Mendikdasmen Tegaskan Sekolah Wajib Sediakan Toilet untuk Penyandang Disabilitas

Kamis, 04 Desember 2025 | 10:29:48 WIB
Mendikdasmen Tegaskan Sekolah Wajib Sediakan Toilet untuk Penyandang Disabilitas

JAKARTA - Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) mulai menekankan pentingnya fasilitas sekolah yang inklusif dan ramah bagi murid disabilitas. 

Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Abdul Mu’ti, menyampaikan bahwa setiap pembangunan toilet baru di sekolah wajib menyediakan bilik khusus bagi murid berkebutuhan khusus.

“Semua toilet baru yang dibangun kalau ada tiga bilik dalam toilet itu, satu bilik adalah untuk mereka yang berkebutuhan khusus. Dan ini sudah kita mulai pada tahun 2025,” ujar Mendikdasmen. 

Langkah ini menjadi bagian dari upaya pemerintah untuk menciptakan lingkungan sekolah yang aman, nyaman, dan menyenangkan bagi semua murid, termasuk anak-anak dengan kebutuhan khusus.

Dengan kebijakan ini, sekolah diharapkan tidak hanya menyediakan fasilitas fisik, tetapi juga mencerminkan komitmen terhadap kesetaraan dan inklusi. Penerapan toilet disabilitas diharapkan menjadi simbol nyata penghormatan terhadap hak anak-anak disabilitas, sekaligus mencegah ketimpangan akses di lingkungan pendidikan.

Upaya Mencegah Perundungan di Sekolah

Abdul Mu’ti menekankan pentingnya mengakhiri praktik perundungan terhadap murid disabilitas. Menurutnya, selama ini anak-anak berkebutuhan khusus sering menjadi korban bullying, baik verbal maupun fisik. Dengan menghadirkan fasilitas yang sesuai dan lingkungan yang aman, diharapkan perundungan dapat diminimalkan.

“Seringkali mereka yang menjadi korban perundungan adalah anak-anak yang berkebutuhan khusus, dan itu tidak boleh terjadi lagi di masa-masa yang akan datang,” ungkap Mendikdasmen. Ia menambahkan bahwa pembangunan budaya sekolah yang humanis menjadi salah satu fokus pemerintah.

Melalui berbagai kebijakan, Kemendikdasmen berupaya menanamkan nilai inklusivitas sejak dini. Lingkungan sekolah yang menghormati perbedaan diyakini dapat membentuk karakter murid yang lebih empatik, menghargai sesama, dan sadar akan keberagaman.

Selain fasilitas fisik, kesadaran publik terhadap anak-anak disabilitas juga menjadi perhatian penting. Pemerintah ingin masyarakat menghargai potensi dan bakat mereka, yang bahkan bisa lebih menonjol dibandingkan anak-anak lain. Kesadaran ini diharapkan menjadi fondasi budaya inklusif yang lebih luas di masyarakat.

Penguatan Kesadaran Publik dan Pendidikan Inklusif

Abdul Mu’ti menekankan bahwa setiap anak memiliki hak yang sama untuk memperoleh pendidikan yang layak dan berkualitas. Sekolah bukan sekadar tempat belajar, tetapi juga ruang sosial yang memfasilitasi pertumbuhan karakter dan bakat murid.

“Kita berusaha melalui Permendikdasmen membangun budaya sekolah yang lebih humanis, yang memanusiakan semua insan pendidikan yang ada di dalamnya, termasuk anak-anak yang berkebutuhan khusus,” katanya. 

Dengan pendekatan ini, diharapkan anak-anak disabilitas dapat belajar tanpa hambatan, merasa diterima, dan mendapatkan kesempatan yang setara dengan murid lain.

Langkah ini juga diharapkan meningkatkan kepedulian guru, orang tua, dan murid lainnya terhadap keberadaan anak-anak berkebutuhan khusus. Kesadaran publik yang tinggi diyakini dapat mengurangi diskriminasi, memperkuat solidaritas, dan mendorong terciptanya suasana belajar yang lebih aman.

Fasilitas, Hak, dan Kesetaraan Anak Disabilitas

Penerapan toilet ramah disabilitas di sekolah menjadi salah satu contoh nyata pemenuhan hak anak berkebutuhan khusus. Selain menyediakan fasilitas fisik, program ini bertujuan untuk membangun kesetaraan, memberikan rasa aman, dan mendukung pengembangan potensi anak secara maksimal.

Abdul Mu’ti menekankan bahwa anak-anak disabilitas adalah anugerah yang harus dihargai, dan pelayanan pendidikan yang layak adalah bagian dari hak mereka. Pemerintah berharap semua sekolah menerapkan standar ini sehingga setiap anak merasa diterima dan dihargai.

Ke depannya, kebijakan ini diharapkan tidak hanya mengubah infrastruktur, tetapi juga membentuk budaya sekolah yang inklusif, mencegah perundungan, dan menumbuhkan rasa empati di antara semua murid. 

Dengan demikian, pendidikan menjadi sarana untuk memanusiakan semua anak, menghargai keberagaman, dan menyiapkan generasi yang peduli terhadap sesama.

Terkini