuk menciptakan ruang tumbuh yang lebih besar agar seluruh sektor ekonomi dapat bergerak lebih dinamis.

Optimisme pemerintah tercermin dalam keyakinan bahwa disiplin fiskal dan pemulihan ekonomi akan menghasilkan dampak positif terhadap penerimaan negara. Dengan menjaga keseimbangan tersebut, pemerintah berupaya menghindari risiko yang dapat membebani APBN di masa mendatang. 

Melalui berbagai langkah yang dilakukan, pemerintah ingin memastikan bahwa kondisi fiskal tetap stabil meskipun penerimaan pajak mengalami tekanan. Dengan demikian, kebijakan yang ditempuh bukan hanya merespons kondisi saat ini tetapi juga menyiapkan pondasi yang lebih kokoh untuk masa depan.

Terkini